Bagaimana Hukum Puasa 10 Muharram (Asyura) Tanpa Ikut Puasa di Tanggal 9 (Tasu'ah)?

25 Juli 2022, 21:37 WIB
Bagaimana Hukum Puasa 10 Muharram /pixabay.com

JURNAL MEDAN - Simak hukum puasa Asyura 10 Muharram tanpa ikut melaksanakan puasa Tasu'a di tanggal 9 nya.

Setiap tanggal 10 Muharram umat Islam akan melaksanakan puasa sunah yang dikenal dengan puasa Asyura sedangkan puasa pada 9 Muharram disebut dengan Tasu'a.

Ada keutamaan yang sangat besar bagi yang melaksanakan puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram.

Baca Juga: VIRAL Lord Rangga Hadir di Citayam Fashion Week Diapit Dua Wanita Seksi, Beri Pesan untuk Anies Baswedan

Menurut sejarah, Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam belum pernah melaksanakan puasa Tasu'a yang dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram.

Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam diketahui hanya melaksanakan puasa Asyura yaitu pada 10 Muharram.

Lalu bagaimana hukum puasa 10 Muharram (Asyura) dan 9 Muharram (Tasu'a) tersebut? simak penjelasan berikut berdasarkan beberapa hadis hadis yang dilansir dari laman Rumaysho berikut.

Baca Juga: Full Raw Scan dan Baca Manga Tokyo Revengers Chapter 263 Bahasa Indonesia, Hubungan Takemichi Mikey Terungkap

Dari Abu Qotadah Al Anshoriy, berkata,

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam punya keinginan berpuasa pada hari kesembilan (Tasu’a) sebagaimana disebutkan dalam riwayat berikut.

Baca Juga: KPU Gandeng Komunitas untuk Keamanan Sistem Informasi Pemilu 2024, ICSF Ingatkan Jangan Sembarangan Komunitas

Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan puasa hari ’Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.

“Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan,

Baca Juga: TERUNGKAP, Ternyata Segini Kopda Muslimin Keluarkan Biaya Pada Eksekutor untuk Tembak Rini Wulandari

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

“Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)– kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan,

فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.

“Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim no. 1134).

"Tidaklah makruh melaksanakan puasa Asyura saja yaitu tanggal 10 tanpa diiringi tanggal 9. Namun lebih baiknya dua hari tersebut digabungkan untuk menyelisihi orang Yahudi. Jika tidak sempat tanggal 9 dan 10, maka bisa memilih tanggal 10 dan 11 untuk berpuasa. Karena tujuannya sama, agar puasa Asyura tersebut tidak menyerupai puasa orang Yahudi," (dikutip dari tulisan ustaz Muhammad Abduh Tuasikal di laman Rumaysho).***

 

Editor: Ahmad Fiqi Purba

Tags

Terkini

Terpopuler