Rusia Hanya Butuh Waktu 1 Jam 22 Menit Melumpuhkan Persenjataan dan Infrastruktur Militer Ukraina

- 24 Februari 2022, 14:49 WIB
Rusia Hanya Butuh Waktu 1 Jam 22 Menit Melumpuhkan Persenjataan dan Infrastruktur Militer Ukraina
Rusia Hanya Butuh Waktu 1 Jam 22 Menit Melumpuhkan Persenjataan dan Infrastruktur Militer Ukraina /pexels.com/Pixabay

JURNAL MEDAN - Rusia dikabarkan berhasil melumpuhkan semua persenjataan militer Ukraina saat melakukan invasi skala penuh menyerang infrastruktur militer dan tentara perbatasan Ukraina, Kamis, 24 Februari 2022.

Invasi tersebut hanya membutuhkan waktu 1 jam 22 menit sehingga membuat Ukraina tidak bisa melakukan apapun.

Akun Twitter @ASBMilitary yang menyampaikan peperangan Rusia vs Ukraina secara langsung pada Kamis 24 Februari 2022 berkicau tentang hal tersebut.

Baca Juga: Rusia Lebih Dulu Melakukan Gelombang Serangan Cyber Sebelum Menyerang Ukraina Secara Fisik

Akun @ASBMilitary kerap menginformasikan tentang informasi militer dan analisis tentang peperangan dan pertahanan di berbagai wilayah dunia.

"Infrastruktur militer, fasilitas pertahanan udara, lapangan udara militer, dan penerbangan tentara Ukraina telah dinonaktifkan oleh senjata presisi tinggi," tulis akun tersebut, Kamis, 24 Februari 2022.

Sebelumnya melakukan invasi, Rusia lebih dulu melakukan gelombang serangan cyber ke Ukraina lalu kemudian  menyerang infrastruktur militer dan tentara perbatasan Ukraina, Kamis, 24 Februari 2022.

Beberapa situs web pemerintah Ukraina mengalami down setelah serangan cyber pada Rabu, 23 Februari 2022.

Baca Juga: Profil Geert Wilders, Politikus Belanda Anti Islam, Pembuat Film Fitna dan Mendukung Kartun Nabi Muhammad

Seorang pejabat Ukraina mengkonfirmasi di Telegram bahwa situs web bank di negara tersebut juga terpengaruh akibat serangan cyber kemarin.

Menteri Transformasi Digital Ukraina, Mykhailo Fedorov mengatakan serangan cyber yang mengakibatkan gangguan tersebut dimulai sekitar pukul 4 sore waktu setempat.

"Adalah serangan DDoS massal (distributed denial-of-service) yang menargetkan beberapa situs web negara termasuk parlemen, kementerian luar negeri, dan kementerian pertahanan," ujar Mykhailo Fedorov.

Serangan pada hari Rabu merupakan lanjutan dari gelombang terbaru serangan siber terhadap situs web pemerintah Ukraina. 

Baca Juga: JANGAN COBA-COBA! China Larang Warganya Pamer Harta di Media Sosial. Alasannya Menyentuh

Pekan lalu, seorang pejabat tinggi Gedung Putih mengatakan bahwa peretas pemerintah Rusia diduga berada di balik serangan cyber yang menargetkan Kementerian Pertahanan Ukraina dan bank lokal di negara tersebut.

Wakil penasihat keamanan nasional Gedung Putih untuk cyber dan teknologi baru, Anne Neuberger, mengatakan peretas yang bekerja dengan direktorat intelijen militer Rusia (GRU) diyakini bertanggung jawab atas serangan DDoS yang dilaporkan di Ukraina pekan lalu.

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki AS belum memastikan  serangan DDoS hari Rabu dilakukan Rusia, tetapi mengatakan serangan itu "konsisten dengan jenis aktivitas yang akan dilakukan Rusia dalam upaya untuk mengacaukan Ukraina."

"Kami akan bergerak cepat dengan urgensi untuk menilai sifat dan tingkat (serangan) ini, langkah apa yang perlu diambil," kata Psaki.

Baca Juga: Kim Jong Un Perintahkan Rakyatnya Tidak Tertawa Selama 11 Hari Kedapan Karena Hal Ini

Pemerintahan Biden diketahui juga berhubungan dengan pejabat Ukraina mengenai kebutuhan keamanan siber.

"Operasi cyber seperti yang saat ini kita saksikan di Ukraina, akan tetap ada,” kata Melissa Griffith, pakar inovasi sains dan teknologi The Wilson Center.

Griffith menambahkan bahwa serangan siber baru-baru ini hanyalah satu elemen dari serangkaian masalah keamanan nasional yang jauh lebih besar dan mendesak.

Sebelumnya AS bersama dengan sekutunya telah menanggapi langkah Rusia dengan sanksi ekonomi terhadap bank dan bisnis negara tersebut. ***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah