Mu’adz kemudian kembali ke kampungnya untuk mengimami penduduk di sana dalam shalat Isya.
Shalat terakhir yang beliau lakukan terhitung sebagai shalat sunnah.
Kedua, jika hanya seorang/sendirian yang tertinggal shalat Isya, maka yang afdhal adalah shalat bersama bersama imam dengan niat shalat Isya, kemudian menyempurnakan shalat.
Adapun niat shalat tarawih dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
1. Niat Tarawih sebagai Imam
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
Ushollii sunnatat-taraawiihi rok’ataini mustaqbilal qiblati imaaman lillaahi ta’alaa
Artinya: Saya niat salat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala.
2. Niat Tarawih berjamaah