JURNAL MEDAN - Jurnalis senior Al Jazeera Givara Budeiri diperlakukan kasar oleh tentara Israel saat ditangkap di tengah peliputan demonstrasi di lingkungan Sheikh Jarrah, Yerusalem, Sabtu 5 Juni 2021.
Dalam sebuah video di situs Al Jazeera, diperlihatkan detik-detik saat Givara Budeiri ditangkap tentara Israel ketika sedang bertugas, kemudian digiring ke dalam sebuah mobil.
Penangkapan dan perlakuan kasar terhadap Budeiri membuat insan pers dan organisasi/lembaga kebebasan berpendapat mengutuk aksi pihak keamanan Israel tersebut.
Baca Juga: Meksiko Gelar Pemilu Hari Ini 6 Juni 2021, Sebelum Pemilihan 89 Politisi Tewas Dibunuh
"Mereka tiba-tiba datang dari mana-mana. Mereka menendang saya dan saat berada di dalam mobil saya ditendang dan dipukul," ujar Budeiri yang dibebaskan otoritas Israel setelah ditahan beberapa jam.
Budeiri ditugaskan di Sheikh Jarrah untuk melaporkan aksi pendudukan Israel yang menandai peringatan 54 tahun Naksa (kemunduran).
Naksa adalah sebuah istilah yang digunakan orang Palestina untuk menggambarkan pendudukan Israel atas Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Jalur Gaza sejak tahun 1967.
Sheikh Jarrah telah menjadi pusat demonstrasi selama beberapa pekan untuk mendukung keluarga Palestina yang diusir. Pengusiran dilakukan untuk memberi jalan bagi pemukim Yahudi mencaplok wilayah tersebut.
Budeiri telah bekerja sebagai jurnalis Al Jazeera sejak tahun 2000. Saat ditangkap dan digiring keamanan Israel, dia mengenakan jaket antipeluru bertanda "Press" dan memegang kartu Kantor Pers Pemerintah Israel (GPO).
Kepada media Budeiri mengatakan dirinya "diperlakukan sebagai kriminal" selama dibawa ke kantor polisi dan dilarang melepas jaket antipelurunya yang berat, matanya juga ditutup.
Polisi Israel mengatakan Budeiri telah menendang seorang polisi wanita lsrael. Tuduhan itu kemudian dibantahnya dengan keras karena ia sedang bertugas. ***