“Tidaklah musibah itu datang kecuali karena dosa. Dan tidak akan diangkat kecuali dengan taubat.”
Dengan demikian, menurut syariat solusinya adalah bertaubat. Karena itu, selain menjaga 3 M, perlu juga kita semarakkan ajakan taubat dan istighfar di tengah masyarakat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ”
“Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” [HR. Ahmad].
Karena itu, pemerintah hendaknya mengajak dirinya, aparaturnya, dan masyarakat untuk bertaubat. Demikian juga para da’i. dan demikian juga masyarakat secara umum saling mengingatkan akan hal ini. Jangan sampai, kita tidak bertaubat tapi malah menambah maksiat. Rugi sekali yang demikian. Sahabat Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhu berkata,
إن الهلكة كل الهلكة أن يعمل بالسيئات في أوقات البلاء
“Sesungguhnya kebinasaan yang paling binasa adalah seseorang melakukan kemaksiatan di waktu turunnya musibah.”
أَقُوْلُ هَذَا القَوْلَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Demikianlah contoh naskah khutbah Jumat yang bertemakan jalan terbaik saat menghadapi musibah Covid - 19 yang dikutip dari laman khotbahjumat.com, semoga bermanfaat bagi semuanya.***