Xi Jinping Ketar-Ketir, Jumlah Umat Kristen China Diprediksi Jadi yang Terbesar Dalam 10 Tahun Mendatang

- 27 Januari 2021, 11:57 WIB
Presiden China Xi Jinping
Presiden China Xi Jinping /Instagram/@realxijinping

 


JURNAL MEDAN - Belum selesai dengan kasus muslim Uighur, Presiden China Xi Jinping dikabarkan tengah mewaspadai pertumbuhan pesat umat Kristen di negaranya. Saat ini, terdapat 97 juta penganut Kristen di China. Dalam 10 tahun ke depan, jumlahnya diperkriakan menembus 300 juta orang.

Prediksi ini pernah disampaikan Fenggang Yang, seorang profesor sosiologi di Universitas Purdue dan penulis buku 'Agama di China: Kelangsungan Hidup dan Kebangkitan di bawah Pemerintahan Komunis'.

"Dari penghitungan saya, dalam waktu dekat ini, China akan menjadi negara Kristen terbesar di dunia. Ini akan terjadi kurang dari satu generasi," kata Yang sebagaimana dilansir the Telegraph.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Rabu 27 Januari 2021: Jangan Lewatkan Lanjutan Ikatan Cinta Hingga Dunia Terbalik

Baca Juga: Bela Palestina, Presiden AS Joe Biden Akan Kembalikan Bantuan yang Dulu di Stop Trump

Menurut prediksi Fenggang, tidak banyak orang siap dengan perubahan yang sangat dramatis itu.

"Total penduduk warga Kristen di China, termasuk Katolik, akan membengkak ke sekitar 247 juta orang para 2030," kata Yang.

Yang menegaskan bahwa pendiri Republik China, Mao Zedong, telah salah perhitungan. Mao gagal untuk mengubur agama.

"Mao berpikir dia bisa menghilangkan agama. Dia pikir dia sudah mencapai ini. Ini ironis bukan. Mereka benar-benar gagal sama sekali," kata Yang.

Hasil riset lembaga Pew juga menunjukkan bahwa warga Kristen Protestan di China naik drastis dan akan melampui negara-negara besar, seperti Amerika Serikat dan Brazil.

Baca Juga: Mardani Ali Sera Kenalkan Logo Baru PKS ke Anies, Gubernur: Warna Cerah, Artinya Bawa Cahaya

Baca Juga: Abu Janda Trending Usai Ambroncius Nababan Jadi Tersangka, Roy Suryo: Wajar, Ujarannya Menyinggung Umat Islam

Pada 2010, warga Protestan di China berjumlah 58 juta orang. Angka ini lebih tinggi dari Brazil yang berjumlah 40 juta warga. Pada tahun 2025, warga Kristen China diperkirakan mencapai 160 juta orang, dan akan melampaui Amerika Serikat.

Laporan Pew juga menunjukkan pada tahun 2010, terdapat 23 juta anggota dari gereja terdaftar di China, yakni Tiga Gerakan Patriotik. Pew juga memperkirakan tambahan 35 juta orang Kristen di China telah berafiliasi dengan gereja-gereja tidak terdaftar pada 2010.

Pertumbuhan pesat inilah yang membuat Xi Jinping sangat khawatir. Hal ini disampaikan Direktur Riset Strategis di organisasi amal Kristen Open Doors, Ron Boyd-MacMillan. Menurut MacMillan, Xi Jinping ketar-ketir dengan pesatnya penambahan umat Kristen di China.

Baca Juga: Bacakan Sumpah Sesuai Agamanya! Jenderal Listyo Sigit Prabowo Resmi Dilantik Jadi Kapolri

Baca Juga: Said Didu Bikin Polling Soal Wakaf, Salurkan Langsung ke Penerima atau Lewat Pemerintah? Hasilnya Mengejutkan

“Pemerintah China mengawasi umat Kristen karena jumlah pertumbuhannya sangat pesat. Mereka khawatir umat Kristen akan berani melaksanakan pemberontakan pada Pemerintahan Xi Jinping,” kata Ron.

Menurut laporan VOA News (20/10/2020), Partai Komunis China mensensor teks agama dan buku yang dianggap subsversif, termasuk literatur yang didistribusikan oleh kalangan Krsitiani.

China Aid, lembaga sipil Kristen yang fokus untuk meningkatkan kesadaran beragama di China, salah satu bentuk sensornya adalah menghilangkan kata 'Christ' (kristus) dan 'Jesus' dari sejumlah publikasi, termasuk jaringan media sosial.

Jadi, pemerintah China melakukan sensor terhadap kata Jesus dan Kristus. Untuk menghindari sensor online, kalangan Kristiani disana telah mengganti kata-kata yang sensitif itu. Kata itu diganti oleh 'JD' dan 'YS'.

 

Editor: Sunardi Panjaitan

Sumber: The Telegraph


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x