Naskah Khutbah Jumat Singkat dengan Tema: Beribadah Namun Tertipu di Bulan Ramadhan

- 6 Maret 2022, 20:19 WIB
Ilustrasi Naskah Khutbah Jumat Tema Beribadah Namun Tertipu di Bulan Ramadhan
Ilustrasi Naskah Khutbah Jumat Tema Beribadah Namun Tertipu di Bulan Ramadhan /Pexels/Ahmet polat

JURNAL MEDAN - Di dalam artikel ini tersedia naskah khutbah Jumat singkat dengan tema Beribadah Namun Tertipu di Bulan Ramadhan.

Diharapkan naskah khutbah Jumat ini bisa menjadi referensi untuk para khatib dimanapun berada.

Dilansir dari youtube Zam Chanel inilah khutbah Jumat tema Beribadah Namun Tertipu di Bulan Ramadhan selengkapnya:

Pembuka Khutbah Jumat Pertama
Pembuka Khutbah Jumat Pertama

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Marilah dalam kesempatan yang berbahagia ini, dalam hari yang mulia ini, di bulan yang mulia ini, serta di tempat yang paling mulia di muka bumi ini kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya semampu kita. Karena hanya dengan takwalah kita akan memperoleh kebahagian, kemuliaan di dunia dan akhirat kelak.

Baca Juga: CONTOH Naskah Khutbah Jumat, Tema: Spirit Hijrah di Masa Pandemi

Jamaah shalat Jum'at rahimakumullah

Ramadhan hadir sebagai bulan yang paling istimewa di antara sebelas bulan lainnya. Keistimewaan tersebut terlihat dari dorongan untuk memperbanyak ibadah di bulan suci ini dan janji pelipatgandaan pahala bagi orang-orang yang tekun beribadah kepada Allah. Sebuah bulan yang hari demi harinya, jam demi jamnya, dan menit demi menitnya, detik demi detiknya sangat berharga. Bagaimana tidak bernilai, amal kebaikan sejajar dengan amal berlipat-lipat di luar Ramadhan, amal sunah berpahala seperti fardhu dan berbagai keistimewaan lainnya.

Jamaah shalat Jum'at rahimakumullah

Atas dasar keutamaan ini, tidak heran bila banyak orang berbondong-bondong menunaikan ibadah Ramadhan sebanyak-banyaknya. Mereka tidak hanya menahan makan dan minum, tapi juga menjalankan rutinitas di luar amalan fardhu. Memenuhi masjid, bertadarus Al-Qur'an, dzikir, shalat tarawih, memberi hidangan berbuka puasa, dan amalan-amalan sunnah lainnya.
Tentu sangat menggembirakan menyaksikan gairah baru yang positif seiring dengan tibanya bulan penuh berkah ini. Masyarakat menjadi tampak semakin religius.

Meskipun, kita tahu semangat yang sama tidak dialami oleh semua orang. Tetapi, setidaknya kita melihat gejala perkembangan yang lebih baik setidaknya selama satu bulan. Ramadhan mendorong banyak orang untuk mengubah diri, gemar beramal shalih dan meninggalkan hal-hal buruk. Semoga seluruh amalan tersebut terlaksana atas dasar keimanan yang kokoh sehingga dapat membersihkan kotoran-kotoran masa lalu, sebagaimana sabda Nabi:

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah
Ta’ala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaqun ‘alaih)

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat 2022: Tema Takwa Adalah Kunci Melancarkan Rezeki dan Sukses di Akhirat

Jamaah shalat Jum'at rahimakumullah

Peningkatan intensitas dan frekuensi ibadah adalah hal yang baik. Hanya saja kita perlu seksama agar segenap upaya yang kita curahkan untuk beribadah tidak menguap sia- sia. Karena sebuah ibadah tidak secara otomatis bernilai pahala. Ibadah juga mengandung jebakan-jebakan yang bila seorang hamba tidak hati-hati akan terperosok ke dalamnya. Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali dalam kitab al-Kasyfu wat Tabyin menyebutnya sebagai al-maghrurin (para ahli ibadah yang tertipu).

Menurut Imam al-Ghazali, ketertipuan tersebut karena seorang ahli ibadah keliru dalam menempatkan skala prioritas. Tipuan (ghurur) itu terjadi antara lain ketika seseorang hanyut dalam kesibukan ibadah-ibadah sunnah dan mengabaikan hal-hal yang wajib. Beliau menyatakan:

"Mereka (ahli ibadah yang tertipu) mengabaikan hal-hal fardhu dan menyibukkan diri pada hal-hal sunnah. Kadang mereka tenggelam dalam kesibukkan itu hingga sampai pada perilaku berlebih-lebihan dan permusuhan."

Jamaah shalat Jum'at rahimakumullah

Orang bisa saja sangat bersemangat menjalankan ibadah shalat tahajud dini hari sampai subuh. Tapi jika karena perbuatannya itu ia meninggalkan shalat subuh maka bisa jadi ia sedang tertipu.

Seseorang bisa saja aktif membangunkan sahur orang lain, tapi bila cara-cara yang digunakan mengganggu orang lain, seperti dengan membawa music dangdutan, membawa sound besar yang memekakkan telinga, maka bisa jadi ia juga tertipu. Sebab, ibadah mengajak orang sahur tidak boleh menelantarkan kewajiban kita untuk tidak mengusik ketenteraman orang lain.

Baca Juga: Contoh Naskah Khutbah Jumat Tentang Keutamaan dan Pentingnya Menjaga Salat

Seseorang sibuk soal shalat tarawih, memperdebatkan jumlah rakaatnya yang paling afdhal, menghujat pihak yang tidak sepaham, lalu menimbulkan pertengkaran antarkompok tidak sepaham. Padahal, melaksakan shalat tarawih adalah sunnah, sementara menjaga kerukunan dan persatuan, menjaga ukhuwah adalah wajib.

Jamaah shalat Jum'at rahimakumullah

Seorang terperdaya dengan ibadahnya juga ketika ia terlalu sibuk dengan tampilan luar daripada substansi. Seseorang bertadarus Al-Qur'an, mungkin ia sanggup mengkhatamkannya hanya dalam 3 hari, 7 hari misalkan, menikmati tiap nada lantunan yang diekspresikan. Namun saat hatinya lupa akan makna lafal yang dibaca, hanya berbangga dengan sekian jumlah khatam selama Ramadhan, maka bisa jadi hamba itu sedang tertipu.

Menurut Al-Ghazali, substansi membaca Al-Qur'an adalah meresapi makna di dalamnya, bukan dari lagu atau keindahan suara pembacanya. Dalam ibadah lain pun bisa seperti shalat, sedekah, puasa, zakat, haji, umrah, mengikuti kajian, dan sebagainya. Belum lagi bila ibadah-ibadah itu kemudian tercampuri sifat riya, pamer, bangga diri, ingin dipuji, dan lain-lain.

Jamaah shalat Jum'at rahimakumullah

Namun bukan berarti ibadah-ibadah yang sunnah tidak penting. Justru ibadah sunah salah satu fungsinya adalah menyempurnakan ibadah fardhu. Keterangan al Ghazali tentang ghurur tersebut hendak mengingatkan kita bahwa jangan sampai urusan-urusan sekunder itu membuat kita lalai akan urusan-urusan primer, jangan sampai ibadah sunnah mengantarkan kita untuk mengabaikan ibadah wajib. Idealnya adalah kita sanggup melaksanakan kedua-duanya secara maksimal. Namun jika tidak bisa setidaknya kita tidak mengorbankan hal fardhu, hal substansif demi hal sunah atau hal teknis lainnya.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat yang Sangat Menyentuh, Tema Perjalanan Hidup Kita Menuju Surga Atau Neraka

Semoga Allah menjaga niat ikhlas kita, memberi keberkahan setiap amal kita dalam
mengisi bulan Ramadhan ini. Aamiin ya rabbal ‘alamin.

أَقُوْلُ قَوْلِ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْاللَّهَ الْعَظِيْمِ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Khutbah Jumat Kedua:

Khutbah Jumat Kedua
Khutbah Jumat Kedua

***

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x