Teks Khutbah Jumat Singkat Tentang Makna Musibah, Bala dan Fitnah

- 25 Maret 2022, 11:00 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat Singkat Tentang Makna Musibah, Bala dan Fitnah
Ilustrasi Khutbah Jumat Singkat Tentang Makna Musibah, Bala dan Fitnah /pixabay.com

Ini semua sudah kodrat. Sakit, misalnya karena kemasukan penyakit(bakteri, baksil, virus) atau karena keausan tubuh, juga adalah kodrat. Tua, yang berarti berusia tinggi dan semua fungsi tubuh mulai menurun, juga kodrat yang tidak dapat dilawan. Mati, apalagi, sudah pasti merupakan kodrat yang sama sekali tidak dapat dilawan.

Maka, apa yang disebut “musibah” adalah untuk membangkitkan ingatan tentang perlunya kesadaran terhadap hukum kodrat, yang mau tak mau, suka tidak suka, seuang tidak seuang harus mengakui akan datangnya hukum kodrat itu. Sikap yang paling tepat ataupun proporsional adalah kepasarahan kepada Allah SWT (QS Al Baqarah: 156). Jadi, “musibah” adalah ujian agar manusia ingat selalu pada hukum kodrat.

Hadirin sholat Jum'at yang dirahmati Allah,

Kedua, Bala. Terlalu sering pula kita mendengar dalam kehidupan sehari-hari, ada yang terlalu sering mengeluh karena kepemilikannya merasa terganggu, misalnya keuntungan dagang gagal diraih, menyusutnya kekayaan dan sebagainya.

Sementara itu dalil hidup menyatakan bahwa: kepemilikan itu pasang-surut/naik turun. Tapi, keinginan hati terus menerus secara konstan bertambah dan sedikitpun tak mau mengakui bahwa sebenarnya ada kemungkinan terjadi penurunan jumlah.

Untuk mengingatkan dalil pasang surut kepemilikan ini, Allah SWT lalu menurunkan “Bala’ ”. Dalam bala tersebut terkandung dua kata kunci, yaitu: sedikit(syai’) dan berkurang(naqsun)(QS Al Baqarah: 155).

Bala dan musibah dalam surat al Baqarah ayat 155 dan ayat 156 dituliskan secara berurutan, bahwa hal ini menandakan pasang surutnya pemilikan dan hal itu menyadarkan perlunya mengingat hukum kodrat yang disikapi dengan kepasarahan secara tepat dan proporsional. Jadi, bala adalah ujian agar manusia selalu ingat pada hukum psang surut kepemilikan, tidak ada kepemilikan yang bersifat konstan.

Hadirin jamaah shalat Jum'at yang senantiasa dalam lindungan Allah,

Ketiga, fitnah. Bahwa tak da seorang pun manusia yang lahir di dunia yang fana ini, termasuk para nabi dan rosul yang bisa terbebas dari lorong perjalanan proses. Begitu manusia tercipta dan lahir ke alam dunia, maka sejak itulah perjalanan proses secara terus menerus sampai ajal tiba. Dalam proses tersebut ada dinamika, gelombang pasang dan gelombang surut.

Inilah yang disebut al Quran sebagai “cobaan” dan dalam al Quran disebut dengan istilah “fitnah”. Pada hakikatnya, yang dituju cobaan atau fitnah itu adalah keteguhan/daya tahan usaha.

Halaman:

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah