Rusia Ancam Facebook karena Dinilai 'Meracuni', Dampaknya Langsung Terasa, Pengguna Keluhkan Akses

27 Februari 2022, 02:26 WIB
Rusia Ancam Facebook karena Dinilai 'Meracuni', Dampaknya Langsung Terasa, Pengguna Keluhkan Akses /ANTARA/Shutterstock/pri./

JURNAL MEDAN - Pengguna Facebook dan Instagram maupun media sosial di Rusia dan Ukraina mulai keluhkan akses gara-gara perang dua negara tersebut

Media sosial dinilai dapat meracuni masyarakat secara efektif seperti Rusia yang berang dengan penggunaan kata-kata invasi oleh media Barat.

Pada Jumat 25 Februari Rusia ancam Facebook dengan mengumumkan akan membatasi sebagian akses ke media sosial seperti Facebook dan Instagram.

Baca Juga: Presiden Ukraina Sampaikan Salam Perpisahan Kepada Rakyatnya Melalui Sebuah Video, Begini Isi Pesannya!

RIA Novosti, kantor berita milik Rusia, melaporkan bahwa pejabat Rusia telah memutuskan untuk menyebut Facebook 'terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan kebebasan'.

Pejabat Rusia juga menyebut platform Facebook tersebut telah berbuat tak adil dengan 'menyensor' outlet media pendukung Rusia.

Laporan itu tidak merinci secara pasti bagaimana pembatasan terhadap Facebook yang dilakukan Rusia.

Lebih lanjut, pejabat Rusia mengancam, jika Facebook tidak 'menghilangkan pelanggaran' terkait konten Rusia, maka pejabat Rusia menyebut akses Facebook bisa terancam sepenuhnya.

Baca Juga: Taliban Netral, Minta Rusia dan Ukraina Menyelesaikan Krisis Melalui Cara Damai

Facebook menanggapi pembatasan itu sebagai tanggapan terhadap platform media sosial yang menolak untuk mematuhi perintah Rusia, terutama untuk menghentikan pengecekan fakta outlet media milik negara.

"Kemarin, otoritas Rusia memerintahkan kami untuk menghentikan pemeriksaan fakta independen dan pelabelan konten yang diposting di Facebook oleh empat organisasi media milik negara Rusia.  Kami menolak. Akibatnya, mereka telah mengumumkan bahwa mereka akan membatasi penggunaan layanan kami," kata Presiden Meta Urusan Global Nick Clegg dilansir The Hill.

Menurut Clegg, orang Rusia biasa menggunakan Facebook untuk mengekspresikan diri dan mengatur tindakan.

"Kami ingin mereka terus membuat suara mereka didengar, membagikan apa yang terjadi, dan mengatur melalui Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Messenger," ujar Clegg.

Baca Juga: Raksasa Media Sosial Milik Barat Mulai Menghukum Rusia, TikTok Milik China Aktifkan Akun Milik Pendukung Putin

Menurut Meta (induk perusahaan Facebook), platform tersebut memberikan transparansi yang lebih besar ke outlet media yang dikendalikan negara Rusia.

Alasan karena Facebook menggabungkan pengaruh organisasi media dengan dukungan negara.

Menurut Clegg, gerai media yang dikendalikan negara memenuhi syarat untuk pengecekan fakta di platform, seperti juga gerai lainnya.

Pembatasan ini dilakukan ketika Rusia melakukan operasi militer di Ukraina lebih intensif. Langkah ini dikutuk secara luas oleh para pemimpin dunia Barat, termasuk Presiden AS, Joe Biden.

Baca Juga: Rusia Lebih Dulu Melakukan Gelombang Serangan Cyber Sebelum Menyerang Ukraina Secara Fisik

Facebook pada Kamis 24 Februari 2022 mengumumkan telah mendirikan Pusat Operasi Khusus untuk memantau situasi perang Rusia vs Ukraina.

Platform ini juga meluncurkan fitur baru di Ukraina yang memungkinkan pengguna mengunci profil mereka sebagai lapisan keamanan tambahan. ***

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler