JURNAL MEDAN - Dalam artikel ini terdapat penjelasan pandangan Islam terhadap Rebo Wekasan, bid'ah kah?
Diketahui, Rebo Wekasan merupakan sebuah tradisi ritual yang dilakukan sebagian masyarakat secara turun temurun setiap Rabu terakhir bulan Shafar.
Kata Rebo Wekasan sendiri diambil dari bahasa Jawa. Rebo artinya hari Rabu dan Wekasan artinya terakhir.
Persepsi sebagian mayarakat tentang Rebo Wekasan bahwa setiap tahun akan turun 320.000 balak, musibah atau bencana, dan itu akan terjadi pada hari Rabu terakhir bulan Shafar.
Dilansir junalmedan.pikiran-rakyat.com dari akun instagram @sedikitnasehat masyarakat yang mempercayai Rebo Wekasan akan mengadakan perayaan makan-makan, lalu berjalan di rumput-rumput dengan keyakinan agar sembuh dari segala penyakit.
Selain itu, mereka juga akan melaksanakan salat tolak balak 4 rakaat yang mana setiap rakaatnya membaca Al-Fatihah, kemudian Al-Kautsar 17kali, Al-Ikhlas 15kali, Al-Falaq dan An-Naas 2 kali.
Baca Juga: Sinopsis Gopi Hari Ini: Pooja Mulai Tunjukkan Rasa Cinta Pada Dhaval, Gopi dan Rashi Mulai Tak Akur
Awal Mula Rebo Wakesan
Dikutip dari tebuireng.online, Rebo Wekasan pertama kali muncul dari anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi (w.1151 H) dalam kitab 'Fathul Malik Al-Majid Al-Mu-Allaf Li Naf’il ‘Abid Wa Qam’i Kulli Jabbar ‘Anid.