Artinya, ketiadaan iman menunjukkan ketiadaan tawakal. Sehingga tawakal dan iman itu adalah sesuatu yang keberadaannya tergabung dalam hati seseorang. Semakin sempurna iman, semakin sempurna tawakal.
Ayyuhal mukminun,
Siapa yang ingin menjadi seseorang yang terkuat, hendaknya dia bertawakal kepada Allah Ta’ala. Karena sesungguhnya Allah memberi jaminan kecukupan bagi orang-orang yang bertawakal. Karena pemenuhan kebutuhan dan kecukupan itu datangnya dari Allah. Dan Dia sendiri yang memberi jaminan bagi orang-orang yang bertawakal. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” [Quran Ath-Thalaq: 3].
Baca Juga: Salat Sunnah Saat Khutbah Jumat Berlangsung, Apakah SAH? Simak Jawaban Ustaz Abdul Somad
Allah akan mencukupi orang-orang yang benar-benar tulus bersandar kepada-Nya dalam segala keadaan. Dalam memperoleh kemanfaatan dan kebaikan. Dan dalam menolak serta mencegah segala keburukan.
Ayyuhal mukminun ibadallah,
Sesungguhnya tidak ada pertentangan antara bertawakal yang benar dengan usaha. Lihatlah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau adalah imamnya orang-orang yang bertawakal. Beliau pun tetap melakukan usaha dan menyuruh umatnya untuk berusaha. Serperti contohnya, beliau memerintahkan umatnya untuk melakukan usaha agar terhindar dan melakukan pencegahan dari penyakit dan wabah.