Network
JURNAL MEDAN - Mendengarkan berita dari sepihak tentulah hal itu dinilai tidak fair. Apalagi berita yang diterima itu berupa informasi yang memojokkan serta serta mencemarkan nama baik orang yang diberitakan. Sehingga ada istilah 'membersihkan kekotoran diri dengan mengotori orang lain'.
Namun orang yang arif, bijak dan cerdas tentu mereka tidak telan dengan mentah terhadap berita yang diterimanya itu. Pastinya penerima informasi mentelusuri referensi lain tentang persoalan yang sama, kemudian diindentifikasi olehnya.
Lalu bagaimana Islam menyikapi hal ini?. Sebagai agama yang universal mengatur segala aspek kehidupan manusia memberikan tuntunan. Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Surah al-Hujurat ayat ke enam.
Baca Juga: Kenapa Anak Kost Penikmat Indomie Teramat Berduka Atas Wafatnya Ibu Nunuk Nuraini?
(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ إِن جَاۤءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإࣲ فَتَبَیَّنُوۤا۟ أَن تُصِیبُوا۟ قَوۡمَۢا بِجَهَـٰلَةࣲ فَتُصۡبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ نَـٰدِمِینَ)
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."
Ayat di atas sengat jelas memberikan keterangan kepada kita, ketika mendapatkan informasi maka informasi itu harus diteliti terdahulu kebenarannya sehingga kita tidak termasuk orang yang celaka, lalu dengan kecerobohan itu membuat kita menyesal yang tidak ada gunanya lagi.
Baca Juga: Polemik Jilbab: Jilbab Lambang Persatuan Bukan Perpecahan
Berita yang diterima secara sepihak, kemudian dari berita yang diterima secara sepihak itu dapat merubah sikapnya yang berbeda dari sebelumnya, maka hal ini mengindikasikan diri telah terjerumus kepada kehancuran.
