China Desak PBB Tidak Hadiri Pertemuan untuk Bahas Muslim Uighur di Jerman, Ini Alasannya!

- 9 Mei 2021, 15:35 WIB
Bendera China
Bendera China /Foto: Pixabay/SW1994/

JURNAL MEDAN - Negeri Tirai Bambu yakni China mendesak seluruh negara yang tergabung dalam anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk tidak menghadiri pertemuan yang direncanakan oleh Jerman, Amerika Serikat dan Inggris tentang penindasan terhadap muslim Uighur dan minoritas lainnya di Xinjiang.

"Acara ini bermotivasi politik. Kami meminta perwakilan Anda untuk tidak berpartisipasi dalam acara anti China ini," demikian catatan yang dibuat oleh perwakilan China di PBB seperti dilansir Reuters pada Jumat 7 Mei 2021 yang dikutip Jurnal Medan,  Minggu, 9 Mei 2021.

China menuding pihak penyelenggara acara tersebut, ingin memanfaatkan masalah hak asasi manusia (HAM) sebagai alat politik guna mencampuri urusan dalam negerinya seperti Xinjiang.

Baca Juga: 6 Fakta Menarik Tentang Ratu Rizky Nabila, Salah Satunya Sedang Tempuh Studi Master

"Mereka terobsesi untuk memprovokasi konfrontasi dengan China," demikian isi catatan itu.

Perwakilan China di PBB juga menambahkan bahwa peristiwa provokatif hanya dapat menyebabkan lebih banyak konfrontasi.

Diketahui, Duta besar Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris akan berpidato pada acara yang akan berlangsung secara virtual pada hari Rabu pekan depan, 12 Mei 2021, bersama dengan Direktur Eksekutif Human Rights Watch Ken Roth dan Sekretaris Jenderal Amnesty International Agnes Callamard.

Berdasarkan undangan yang disebarkan ke anggota PBB, tujuan dari acara tersebut adalah untuk membahas bagaimana sistem PBB, negara anggota, dan masyarakat sipil dapat mendukung dan membela hak asasi manusia para anggota komunitas etnis Turki di Xinjiang.

Baca Juga: Ratu Rizky Nabila Pantau Alfath Fathier dari Jauh, Mau Dilaporin ke Polisi?

Negara-negara Barat dan kelompok hak asasi menuduh pihak berwenang di Xinjiang menahan dan menyiksa orang Uighur di kamp-kamp, yang oleh AS disebut sebagai genosida. Pada Januari, Washington melarang impor kapas dan produk tomat dari Xinjiang atas tuduhan kerja paksa.

Halaman:

Editor: Ahmad Fiqi Purba

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x