UAH kemudian menyatakan rendang dikenal sebagai produk asli masyarakat Minang.
Ia juga menyinggung falsafah Minangkabau yang berbunyi 'Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah'.
Arti falsafah tersebut adalah adat Minangkabau bersendikan Syarak, dan Syarak bersendikan Kitabullah.
Itu sebabnya, kata UAH, setiap yang keluar dari budaya Minangkabau lekat dengan syariat walaupun produk makanan.
Baca Juga: Benarkah Ruh Pulang ke Rumah Setiap Malam Jumat? Ini Penjelasan UAS
"Jadi jangan tanyakan tentang agamanya, kalau bertanya tentang agama pada makanan, itu namanya pertanyaan kurang kerjaan," ujar UAH.***