Asal Usul Balimau, Tradisi Membersihkan Diri Jelang Ramadan Bagi Masyarakat di Sumut dan Sumbar

- 10 April 2021, 18:02 WIB
Tradisi Balimau
Tradisi Balimau /Dok Jurnal Medan/

JURNAL MEDAN - Salah satu tradisi yang selalu dijalankan oleh masyarakat muslim di Pantai Barat Sumatera khususnya di kawasan Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumut) adalah Balimau.

Tradisi Balimau biasanya dilakukan satu atau dua hari jelang masuknya bulan Ramadan. Masyarakat akan secara bersama-sama mandi ke sungai-sungai yang terdekat.

Dalam perkembangannya, di beberapa Kabupaten/Kota di Sumut dan Sumbar, tradisi Balimau ini menjadi kegiatan wisata masyarakat lokal.

Baca Juga: Mardani Tanggapi Satgas Tagih BLBI Bentukan Jokowi: Jangan Gimmick, Gugatan Perdata Lebih Konkret

Baca Juga: Getaran Gempa 6,7 SR yang Guncang Malang Terasa Hingga ke Situbondo

Baca Juga: 4 Tradisi Unik Masyarakat Sambut Ramadan, Tradisi Pangir Hingga Seribu Bubur Melayu Hanya Ada di Kota Medan

Namun, jika menelisik asal usul Balimau, diketahui tradisi ini merupakan tradisi masyarakat Desa Jada Bahri dan Desa Kimak Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung.

Dalam Buku Mandi Belimau di Dusun Limbung Bangka Belitung yang ditulis Bangtjik Kamaluddin dijelaskan bahwa, mandi balimau ini konon dimulai sejak tahun 1700-an.

Kala itu, seorang bangsawan keturunan Kerajaan Mataram Yogyakarta bernama Depati Bahrein yang menjadi buronan Belanda melarikan diri ke Pulau Bangka.

Depati Bahrein kemudian melakukan ritual mandi pertobatan yang kemudian dicontoh oleh warga sekitar.

Akhirnya, istilah mandi pertobatan ini menjamur ke hampir seluruh Tanah Melayu sebelum memasuki bulan Ramadhan yang dikenal dengan istilah balimau atau bakasai.

Baca Juga: Gempa Guncang Kabupaten Malang, Mardani dan Said Didu: Innalillahi, Semoga Tidak Ada Korban Jiwa

Baca Juga: Wuih, Indonesia Bakal Punya Silicon Valley? Nilainya Rp18 Triliun! Inilah Komentar Kritis dan Kocak Netizen

Balimau, secara harfiah berarti mandi dengan menggunakan limau (jeruk nipis).

Zaman dahulu, warga Minangkabau mandi dengan menggunakan jeruk nipis sebagai pengganti fungsi sabun.

Balimau berarti penekanan makna bahwa ia mandi benar-benar bersih. Itulah yang kemudian dikaitkan dengan ajaran agama Islam, yakni sebagai simbol benar-benar membersihkan diri lahir dan batin menjelang melaksanakan ibadah puasa.

Namun secara umum, esensi balimau sebagai simbol untuk mempersiapkan diri dengan kebersihan ruhani pun bergeser.

Saat ini, balimau lebih dimaknai dengan bertamasya ke tempat-tempat pemandian.***

Editor: Sunardi Panjaitan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x