5 Aktifitas Aung San Suu Kyi 21 Tahun Jadi Tahanan Rumah: Salah Satunya Meditasi

- 1 Februari 2021, 13:44 WIB
Aung San Suu Kyi kembali menjadi pemimpin Myanmar, semakin melebar jurang pemisahan antara kaum minoritas seperti Rohingya
Aung San Suu Kyi kembali menjadi pemimpin Myanmar, semakin melebar jurang pemisahan antara kaum minoritas seperti Rohingya /REUTERS

 

JURNAL MEDAN - Secara mengejutkan, militer Myanmar melakukan kudeta. Pemimpin dan tokoh utama pro demokrasi negara itu, Aung San Suu Kyi ditahan oleh pihak militer. Namun, hingga kini belum diketahui lokasi penahanannya. Apa saja yang biasa dilakukan oleh Aung San Suu Kyi saat jadi tahanan rumah?

Ini bukan pertama kalinya San Suu Kyi ditahan. Pejuang pro demokrasi ini pernah menjalani tahanan rumah selama 21 tahun. Tepatnya sejak tahun 1989-2010. Selama itu, ia hanya ada di dalam rumahnya saja, tidak boleh keluar. Kala itu, militer menolak kemenangan partai pimpinan San Suu Kyi dan langsung menahannya.

San Suu Kyi pernah mengisahkan hidupnya selama masa penahanan rumah kepada London's The Times . Ia mengaku sebenarnya tidak ada yang baru dan aneh dengan hal itu. Ia hanya menjalani semuanya apa adanya, layaknya seorang penghuni rumah.

Baca Juga: Pasca Ditahan Militer, Profil Aung San Su Kyi di Wikipedia Berubah, Begini Jadinya!

Baca Juga: Sekali Lagi! Super Junior Tunda Comeback, Ada Apa?

"Saya berada di rumah saya sendiri. Apa yang saya lakukan? Saya cuma duduk di rumah saya. Dan saya kebetulan memang bukan orang yang sering ke luar rumah. Saya tipe orang yang suka berlama-lama di rumah. Jadi, itu bukan masalah besar bagi saya," kata San Suu Kyi, sebagaimana dilansir News.com.au, Senin 1 Februari 2021.

San Suu Kyi menegaskan bahwa ia tidak mengalami penderitaan selama masa penahanan itu.

Apa saja aktifitas yang ia lakukan selama itu? San Suu Kyi menceritakan, aktifitas rutin yang biasa ia lakukan adalah mendengarkan musik, bermeditasi, membersihkan rumah, membaca dan mendengarkan radio.

San Suu Kyi kemudian menyampaikan pandangannya tentang perjuangan menegakkan demokrasi di Myanmar. Menurutunya, perjuangan itu tak bisa dilakukan oleh dirinya seorang diri. Butuh dukungan dari semua rakyat Myanmar.

Halaman:

Editor: Sunardi Panjaitan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x