Contoh Naskah Kultum Puasa Ramadhan, Tema: Agar Bisa Menadabburi Al Quran

27 Februari 2022, 11:14 WIB
Ilustrasi. Naskah Kultum Ramadhan /Pixabay/RiZeLLi

JURNAL MEDAN – Berikut contoh naskah untuk kultum puasa Ramadhan dengan tema Agar Bisa Menadabburi Al Quran.

Naskah kali ini dikutip dari laman khotbahjumat.com dan semoga menjadi bahan referensi yang tepat.  

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Kaum muslimin,

Baca Juga: Banyak Bencana Alam Terjadi di Indonesia, Begini Doa Rasulullah Ketika ada Bala

Seseorang yang membaca Alquran itu bertingkat-tingkat keadaannya. Ada yang belum lancar dan terbata-bata. Ada yang sudah lancar tapi tak mampu tadabbur. Dan ada yang membaca dengan tadabbur. Semuanya mendapatkan pahala. Namun yang terbaik adalah yang mampu menadabburi Alquran. Karena tadabbur adalah tujuan Alquran diturunkan. Allah Ta’ala berfirman,

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” [Quran Sad: 29].

Lalu bagaimana agar kita bisa meningkatkan kualitas bacaan kita menjadi bacaan tadabbur?

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat membaca Alquran dengan pelan tanpa tergesa-gesa. Mereka para sahabat membaca 10 ayat. Sebelum beranjak dari 10 ayat tersebut, mereka terlebih dahulu menghafalnya. Kemudian mentadabburinya. Memahami maksudnya. Dan mengamalkan kandungannya.

Baca Juga: Perlunya Klarifikasi dalam Menerima Informasi

Di antara wasilah dan sebab yang bisa mengantarkan kita pada tadabbur adalah

Pertama: mengikhlaskan niat.

Mengikhlaskan niat adalah sesuatu yang pertama dan utama dalam segala hal. Termasuk dalam melatih diri untuk tadabbur Alquran. Dan ikhlas ini sendiri butuh latihan dan perjuangan. Allah Ta’ala berfirman,

“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).” [Quran Az-Zumar: 3]

Membaca Alquran adalah ibadah. Dan ibadah tidak boleh kecuali hanya diperuntukkan kepada Allah. Artinya kita membaca Alquran hanyalah untuk Allah. Bukan mengharap pujian. Bukan pula untuk mencari dunia. Tapi hanya untuk Allah semata.

Baca Juga: Fakta Menarik Isra Mi'raj Rasulullah SAW di Langit Pertama, Terdapat 2 Sungai Dunia Berada di Langit

Kedua: memahami tafsir ayat.

Tasir beda dengan terjemah. Terjemah adalah alih bahasa. Sedangkan tafsir adalah penjelasan dari ayat-ayat. Dan membaca tafsir suatu ayat sangatlah penting. Carilah tafsir-tafsir yang terpercaya. Tafsir yang diterima di tengah umat sejak dulu hingga sekarang. Jauhilah tafsir-tafsir yang ditulis oleh orang-orang yang berpikiran menyimpang.

Bagi masyarakat awam bisa bertanya kepada para ulama, tafsir mana yang diterima di kalangan umat sejak dulu hingga sekarang. Kemudian menjadikannya bacaan harian. Dengan membaca tafsir akan membukakan sesuatu yang sebelumnya tertutup. Karena banyak ayat dalam Alquran yang tidak bisa dipahami hanya dengan mengandalkan terjemah. Walaupun bisa dipahami dengan terjemah, namun pada kitab tafsir ada penjelasan tentang sebab turunnya. Tentang hukum-hukum terkait dengannya.

Ketiga: Mengetahui gramatika dan tata bahasa Arab.

Hal ini memang sedikit sulit dibanding dua wasilah sebelumnya. Namun, rasanya akan sangat sulit seseorang bisa tadabbur dengan mendalam tanpa memahami tata bahasa Arab. Kita mengetahui kisah-kisah orang-orang jahiliyah yang ketika mendengar Alquran mereka langsung tahu bahwa Alquran adalah wahyu. Tapi mereka mengingkarinya.

Baca Juga: Ini Penjelasan Lengkap Soal Kapan Libur Isra Miraj 28 Februari atau 1 Maret 2022

Keempat: menghadirkan keyakinan bahwa Alquran adalah surat untuk kita.

Saat membaca Alquran, kita hadirkan perasaan bahwa ini adalah surat dari Tuhan kita untuk kita. Sehingga setiap pembicaan; perintah dan larangan yang ada di dalam Alquran tertuju kepada kita. Karena sebagian orang, apabila mendengar perintah dan larangan, dia langsung ingat ke orang lain. Perintah ini cocok untuk si fulan. Larangan ini tepat untuk si fulan.

Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, “Apabila engkau mendengar ayat Yaa ayyuhalladzina amanu (Hai orang-orang yang beriman), maka siapkan pendengaranmu. Karena setelahnya akan dibicarakan perintah yang harus engkau kerjakan. Atau larangan yang haru kau tinggalkan.”

Kelima: memiliki rasa penasaran dan keingintahuan yang besar.

Maksudnya, ketika Allah menutup suatu ayat dengan salah satu dari sifat-sifat-Nya, ia bertanya-tanya dan ingin mencari tahu hikmahnya. Mengapa sifat tersebut yang Allah pilih untuk menutup ayat tersebut. Kemudian ia bertanya kepada orang yang berilmu. Atau ia buka buku-buku tafsir.

Keenam: mendengar bacaan orang lain.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat: Tema Perilaku Terpuji Kepada Allah SWT dan Bertetangga yang Diajarkan Rasulullah SAW

Di antara hal yang membantu untuk bisa menadabburi Alquran adalah mendengar bacaan orang lain. Terutama mereka yang memiliki bacaan yang baik dan suara yang indah. Metode seperti ini pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ketujuh: shalat malam.

Khususnya pada cuaca yang nyaman. Seperti di sepertiga malam.

Kedelapan: mengulang-ulang ayat.

Diriwayatkan oleh Nasa’i (hadits, no. 1010) dan Ibnu Majah (hadits no, 1350) dari Abu Dzar radhiallahu ’anhu, dia berkata: “Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat dan membaca ayat sampai pagi secara berulang-ulang. Ayat itu adalah;

 “Jikalau Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hambaMu. (akan tetapi) jikalau Engkau ampuni mereka. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Perkasa lagi Maha bijaksana.” (Dinyatakan hasan oleh Al-Albany dalam Shahih Nasa’i) ***

Editor: Ahmad Fiqi Purba

Tags

Terkini

Terpopuler