Naskah Khutbah Jumat Singkat dan Padat, Menerapkan Syariat Islam di Era Modern

- 19 Mei 2022, 10:47 WIB
Ilistrasi Khutbah Jukmat Naskah Khutbah Jumat Tema Menerapkan Syariat Islam di Era Modern
Ilistrasi Khutbah Jukmat Naskah Khutbah Jumat Tema Menerapkan Syariat Islam di Era Modern /Pixabay

مَنْ رَأى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ ، فَإنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ ، فَإنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ ، وَذَلِكَ أضْعَفُ الإيمَانِ

“Apabila salah seorang kalian melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tangan, jika tidak dengan lisan, jika tidak dengan hati, dan itulah keimanan yang paling lemah”. (HR. Muslim).

Kaum muslimin rahimakumullah,

Pelaksanaan amar ma’ruf nahi mungkar dan berdakwah harus mengikuti manhaj para nabi dan rasul dan para salafus sholeh, karena itulah manhaj yang benar dan metoda yang bijak dalam mengajak kepada Islam dan mengembalikan kejayaannya. Bukan dengan manhaj-manhaj bid’ah yang menyelisihi hukum Allah dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang banyak muncul di zaman sekarang ini.

Baca Juga: Lirik dan Chord Gitar Lagu Satru 2 Versi Denny Caknan feat Yeni Inka

Sesuatu yang sangat disayangkan jika ada yang menyeru untuk penerapan syariat Islam, akan tetapi jalan yang ditempuh bukan jalan yang sesuai dengan syariat Islam. Mungkinkah syariat di tegakkan dengan cara yang tidak sesuai dengan syariat Islam?

Dalam politik dan tatanan negara, hendaklah yang menjadi standar hukum dan landasan perundang-undangan adalah syariat Allah ‘Azza wa Jalla, bukan pemikiran manusia. Oleh karena itu, wajib bagi para penguasa untuk menerapkan hukum Allah ‘Azza wa Jalla (syariat Islam) dan juga mereka berkewajiban untuk mewajibkan para rakyatnya untuk berhukum dengan hukum Allah dan Rasul-Nya. Inilah tugas dan tanggug jawab penguasa yang paling utama dan besar.

Inilah hakikat praktik syariat Islam, bukan hanya dalam perkara menegakkan hukum pidana dalam masalah harta dan jiwa saja, tapi penegakan syariat sepenuhnya.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Sebagaimana yang dimaklumi bahwa kita diciptakan oleh Allah ‘Azza wa Jalla untuk beribadah kepada-Nya dengan melakukan seluruh perkataan dan amalan yang dicintai dan diridhai oleh Allah ‘Azza wa Jalla, baik perkataan dan amalan yang lahir atau batin. Inilah hakikat syahadat “La Ilaha Illallah” dan konsekuensi dari keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Halaman:

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah