JURNAL MEDAN - Ledakan keras yang mengguncang Riyadh, Arab Saudi, pada Selasa 26 Januari 2021 waktu setempat, belum diketahui penyebabnya. Termasuk siapa pelaku ledakan.
Namun, berdasarkan hasil kesaksian, beberapa pihak menduga itu bukan ledakan bom. Melainkan suara ledakan dari rudal yang berhasil diredam oleh sistem pertahanan udara Saudi. Jadi, ledakan itu kemungkinan suara ledakan rudal di udara yang dihantam oleh sistem pertahaan.
Dugaan sementara ini cukup beralasan, karena tiga hari yang lalu pihak keamanan Saudi berhasil mencegat dan menembak jatuh sebuah proyektil yang bergerak menuju Riyadh.
Baca Juga: Pelaku Curanmor di Medan Berhasil Dibekuk Polisi Berkat GPS yang Terpasang di Motor Korban
Baca Juga: Ledakan Keras Guncang Riyadh, Saksi Mata: Rumah Kami Sampai Bergetar
Otoritas Saudi sendiri belum memberikan keterangan resmi tentang pelaku penembakan proyektil tiga hari yang lalu itu. Sementara kelompok Houthi, yang selalu berival dengan Saudi, menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam serangan tersebut.
Ini bukan pertama kalinya serangan rudal mengarah ke wilayah Saudi. Pada 28 Maret 2020, pertahanan udara Saudi pernah mencegat rudal balistik di atas Riyadh dan Jizan, sebuah kota di sepanjang perbatasan Yaman. Dalam kejadian ini, dua warga sipil terluka.
Pada 14 Juni 2019, keamanan Saudi berhasil mencegat lima perangkat drone yang mengancam bandara di barat daya wilayah mereka. Pesawat tak berawak itu dilaporkan menargetkan Bandara Abha.
Baca Juga: Fiki Naki Bilang Akan Segera Berangkat ke Kazakhstan, Jemput Dayana?