2 Amalan Terbaik Bagi Wanita yang Sedang Haid di Bulan Ramadhan, Jangan Lupa Dicatat Ya!

- 9 April 2022, 05:20 WIB
Ilustrasi Wanita Muslim. Inilah 2 Amalan Terbaik Bagi Wanita yang Sedang Haid di Bulan Ramadhan
Ilustrasi Wanita Muslim. Inilah 2 Amalan Terbaik Bagi Wanita yang Sedang Haid di Bulan Ramadhan /Pixabay/6335159

JURNAL MEDAN - Berikut ini 2 amalan terbaik yang bisa dikerjakan bagi wanita muslim yang sedang haid pada bulan Ramadhan.

Bagi wanita yang sedang haid selama di bulan Ramadhan ada beberapa amalan sunah dan wajib yang dilarang untuk dikerjakan.

Ramadhan tentu tidak akan disia-siakan oleh kaum wanita yang beriman dan mengharapkan ridho dari Allah Subahanhu Wa Taala.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Gemini Hari Ini Sabtu 9 April 2022: Tekan Egomu, Jangan Masuk Kepada Pertengkaran Orang Lain

Akan tetapi karena adanya haid yang membatasi kegiatan wanita dalam menjalani kesibukan beribadah di bulan Ramadhan.

Seperti ibadah sholat dan puasa Ramadhan yang tidak bisa lagi dikerjakan oleh wanita saat dalam keadaan haid.

Dan itu merupakan ketaatan kepada larangan Allah meskipun tidak bisa ikut menunaikan beberapa ibadah di bulan Ramadhan.

Baca Juga: 30 Link Twibbon Nuzulul Quran 1443 H/2022 M, Dengan Frame Terbaru Untuk Menyemarakkan 17 Ramadhan

Dari sekian banyak ibadah yang tidak bisa dikerjakan oleh wanita yang sedang haid, ternyata ada 2 amalan yang masih bisa diamalkan meskipun masih dalam keadaan haid.

Berikut ini 2 amalan terbaik yang masih bisa dikerjakan wanita meskipun masih dalam keadaan haid dilansir dari laman ngaji.id.

Tentang amalan-amalan seorang muslimah yang sedang datang bulan di bulan Ramadhan:

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer Hari Ini Sabtu 9 April 2022: Kamu Akan Mendapatkan Kehangatan, Energimu Positif

a. Memperbanyak Dzikrullah

Dan Alhamdulillah dzikrullah yang mutlak banyak. Lailahaillallah, tasbih, takbir, tahmid. Dalam sebuah hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَأُ الْمِيزَانَ

“Ucapan Alhamdulillah itu memenuhi timbangan.”

Dan timbangan di akhirat adalah timbangan yang besar. Ucapan kita “Alhamdulillah” memenuhi timbangan. Demikian pula ucapan “Subhanallah”.

وَسُبْحَانَ اللهِ والحَمْدُ للهِ تَمْلآنِ – أَو تَمْلأُ – مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ

“Ucapan Subhanallah, Alhamdulillah, ini akan memenuhi apa yang ada di antara langit dan bumi.”

Jarak antara bumi kita dengan langit yang pertama ini jarak yang sangat jauh. Tapi ucapan ini bisa memenuhi apa yang ada di antara langit dan bumi. Ini adalah keutamaan yang besar yang Allah berikan kepada kita. Dan ini tidak disyaratkan kita untuk dalam keadaan bersuci. Kita berdzikir kepada Allah dengan dzikir-dzikir tadi. Diantara yang datang dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah:

سُبْحَانَ اللَّهِ وبِحَمْدِهِ – سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

Disebutkan didalam hadits, beliau mengatakan:

كَلِمَتَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ ، خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِي المِيزَانِ : سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ العَظِيمِ

“Dua kalimat yang ringan dimulut, dan berat timbangannya akhirat dan dia adalah sangat dicintai oleh Allah, ucapan: Subhanallahi wabihamdihi, Subhanallahil ‘adzim.” (HR. Bukhari)

Thayyib. Ini bisa kita lakukan.

b. Membaca Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an bagi seorang wanita haid, menurut pendapat yang rajih, ini boleh. Tidak ada di sana dalil khusus yang menunjuk tentang dilarangnya wanita haid untuk membaca Al Quran. Bahkan di sana ada dalil yang menguatkan bolehnya. Di dalam sebuah hadits, Ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ditanya oleh ‘Aisyah. Saat itu beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berhaji bersama ‘Aisyah dan juga sahabat dan ‘Aisyah dalam keadaan haid. Kemudian ‘Aisyah bersedih karena mungkin merasa dia tidak bisa melakukan seperti yang dilakukan oleh yang lain. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan kepada beliau:

افْعَلِي مَا يَفْعَلُ الْحَاجُّ غَيْرَ أَنْ لَا تَطُوفِي بِالْبَيْتِ حَتَّى تَطَّهَّرِي

“Hendaklah engkau melakukan seperti yang dilakukan oleh jama’ah haji. Kecuali jangan engkau tawaf di baitullah sampai engkau suci.” (HR. Bukhari)

Sebagian ulama mengatakan bahwa ini menunjukkan dibolehkannya seorang wanita untuk membaca Al-Qur’an. Karena di sini beliau hanya mengecualikan tawaf saja, itu yang tidak boleh. Berarti yang boleh apa saja? Yang lainnya boleh, termasuk diantaranya adalah membaca Al-Qur’an. Tapi ingat, lain antara bolehnya kita membaca Al-Qur’an (bagi wanita haid) dan menyentuh Al-Qur’an. Kalau menyentuh Al-Qur’an tidak boleh. Ada mushaf, kita sentuh secara langsung tidak boleh. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

لَّا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ ﴿٧٩﴾

“Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.” (QS. Al-Waqiah[56]: 79)

Dan telah datang dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebuah hadits yang maknanya, “Tidak menyentuh Al-Qur’an kecuali orang yang suci.” Dan ini adalah pengagungan terhadap Al-Qur’an. Tidaklah kita menyentuh Al-Qur’an kecuali dalam keadaan suci, dalam keadaan berwudhu.

Kalau kita bisa tidak bersentuhan secara langsung, seperti misalnya kita pakai kaos tangan, atau didepan saja lalu kita membukanya tidak secara langsung. Boleh, tidak masalah. Dan kalau kita memakai hp seperti ini, maka Al-Qur’an yang kita baca di dalam HP hukumnya tidak sama dengan mushaf. Artinya ini adalah HP, bukan mushaf, namun di sini kita bisa melihat Al-Qur’an. Maka hukumnya tidak sama dengan mushaf. Boleh kita membaca Al-Qur’an dengan Al-Qur’an yang kita nampakkan di HP.

Adapun shalat jelas tidak boleh dan bisa juga dengan berdoa. Dan amal-amalan yang lain yang tidak disyaratkan di sana kesucian masih bisa kita lakukan. Wallahu Ta’ala A’lam.***

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah