Teks Khutbah Jumat Terbaru Sambut Bulan Rabiul Awal: Selalu Mengingat Kematian Agar Iman Semakin Meningkat

- 22 September 2022, 13:30 WIB
Teks Khutbah Jumat Terbaru dan Singkat Sambut Bulan Rabiul Awal: Selalu Mengingat Kematian Agar Iman Semakin Meningkat
Teks Khutbah Jumat Terbaru dan Singkat Sambut Bulan Rabiul Awal: Selalu Mengingat Kematian Agar Iman Semakin Meningkat /Pixabay

[Hadits riwayat Ibnu Majah, no. 4.259. Hadits hasan. Lihat Ash Shahihah, no. 1.384].

Imam Al Qurthubi rahimahullah menukil pernyataan dari Imam Ad Daqqaq rahimahullah bahwa beliau berkata,”Siapa banyak mengingat kematian niscaya ia akan dimuliakan dengan 3 hal:

Bersegera untuk bertaubat
Hati menjadi qana’ah
Giat dalam beribadah

Imam Abu Ali Ad-Daqqaq adalah seorang ulama yang terkenal zuhud di masanya. Beliau meninggal pada tahun 405 H. Kesimpulan beliau tentang manfaat banyak mengingat kematian ini sangat menarik untuk dicermati.

Orang yang sering mengingat kematian dan berbagai kejadian setelahnya, biasanya tidak akan suka menunda taubat. Dia segera melakukan taubat atas segala dosa dan kesalahan yang ia lakukan. Dia tidak akan menjadi orang yang suka berkubang di lumpur maksiat.

Hal ini logis, karena kesadaran akan kehidupan akhirat itu sangat mempengaruhi cara berpikir dan bersikap seseorang di dunia ini. Sebagai contoh kasus adalah adanya sahabat Nabi ﷺ yang melakukan zina, padahal tidak ada seorang pun yang melihat mereka. Ketika mereka berzina, mereka dalam keadaan tidak ingat sama sekali tentang akibat perbuatan mereka di akhirat nanti.

Namun begitu mereka kembali teringat akan dahsyatnya sanksi di hari pembalasan (yaumul Jaza), maka saat itu juga mereka merasakan ketakutan yang sangat kuat.

Rasa takut ini menjadikannya berani mengambil resiko untuk dihukum mati dengan cara yang sangat berat, yaitu dirajam di hadapan banyak orang. Hukuman rajam diberlakukan bagi pezina yang sudah menikah.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Imam Al-Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ibnu Majah mengenai kisah taubatnya sahabat Nabi ﷺ bernama Ma’iz. Ma’iz secara sukarela mengaku kepada Nabi mereka bahwa dia telah berzina dan minta untuk dibersihkan dosanya meskipun dengan cara dirajam.

Taubat Ma’iz, kata Nabi ﷺ, adalah taubat yang diterima, hingga nilainya bila dibagi untuk seluruh penduduk Madinah saat itu akan mencukupi.

Halaman:

Editor: Ade Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah