عن عائشة رضي الله عنها قالت لم يكن النبي صلى الله عليه وسلم يصوم من شهر أكثر من شعبان فإنه كان يصوم شعبان كله. متفق عليه
Rasul juga berpidato memberi informasi kepada umatnya tentang akan hadirnya Ramadhan serta momotivasi supaya mengoptimalkan bulan Ramadhan dengan puasa dan amal shaleh.
Jamaah Jumat yang berbahagia
Setiap muslimin-muslimat berharap agar puasa dan amal salehnya berkualitas, diterima Allah Swt. dan mendatangkan keridhaan-Nya serta mempunyai daya pengaruh perubahan (atsar). Puasa dan amal shalehnya tidak sia-sia bahkan tertolak. Lantas, apa yang harus kita lakukan supaya ibadah kita menjadi sah, berkualitas, diterima dan ber-atsar?
Jamaah Jumat yang berbahagia
Untuk mencapai itu semua, ketika kita melakukan puasa dan amal shaleh maka kita harus menyertainya dengan iman, Islam dan ihsan. Tiga dimensi tersebut dilaksanakan secara bersamaan. Tidak boleh dilaksanakan hanya satu atau dua dimensi saja, sedangkan yang lain ditinggalkan. Dimensi iman adalah keyakinan (akidah).
Dimensi Islam adalah pelaksanaan rangkaian ibadah yang diperintah Allah Swt. yang diimani dan terformulasi dalam item rukun Islam. Ada juga yang menyebut dimensi Islam dengan istilah syariat atau tariqah.
Sedangkan dimensi Ihsan adalah kesucian dan kejernihan hati sanubari ketika melaksanakan akidah dan syariat. Dalam hadits, dimensi ihsan diungkapkan dengan kalimat "an ta buda Allah ka annaka tarahu fainlam takun tarahu fainnahu yaraka". Ada juga ulama yang menyebut dimensi ihsan dengan istilah tasawwuf, akhlak karimah atau hakikat.
Jamaah Jumat yang berbahagia
Bagaimana cara kita menyertakan dimensi iman dalam puasa dan amal shaleh? Jawabannya adalah ketika kita melaksanakan puasa dan amal shaleh maka kita hunjamkan dalam hati sanubari kita bahwa puasa dan amal shaleh yang kita kerjakan adalah perintah Allah Swt.