Teks Khutbah Jumat Bulan Dzulqa'dah, Tema: Berupaya Jadi Insan Rendah Hati

- 24 Juni 2022, 08:27 WIB
Ilustrasi Teks Khutbah Jumat Bulan Dzulqa'dah, Tema: Berupaya Jadi Insan Rendah Hati
Ilustrasi Teks Khutbah Jumat Bulan Dzulqa'dah, Tema: Berupaya Jadi Insan Rendah Hati /Pixabay.com / mohamed_hassan

Imam al-Ghazali dalam kitabnya Bidayatul Hidayah menegaskan bahwa merasa lebih baik dari makhluk lain adalah bentuk kesombongan. Karenanya, kita harus meyakini bahwa sesungguhnya yang terbaik di sisi Allah SWT itu adanya di akhirat kelak. Hal demikian tentu saja tidak berada dalam jangkauan kita sebagai manusia biasa.

Dan kita harus memiliki keyakinan bahwa orang lain itu lebih baik dari kita. Jika dalam pandangan mata terlihat buruk, kita tidak dapat menganggap keseluruhannya demikian. Setiap manusia pasti memiliki sisi yang baik. Imam al-Ghazali memberikan tips bagaimana kita menggunakan kacamata tawadhu dalam melihat siapa saja, anak kecil, orang tua, orang bodoh, atau kafir sekalipun.

Anak kecil tentu belum dihukumi taklif sehingga tidak bermaksiat kepada Allah SWT, sedangkan hari-hari kita tidak pernah lepas dari bermaksiat kepada-Nya. Dengan begitu, kita tidak perlu ragu untuk mengakui bahwa anak kecil itu lebih baik dari diri kita. Orang yang lebih tua dari kita seyogianya dipandang lebih baik. Sebab, mereka lebih dahulu daripada kita dalam beribadah kepada Allah SWT.

Karenanya, tak ada halangan lagi untuk meyakini bahwa mereka lebih baik daripada kita. Sekalipun ada orang yang tampak, mohon maaf, bodoh, kita juga harus meyakini kebaikan mereka. Sebab, jika pun mereka melakukan maksiat, tentu itu didasari atas ketidaktahuannya, sedangkan kita tetap bermaksiat, meskipun kita tahu bahwa hal tersebut salah dan dilarang Allah SWT.

Bahkan, terhadap orang kafir pun kita tidak boleh merasa lebih baik. Sebab, mungkin saja di suatu saat nanti, atau mungkin di akhir hayatnya kelak, ia mengucapkan syahadat dan wafat dalam membawa keislaman dan keimanan. Hal demikian bukanlah hal yang mustahil dan memang banyak terjadi.

Jamaah Jumat yang Mulia

Dengan keyakinan demikian, perasaan tidak lebih baik dari orang lain, maka kita akan berusaha untuk terus memperbaiki diri, berintrospeksi, mencari kesalahan diri agar tidak lagi mengulanginya di kemudian hari dan menggantinya dengan sikap dan laku yang baik.

Kita juga tidak mencari-cari kesalahan orang lain, tetapi justru mencari dan menemukan kebaikannya untuk kita tiru, kita teladani sebaik mungkin sehingga kita bukan saja terhindari dari laku buruk, tetapi justru melampaui hal tersebut, yakni dengan berlaku baik.

Oleh karena itu, jamaah Jumat sekalian, penting bagi kita untuk menerapkan sikap tawadhu dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, orang tawadhu adalah hamba Allah SWT yang utama. Hal ini ditegaskan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 63 sebagai berikut:

وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا

Halaman:

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x