Sosok reformis dan pelopor perubahan yang menapaki jalan terjal menuju ketinggian dan memasuki wilayah pengokohan iman, berhijrah dari kejahiliyahan menuju keridhaan Allah, sehingga Allah Ta’ala menjulukinya khalilullah (kekasih Allah).
Beliau juga mendapat julukan uswatun hasanah, sebagaimana disaksikan langsung oleh Allah subhanahu wata’ala melalui firman-Nya dalam al-Quran surat Mumtahanah ayat 4 dan 6:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
“Sungguh telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya…..”
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيهِمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ
“Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari Kemudian….”
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبْرُ اَللهُ اَكْبَرُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهَ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Saudaraku, kaum Muslimin jamaah shalat dan khutbah Idul Adha rahimakumullah,
Setidaknya ada empat karakter yang menonjol pada pribadi hamba Allah yang mulia, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam sebagaimana disebutkan dalam surat An-Nahl ayat 120-122: