JURNAL MEDAN - Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang memiliki keistimewaan dengan ganjaran pahala jika beribadah.
Di bulan Dzulhijjah banyak sekali amalan saleh yang memiliki pahala yang berlipat ganda menjelang Idul Adha.
Terdapat beberapa amalan shaleh yang sangat dianjurkan di bulan Dzulhijjah, diantaranya:
1. Puasa Arafah
Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dijalankan pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun Hijriyah.
Puasa arafah dianjurkan bagi umat muslim yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji di Makkah.
Cara melaksanakan puasa Arafah sama seperti puasa sunnah lainnya.
Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
"Puasa arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Puasa asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." - (HR. Muslim no. 1162).
2. Takbir dan Dzikir
Memperbanyak dzikir termasuk bertahlil, bertasbih, beristighfar, bertahmid, bertakbir dan memperbanyak doa merupakan suatu amalan yang dianjurkan pada bulan ini.
Tidak hanya dijalankan pada bulan Dzulhijjah saja, tetapi ibadah ini juga harus dibiasakan dan konsisten pada keseharian hidup kita.
Ibnu Abbas berkata, "Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10 hari pertama Dzulhijah dan juga pada hari-hari tasyriq."
Di riwayat lain, Ibnu Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada 10 hari pertama Dzulhijah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah.
Baca Juga: Disebut Perayaan Hari Makan dan Minum, Ini Alasan Umat Islam Dilarang Puasa di Hari Tasyrik
3. Menunaikan Ibadah Haji dan Umroh
Ibadah haji merupakan salah satu ibadah dari rukun Islam yang kelima.
Hukumnya wajib dikerjakan oleh setiap muslim bagi yang mampu mengerjakan baik secara finansial maupun fisik.
"Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka ia tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." - (QS. Al Baqarah [2]; ayat: 196-197)
4. Berqurban
Hari raya Idul Adha atau sering dikenal dengan hari raya Qurban.
Baca Juga: 3 Amalan dengan Pahala Setara Ibadah Haji dan Umrah, Salah Satunya Rajin Shalat Dhuha
Karena di tanggal 10 Dzulhijjah tersebut, umat Islam berlomba-lomba menyisihkan sebagian hartanya untuk membeli kambing, lembu atau unta yang disembelih setelah shalat hari raya Idul Adha dilaksanakan.
Sebagaimana firman Allah dalam surat al-kautsar yang artinya:
"Dirikanlah shalat karena tuhanmu dan berqurbanlah."
Para Jumhur ulama menafsirkan ayat tersebut dengan berqurbanlah pada hari Idul Adha.
Yang demikian itu merupakan bentuk rasa cinta dan ketaqwaan seorang muslim kepada Allah.
5. Bertaubat (tidak bermaksiat)
Perintah bertaubat dan tidak melakukan maksiat sudah menjadi kewajiban setiap pribadi umat Islam untuk melaksanakan perintah tersebut.
Namun hal serupa ditekankan bagi umat Islam yakni terus bertaubat dari berbagai dosa dan maksiat di awal bulan Dzulhijjah.
Artinya, kita menyibukkan diri di awal bulan Dzulhijjah dengan amal-amal saleh serta meninggalkan kezholiman terhadap sesama.
Sumber: https://dppai.uii.ac.id.***