Naskah Khutbah Jumat Minggu Ke 3 Ramadhan, Tema Keistimewaan Malam Lailatul Qadar Dilengkapi Khutbah Kedua

- 19 April 2022, 10:22 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat
Ilustrasi Khutbah Jumat /Pixabay/Makalu.

JURNAL MEDAN - Berikut ini naskah atau teks khutbah Jumat yang baik disampaikan pada minggu ke 3 Ramadhan dengan mengangkat tema keistimewaan malam Lailatul Qadar.

Dalam khutbah Jumatnya penceramah bisa memberikan informasi tambahan kepada jamaah sholat Jumat tentang keistimewaan malam Lailatul Qadar.

Tentu saja setelah mendengarkan khutbah Jumat ini, jamaah sholat Jumat bisa lebih semangat memperbanyak amal ibadah di sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Baca Juga: Keistimewaan dan Waktu Datangnya Malam Lailatul Qadar Menurut Al Quran, Hadis dan Para Ulama

Karena sebagaimana diketahui jika di sepuluh malam terakhir Ramadhan Allah menyediakan khusus satu malam yang sangat mulia.

Malam yang dikenal dengan istilah Lailatul Qadar, yang dijelaskan oleh para ulama jika di malam itu terdapat banyak keutamaan bagi yang mendapatinya.

Dan karena waktu pasti kedatangannya dirahasiakan oleh Allah, maka khatib bisa memberikan motivasi kepada jamaah sholat Jumat.

Baca Juga: Teks Khutbah Idul Fitri 2022, Tema: Menjadi Pribadi yang Lebih Baik Setelah Ramadhan Berakhir

Dengan begitu, di sepuluh hari terakhir Ramadhan masjid-masjid kembali ramai dikunjungi oleh kaum muslimin yang sudah mulai malas untuk datang beribadah.

Berikut ini naskah atau teks lengkap khutbah Jumat edisi minggu ke 3 Ramadhan yang dikutip dari laman khutbahsingkat.com.

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي جَعَلَ شَهْرَ رَمَضَانَ غُرَّةَ وَجْهِ الْعَام. وَأَجْزَلَ فِيْهِ الْفَضَائِلَ وَالْإِنْعَام. وَشَرَّفَ أَوْقَاتَهُ عَلَى سَائِرِ الْأَوْقَاتِ وَفَضَّلَ أَيَّامَهُ عَلَى سَائِرِ اْلأَيَّام. وَخَصَّ نِصْفَهُ الْأَخِيْرَ بِمَزِيْدِ فَضْلٍ وَإِكْرَام. فَسُبْحَانَهُ مِنْ إلهٍ أَيْقَظَ فِيْهِ قُلُوْبًا كَانَ لَهَا إِلَى الْخَيْرَاتِ وُثُوْبٌ وَإِقْدَام. أَحْمَدُهُ عَلَى إِحْسَانِهِ الْعَام. وَأَشْكُرُهُ عَلَى التَّوْفِيْقِ لِلْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَام. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ مَنْ قَالَ رَبِّيَ اللهُ ثُمَّ اسْتَقَام. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ مَنْ صَلَّى وَصَامَ. وَأَتْقَى مَنْ تَهَجَّدَ وَقَام. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى  عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ هُدَاةِ الْأَنَام.(أَمَّا بَعْدُ) فَيَآ أَيَّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ وَتَرْكِ الْآثَام. فَإِنَّ شَهْرَكُمْ قَدْ أَخَذَ فِي النَّقْصِ وَالْاِنْصِرَام

Hadirin jama’ah jum’at rahimakumullah …

Baca Juga: Jadi Juara X Factor Indonesia Season 3, Video Mengejutkan Alvin Jonathan ini Viral di Sosmed

Marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sesungguhnya bulan suci Ramadlan telah mulai berkurang dan habis.

Oleh karena itu, marilah kita bersungguh-sungguh dalam beramal. Barangsiapa di antara kita yang telah berbuat baik, maka tetaplah demikian hingga sempurna. Dan barangsiapa yang melaluinya dengan kecerobohan, maka akhirilah bulan Ramadlan ini dengan amal-amal baik. Karena baik buruknya amal tergantung pada akhir amal itu. Sebagaimana dikatakan oleh para ulama’

إِنَّمَا الْأُمُوْرُ بِخَوَاتِمِهَا

“Sesungguhnya (baik  jeleknya) perkara tergantung akhir dari perkara itu.”

Hadirin jamaah sholat Jumat yang berbahagia…

Salah satu keistimewaan dan keagungan bulan Ramadan adalah di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan atau yang lebih dikenal dengan nama Lailatul Qadar.

Bahasa “Lailatul Qadar” diabadikan dalam kitab suci Al-Quran, di surat Al-Qadar ayat 1-3:

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.”

Sahabat Mujahid RA menceritakan tentang sejarah diturunkannya surat ini. Ketika itu, sampailah kepada para sahabat tentang berita bahwa dahulu kala pernah ada seorang dari kalangan Bani Israel yang berperang di jalan Allah SWT terus-menerus selama seribu bulan. Selama itu pulalah konon ia tak pernah sekalipun meletakkan pedangnya.

Para sahabat terkagum-kagum betapa kuatnya orang itu. Hal inipun lantas disampaikan kepada Rasulullah SAW, lalu menyusul kemudian turunlah surat Al-Qadar. Allah berfirman dalam hadis qudsi-Nya, “Malam Lailatul Qadar masihlah lebih baik daripada seribu bulan yang dilakukan lelaki Bani Israil tersebut. Dimana ia tak pernah meletakkan senjatanya.” (Tafsir Mujahid, hlm.740)

Mengenai waktunya, para ulama silang pendapat mengenai kapan tepatnya malam Lailatul Qadar jatuh. Pendapat mayoritas ulama, malam Lailatul Qadar jatuh setiap tahun. Dan ada yang mengatakan malam Lailatul Qadar jatuh pada satu hari di antara sepuluh tanggal terakhir bulan Ramadan.

Ada pendapat lain yang mengatakan satu hari diantara sepuluh awal bulan ramadan, ada yang mengatakan hanya jatuh malam-malam yang ganjil saja, dan bahkan ada yang persis mengatakan akan jatuh setiap tanggal tujuh belas, seperti pendapat yang diungkapkan oleh Al-Hasan, Ibn Ishaq dan Abd Ibn Zubair RA.

Sementara pendapat ‘Aly, ‘Aisyah, Muawiyah, dan Ubay bin Ka’ab RA, malam Lailatul Qadar adalah malam ke dua puluh tujuh. Lalu ada pula yang mengatakan bila malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke dua puluh satu.

Juga ada yang berpendapat di malam ke dua puluh tiga. Akan tetapi pendapat yang paling masyhur dan sahih, seperti diutarakan oleh Syaikh Ibn Jarir Al-Thabari dalam tafsirnya, malam Lailatul Qadar biasanya jatuh pada salah satu dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. (Tafsir Al-Qurthubi, XX/135).

Kita tidak perlu memperdebatkan sebenarnya kapan terjadinya malam lailatul Qadar. Karena dari berbagai keterangan kita bisa menyimpulkan bahwa malam laitatul Qadar terjadi malam 10 terakhir bulan Ramadhan. Oleh karena itu, di 10 malam terakhir ini mari kita gunakan sebaik mungkin untuk memperbanyak ibadah.

Banyak keutamaan malam tersebut. Beberapa di antaranya, malam Lailatul Qadar adalah malam yang apabila seseorang beribadah tepat di malam itu, pahalanya akan “Lebih baik daripada seribu bulan”.

Jika melihat secara tekstual kalimat, seribu bulan yang dimaksud adalah delapan puluh tiga tahun. Namun kebanyakan kalangan ahli tafsir memiliki pandangan lain, jika yang dimaksud dengan “lebih baik dari seribu bulan” adalah seribu bulan yang tanpa Lailatul Qodar di dalamnya.

Tidak berhenti sampai disitu, keutamaan lain malam Lailatul Qadar adalah, pada malam itu para malaikat turun ke dunia atas kehendak Allah SWT. Malaikat akan mendoakan dan mengamini siapa saja orang mukmin yang ditemui tengah berdoa atau beribadah kepada-Nya.

Amalan apapun yang dilakukan di malam Lailatul Qodar ini, akan dilipat gandakan pahalanya. Sesuai yang disampaikan Imam Sufyan Al-Sauri, “Sampai padaku dari Mujahid RA. bahwa malam Lailatul Qodar lebih baik dari seribu bulan. Yaitu, amalan-amalan, puasa, dan ibadah yang dilakukan pada malam itu lebih baik daripada seribu bulan.” (Tafsir Ibn Katsir, VIII/427)

Artinya mulai dari salat tarawih yang kita lakukan, salat tahajud, witir, hajat, dan bacaan Alqurannya, semua lebih baik daripada seribu bulan. Dalam salah satu hadis disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ – أَيْ الْعَشْرُ الْأَخِيرَةُ مِنْ رَمَضَانَ – شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ (متفق عليه)

“Nabi SAW apabila sudah memasuki sepuluh –maksudnya sepuluh hari terakhir Ramadhan- beliau ‘mengencangkan ikat pinggangnya’, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhori dan Muslim)

KHUTBAH JUMAT KEDUA BULAN RAMADHAN


   اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ 

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ 

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ 

Demikian penjelasan lengkap tentang keutamaan dan waktu kedatangan malam Lailatul Qadar menurut dalil Al Quran dan hadis serta pendapat para ulama.***

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah