JURNAL MEDAN - Salah satu amalan sunnah yang dianjurkan sebelum Salat Jumat adalah melaksanakan Salat Sunnah dua rakaat.
Namun, melaksanakan salat Sunnah saat khutbah Jumat berlangsung apakah sah. Simak jawaban Ustaz Abdul Somad atau UAS.
Dalam sebuah kajian yang tayang di kanal Youtube Love Islam berjudul "20 Tanya Jawab Bikin Jamaah Tertawa Terus," Ustaz Abdul Somad atau UAS menjawab sah atau tidaknya Salat Sunnah saat Khubat Jumat berlangsung.
Baca Juga: SEDERHANA! Ingin Kaya dan Berkecukupan, Habib Muhammad Al Habsyi Sarankan Baca Ini Tiap Hari
Dalam video tersebut, UAS menjawab pertanyaan seorang jamaah tentang sah atau tidaknya Salat Sunnat yang dilaksanakan saat Khutbah Jumat berlangsung.
Menjawab pertanyaan tersebut, UAS mengutip sebuah peristiwa yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW.
"Suatu ketika Nabi sedang khutbah, Nabi khutbah diatas mimbar. Lantainya tiga," cerita UAS.
Baca Juga: Gagal Menikah Karena Weton Pasangan Tidak Cocok? Simak Penyebabnya Menurut Cak Nun
Saat Nabi Muhammad SAW sedang khutbah, tiba-tiba datang seorang laki-laki dan langsung duduk. Lalu Rasulullah SAW meminta laki-laki tersebut berdiri.
"Qum (berdiri) kata Nabi. Shalli rakataini (sholat dua rakaat). Nabi menyuruh dia berdiri dan salat dua rakaat," cerita UAS.
Setelah laki-laki tersebut melaksanakan salat, Nabi Muhammad SAW melanjutkan khutbahnya.
Baca Juga: Taubat Lagi, Zina Lagi, Taubat Lagi, Apakah Allah Mengampuni? Ini Pencerahan dari Ustaz Adi Hidayat
Lantas UAS menjawab pertanyaan, "Apakah salat laki-laki tersebut sah?. SAH," jawab UAS.
"Andai salat sunnah tersebut tidak sah, Nabi tidak akan meminta laki-laki tersebut melaksanakan Salat Sunnah," lanjut UAS.
"Itu menunjukkan salat orang yang terlambat tersebut sah. Tapi jangan gara-gara itu terlambat terus," tambah UAS.
UAS melanjutkan, Salat Jumat sangat dianjurkan untuk datang lebih awal karena banyak pahalanya.
Baca Juga: WASPADA! Ini 7 Tanda atau Ciri Wanita Dinikahi Jin, Suka Umbar Aurat Menjadi Pemicu Utama
"Ada lima waktu. Siapa yang datang waktu pertama seperti berkorban seekor unta. Datang waktu kedua hari Jumat seperti berkorban seekor sapi," terang UAS.
"Datang waktu ketiga seperti berkorban seekor kambing. Datang waktu keempat seperti berkorban seekor ayam. Dan datang waktu kelima seperti berkorban sebutir telur," ujar UAS.
"Setelah khotib naik mimbar, tutup buku. Sekarang banyak orang, jangankan telur ayam, telur puyuh pun tak dapat," tutup UAS.***