"Bila tidak, pengusaha tidak akan dapat menyerap TBS petani yang berlanjut terhadap tertahan rendahnya harga TBS," kata Arief.
Stok CPO yang melimpah tersebut akibat dampak dari berubah-ubahnya kebijakan pemerintah terhadap industri minyak sawit, khususnya dalam rangka stabilisasi harga minyak goreng.
Dengan banyaknya kebijakan pemerintah dalam enam bulan terakhir membuat stok minyak sawit nasional melimpah.
"Biasanya 3 juta ton sekarang pada Juli 8,1 juta ton. Ini yang membuat harga minyak sawit internasional turun," ujarnya.
Baca Juga: Cerita Horor Kisah Nyata! Tragedi Paiton Kecelakaan Truk vs Bus Pariwisata, 54 Orang Tewas Terbakar
Menurut dia, angka ini mencapai ambang batas yang tak bisa bergerak, overstock, mencapai 8,1 juta ton sehingga harus segera dikeluarkan
Jika tidak, maka harga TBS petani tidak akan meningkat secara signifikan agar naik ke Rp 1.600 per kilogram sesuai rekomendasi Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Sehingga harga minyak goreng dalam negeri tetap terjaga dan dampak ke petani akan sulit untuk bisa mengcover biaya-biaya yang harus dikeluarkan petani plasma sawit, khususnya seperti biaya pupuk, biaya perawatan serta pembayaran kredit di bank.
Arief menuturkan, dengan skema Domestik Market Obligation (DMO) dan Persetujuan Ekspor (PE), ia memperkirakan volume ekspor CPO pada Juli dan Agustus hanya bisa tercapai di angka 1,89 juta ton dan 1,9 juta ton.
Baca Juga: Nonton dan Download Classroom of The Elite Season 2 Episode 5 Lengkap Sub Indo. Rilis 1 Agustus 2022