Saudaraku, kaum Muslimin jamaah shalat dan khutbah Idul Adha rahimakumullah,
Dengan keempat karakter itulah, Ibrahim dipilih sebagai wali Allah bergelar kholilullah dan menjadi Bapak para Nabi dan Rasul.
اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ، وَآتَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ
“Allah telah memilihnya dan menunjukinya ke jalan yang lurus. Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia, dan sesungguhnya di akhirat dia termasuk orang yang saleh.” (QS. An-Nahl: 121-122)
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبْرُ اَللهُ اَكْبَرُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهَ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Saudaraku, kaum Muslimin jamaah shalat dan khutbah Idul Adha rahimakumullah,
Berangkat dari keteladanan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam tersebut, kita patut melakukan muhasabah diri. Salah seorang sahabat Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam pernah suatu ketika berpesan,
عَلِّمُوْا اَوْلاَدَكُمْ فَإِنّهُمْ سَيَعِيْشُ فِى زَمَانِهِمْ غَيْرَ زَمَانِكُمْ
“Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu.”
Anak-anak lahir untuk zaman yang berbeda. Kita harus bangkit membangun visi hidup mereka. Kita harus menyiapkan pendidikan mereka dengan pendidikan terbaik yang menghidupkan jiwa, menguatkan tekad, membangkitkan hasrat untuk berbuat baik dan memompa sikap mental yang unggul memperjuangkan agama Allah subhanahu wata’ala dan wajah masa depan dunia, bukan hanya masa depan mereka.