Demikian pula kalau sesuatu itu ditakdirkan tidak menjadi bagian kita. Yakinlah, hal itu tidak akan kita dapatkan. Sehebat apapun usaha kita. Sampai-sampai kalau semua manusia dan semua jin saling bahu-membahu untuk menolong kita. Mereka tidak akan mampu mewujudkannya. Seandainya semua manusia dan semua jin bersekutu untuk membahayakan kita, untuk merugikan kita, untuk menggagagalkan kita, kalau Allah menetapkan hal itu untuk kita, hal itu pasti terjadi. Kalau manusia berhasil menggagalkan usaha kita, artinya Allah yang mencatatkan hal itu gagal melalui perantara orang tersebut.
Rasulullah mengabarkan kunci dari nasihat-nasihat ini adalah:
رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ
Pena-pena (pencatat takdir) telah diangkat dan lembaran-lembaran (catatan takdir) telah kering.”
Artinya, semua yang tercatat di Lauhul Mahfuzh tidak akan berubah lagi.
Dalam riwayat selain riwayat Tirmidzi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ،
“Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu.
Kalau engkau menjaga batas-batas Allah, niscaya Allah senantiasa akan senantiasa hadir di bersamamu. Apapun kondisi dan kebutuhanmu. Artinya, tunaikanlah perintah-Nya dan jauhi larangan-Nya. Kalimat berikutnya sangat penting sekali untuk diperhatikan. Nabi melanjutkan: