Rusia Lebih Dulu Melakukan Gelombang Serangan Cyber Sebelum Menyerang Ukraina Secara Fisik

24 Februari 2022, 14:05 WIB
Rusia Lebih Dulu Melakukan Gelombang Serangan Cyber Sebelum Menyerang Ukraina Secara Fisik /Foto: REUTERS/DADO RUVIC/

JURNAL MEDAN - Rusia lebih dulu melakukan gelombang serangan cyber/siber ke Ukraina sebelum melakukan invasi skala penuh menyerang infrastruktur militer dan tentara perbatasan Ukraina, Kamis, 24 Februari 2022.

Beberapa situs web pemerintah Ukraina mengalami down setelah serangan cyber/siber pada Rabu, 23 Februari 2022.

Seorang pejabat Ukraina mengkonfirmasi di Telegram bahwa situs web bank di negara tersebut juga terpengaruh akibat serangan cyber/siber kemarin.

Baca Juga: Sikap Anjing Ketika Mendengar Adzan Dikumandangkan, UAS: Menggonggong, Karena Mereka Lihat Setan Pada Kabur

Menteri Transformasi Digital Ukraina, Mykhailo Fedorov mengatakan serangan cyber yang mengakibatkan gangguan tersebut dimulai sekitar pukul 4 sore waktu setempat.

"Adalah serangan DDoS massal (distributed denial-of-service) yang menargetkan beberapa situs web negara termasuk parlemen, kementerian luar negeri, dan kementerian pertahanan," ujar Mykhailo Fedorov.

Serangan pada hari Rabu merupakan lanjutan dari gelombang terbaru serangan siber terhadap situs web pemerintah Ukraina. 

Pekan lalu, seorang pejabat tinggi Gedung Putih mengatakan bahwa peretas pemerintah Rusia diduga berada di balik serangan cyber yang menargetkan Kementerian Pertahanan Ukraina dan bank lokal di negara tersebut.

Baca Juga: Imam di Amerika Ini Curiga Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Tiba-tiba Atur Toa Masjid: Untuk Tutupi Masalah?

Wakil penasihat keamanan nasional Gedung Putih untuk cyber dan teknologi baru, Anne Neuberger, mengatakan peretas yang bekerja dengan direktorat intelijen militer Rusia (GRU) diyakini bertanggung jawab atas serangan DDoS yang dilaporkan di Ukraina pekan lalu.

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki AS belum memastikan  serangan DDoS hari Rabu dilakukan Rusia, tetapi mengatakan serangan itu "konsisten dengan jenis aktivitas yang akan dilakukan Rusia dalam upaya untuk mengacaukan Ukraina."

"Kami akan bergerak cepat dengan urgensi untuk menilai sifat dan tingkat (serangan) ini, langkah apa yang perlu diambil," kata Psaki.

Pemerintahan Biden diketahui juga berhubungan dengan pejabat Ukraina mengenai kebutuhan keamanan siber.

Baca Juga: Roy Suryo dan KPI Bakal Laporkan Menag Yaqut Cholil Qoumas Buntut Samakan Suara Adzan dengan Gonggongan Anjing

"Operasi cyber seperti yang saat ini kita saksikan di Ukraina, akan tetap ada,” kata Melissa Griffith, pakar inovasi sains dan teknologi The Wilson Center.

Griffith menambahkan bahwa serangan siber baru-baru ini hanyalah satu elemen dari serangkaian masalah keamanan nasional yang jauh lebih besar dan mendesak.

Sebelumnya AS bersama dengan sekutunya telah menanggapi langkah Rusia dengan sanksi ekonomi terhadap bank dan bisnis negara tersebut. ***

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler