Contoh Naskah Kultum Bulan Ramadhan, Tema: Tugas dan Kewajiban Mukmin di Bulan Ramadhan

6 Maret 2022, 17:15 WIB
Kultum Tema Tugas dan Kewajiban Mukmin di Bulan Ramadhan /pixabay/ograstudio

 

JURNAL MEDAN - Berikut contoh naskah untuk kultum bulan Ramadhan dengan tema Tugas dan Kewajiban Mukmin Di Bulan Ramadhan.

Contoh materi atau naskah kultum bulan Ramadhan kali ini dikutip dari laman Khotabahjumat.com

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Alhamdulilahi rabbil 'alamin, was sholatu wassalamu 'ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a'laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba'du

Pada bulan Ramadhan, seorang Mukmin mempunyai beberapa tugas syar’i. Tugas-tugas ini sudah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui sunnah qauliyah (perkataan) beliau, juga praktek-praktek beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena bulan Ramadhan merupakan musim kebaikan. Nikmat-nikmat Allah Azza wa Jalla yang dianugerahkan kepada para hamba pada bulan ini lebih banyak dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain.

Tugas-tugas ini mencakup banyak persoalan hukum syar’i, yang meliputi seluruh amalan selama satu bulan yang penuh dengan amal kebaikan dan ketaqwaan.

PERTAMA : SHIYAM (PUASA)

Secara umum, shiyam (puasa) memiliki keutamaan yang besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah.

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ هُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلْفَةُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

“Semua amal perbuatan bani Adam adalah kepunyaan bani Adam sendiri, kecuali puasa. Puasa itu kepunyaanKu, dan Aku yang akan memberikan balasan. Maka, demi Dzat yang nyawa Muhammad ada ditanganNya, sungguh di sisi Allah, aroma mulut orang yang sedang berpuasa itu lebih harum daripada minyak kasturi”.

Imam Mazari rahimahullah dalam kitab al Mu’lim Bifawa-idi Muslim (2/41), mengatakan, “Dalam hadits qudsi ini, Allah Azza wa Jalla secara khusus menyebut puasa sebagai “milik-Ku”, padahal semua perbuatan baik yang dilakukan secara ikhlas juga milikNya; karena dalam puasa tidak mungkin (kecil kemungkinan-red) ada riya’, sebagaimana pada perbuatan-perbuatan selainnya. Karena puasa itu perbuatan menahan diri dan menahan lapar, sementara orang yang menahan diri -baik karena sudah kenyang atau pun karena miskin- zhahirnya sama saja dengan orang yang menahan diri dalam rangka beribadah kepada Allah Azza wa Jalla. Niat serta motivasi yang tersimpan dalam hatilah yang memiliki peranan penting dalam masalah ini. Sedangkan shalat, haji dan zakat merupakan perbuatan-perbuatan lahiriyah yang berpotensi menimbulkan riya’ dan sum’ah. Oleh karena itu, puasa dikhususkan sebagai milik Allah sementara yang lainnya tidak.”

Disamping keutamaan yang bersifat umum ini ada keutamaan khusus yang melekat dengan bulan Ramadhan, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang puasa Ramadhan karena iman dan karena ingin mendapatkan pahala, maka dia diampuni dosanya yang telah lewat.” [Muttafaqun ‘alaih]

Dan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.

شَهْرُ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةُ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ صَوْمُ الدَّهْرِ

“Satu bulan sabar (berpuasa Ramadhan) ditambah tiga hari puasa pada setiap bulan, sama dengan puasa satu tahun.” [HR. Ahmad dan selainnya].

Yang dimaksud dengan bulan sabar yaitu bulan Ramadhan. Ibnu Abdil Barr rahimahullah menjelaskan,“Dalam kamus Lisanul Arab, shaum juga bermakna sabar. Allah Azza wa Jalla berfirman.

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. [az-Zumar/39:10]

Abu Bakar Ibnul Anbari mengatakan,”Shaum (puasa) itu dinamakan sabar, karena puasa adalah menahan diri dari makan, minum, berkumpul suami-istri serta menahan diri dari syahwat.”

KEDUA : QIYAMULLAIL (TARAWIH)

Shalat tarawih ini sunnahnya dikerjakan secara berjama’ah selama bulan Ramadhan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ

“Sesungguhnya barangsiapa yang shalat bersama imam sampai imam itu selesai, maka ditetapkan pahala baginya, seperti shalat sepanjang malam.” [HR. Abu Dawud].

Dalam menerangkan keutamaan shalat tarawih ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala, maka dia diampuni dosanya yang telah lewat.” [Muttafaqun ‘alaih].

Petunjuk terbaik tentang jumlah raka’at shalat malam pada bulan Ramadhan atau bulan lainnya, ialah petunjuk yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dari perbuatan beliau, yaitu shalat 11 raka’at. Karena beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam panutan yang sempurna.

KETIGA : SHADAQAH

Kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam paling menonjol pada bulan Ramadhan bila dibandingkan dengan kedermawanan beliau shallallahu ‘alaihi wa salalm pada bulan-bulan yang lain.

Kedermawanan ini mencakup semua arti shadaqah dan semua jenis perbuatan baik. Karena kedermawanan itu banyak memberi dan sering memberi. Dan ini mencakup berbagai macam amal kebajikan dan perbuatan baik.

KEEMPAT : MEMBERIKAN BUKA PUASA KEPADA ORANG YANG BERPUASA

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menganjurkan umatnya untuk melakukannya dan memberitahukan pahala yang sangat besar sebagai hasil yang bisa mereka raih. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Barangsiapa yang memberikan makanan buka puasa kepada orang yang berpuasa, maka dia akan mendapatkan pahala, sebagaimana pahala orang yangberpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa.”

KELIMA : MEMBACA ALQURAN

Bulan Ramadhan, merupakan bulan Alquran, sebagaimana difirmankan oleh Allah Azza wa Jalla.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”.[al-Baqarah/2:185].

Dalam sunnah ‘amaliyah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, terdapat keterangan tentang praktik nyatanya. Jibril Alaihissallam mengajak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertadarus Alquran pada setiap malam bulan Ramadhan [HR. al-Bukhari]. ***

Editor: Ahmad Fiqi Purba

Tags

Terkini

Terpopuler