Teks Khutbah Jumat NU, Tema: Jaga Hatimu Sebelum Allah Benar-benar Menutupnya Dilengkapi Khutbah Kedua dan Doa

- 9 Juni 2022, 13:05 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat NU, Tema: Jaga Hatimu Sebelum Allah Benar-benar Menutupnya
Ilustrasi Khutbah Jumat NU, Tema: Jaga Hatimu Sebelum Allah Benar-benar Menutupnya /pixabay.com/Alpcem

Kezaliman yang dimaksud dalam hadits adalah seperti mencaci, memakan harta orang lain tanpa hak, membicarakan keburukannya dan lain sebagainya. Jika seseorang memiliki tanggungan kezaliman kepada orang lain dan ia mati sebelum menyelesaikannya tanpa udzur (tanpa sebab yang dibenarkan oleh syariat) maka orang-orang yang ia zalimi pada hari kiamat akan mengambil kebaikan orang yang berbuat zalim. Jika kebaikannya tidak mencukupi maka dosa orang yang dizalimi diambil dan diberikan kepadanya lalu ia dilemparkan ke api neraka.

Hadirin rahimakumullah,

Segeralah kita bertaubat sebelum kematian menyergap kita. Kematian akan membuka kedok kita. Dan pengadilan akhirat akan membeberkan dosa-dosa yang pernah kita lakukan di dunia. Tiada seorang pun yang dapat menolong kita.

Hadirin rahimakumullah,

Janganlah kita berputus asa dari rahmat Allah, sebanyak apapun dosa dan maksiat yang pernah kita lakukan. Allah ta’ala menegaskan:

قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ (الزمر: ٥٨)

Maknanya: “Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang” (QS az-Zumar: 53).

Janganlah kita mengatakan, “Aku tidak akan diampuni oleh Allah, Allah pasti akan menyiksaku saking banyaknya dosaku.” Haram hukumnya dan termasuk dosa besar apabila seseorang berburuk sangka kepada Allah seperti ini. Inilah yang disebut para ulama dengan al-qunuth min rahmatillah (berputus asa dari rahmat Allah). Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan Allah perbuat terhadap diri kita.

Begitu juga sebaliknya. Janganlah kita lepas kendali hingga banyak melakukan maksiat tanpa bertaubat, dengan bersandar dan bergantung kepada rahmat Allah. Janganlah kita mengatakan, “Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang, Dia pasti tidak akan menyiksaku meskipun aku banyak melakukan maksiat.” Hal seperti ini disebut oleh para ulama dengan al aman min makrillah (merasa aman dari siksaan Allah). Hukumnya juga haram dan termasuk dosa besar.

Yang semestinya adalah kita posisikan diri kita di antara khauf (takut) dan raja’ (berharap). Takut terhadap siksa Allah dan di sisi yang lain tetap berharap rahmat, ampunan dan pahala dari-Nya.

Halaman:

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah