Teks Khutbah Jumat Terbaru 2022 PDF Bulan Safar, Materi Empat Kebaikan di Dunia dan Akhirat

- 2 September 2022, 09:52 WIB
Khutbah Jumat Terbaru 2022 PDF Bulan Safar, Materi Empat Kebaikan di Dunia dan Akhirat
Khutbah Jumat Terbaru 2022 PDF Bulan Safar, Materi Empat Kebaikan di Dunia dan Akhirat /

Bukankah baginda Nabi pernah berpesan, orang muslim itu sejatinya ialah yang orang lain merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya? Dan di antara orang yang berat siksanya di akhirat adalah orang yang orang lain takut akan keburukan yang ada pada dirinya, baik buruknya lisan atau perbuatan.

Ketiga: jiwa yang sabar menghadapi ujian
Saudara seiman sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah!

Ketiga, kebaikan dunia dan akhirat itu ada pada jiwa dan raga yang sabar dan tegar menghadapi ujian. Ujian itu adalah sunatullah. Setiap makhluk pasti akan diuji. Entah kecil, entah besar.

Yang menjadi pembeda adalah sikap tatkala menerima ujian tersebut. Apakah ia sabar atau malah sebaliknya: mencaci maki ketentuan Allah, tidak menerima keputusan-Nya, bahkan wal ‘iyadzubillah sampai menyalahkan kehendak-Nya.

Jika berkaitan dengan sabar jenis ini, alangkah baiknya kita belajar kepada makhluk kecil ciptaan Allah yaitu kelapa.

Bagaimana ia menjalani hidup penuh dengan ujian. Sejak awal tumbuh masih menjadi putik akan diuji dengan gangguan tupai, musang, kumbang, dan binatang-binatang lain. Setelah lulus dari ujian ini, ia akan diuji rasa tahan bantingnya tatkala diambil oleh penyantap.

Bukankah cara mengambil kelapa umumnya akan dilemparkan atau dijatuhkan dari atas pohonnya? Bayangkan jika ia jatuh di atas tanah yang keras, akan terkelupas kulitnya. Jika ia jatuh di tanah yang penuh lumpur, umumnya orang akan mengambilnya dengan menancapkan parang atau benda tajam lainnya untuk mengambilnya.

Ujian terus berlanjut sampai ketika ia dibawa ke rumah. Kulitnya akan dikelupas, dagingnya akan diparut menjadi santan. Setelah menjadi santan ia diuji dengan air panas menggelegak guna kepentingan lauk-pauk dan penyedap rasa “orang lain”, lalu dimasukkan daging ayam, telur, daging sapi, atau lainnya.

Pertanyaannya sekarang, apakah setelah lauk pauk itu siap saji dan siap santap, si penyantap akan bertanya, “Apakah kelapa telah masak?” atau justru yang ditanya sebaliknya, misalkan, “Apakah gulai ayam telah siap?”

Padahal siapakah yang sejatinya mengubah keadaan? Siapakah yang mendapat ujian paling berat dan paling banyak hingga lauk-pauk menjadi siap saji dan rasanya gurih? Bukankah kelapa?

Halaman:

Editor: Ade Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah