Alhamdulillah, atas izin Allah subhanahu wa ta’ala hari ini kita dipertemukan di tempat mulia ini, di hari mulia, bersama dengan orang-orang yang insyaallah dimuliakan-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada junjungan kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bertakwalah kepada Allah. Taati perintah-Nya dan jauhi larangan-Nya. Siapa yang bertakwa, pasti Allah akan berikan jalan keluar dari berbagai permasalahan hidup, dan kelak di akhirat ditempatkan di Jannah-Nya.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah, Islam adalah agama mulia, dibawa oleh orang paling mulia Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karenanya, tidak ada agama yang diridhai oleh Allah, selain Islam. Keyakinan inilah yang semestinya terhunjam sangat dalam di benak kita sebagai Muslim.
Bukan pada tempatnya seorang Muslim melepaskan identitasnya sebagai Muslim. Justru, saat ini kita harus menunjukkan identitas kemusliman kita di tengah kehidupan yang rusak dan penuh kemunafikan. Bukankah, kita diharuskan selalu dalam kondisi menjadi Muslim?
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman. Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim. (TQS Ali Imran (3): 102)
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah, Ketahuilah, orang-orang kafir, munafik, dan sekuler radikal, tak senang kita saling tertaut dengan keislaman kita. Mereka ingin kita melepaskan identitas keislaman kita, dalam segala aktivitas.
Berbagai pernyataan busuk mereka lontarkan, bila kekuatan politik umat bersatu. Mereka sebut politisisasi agama-lah, politik identitas-lah, dan sebagainya. Padahal, justru orang-orang kafir, munafik, dan sekuler radikal itulah yang memainkan ‘politik identitas’ atau melakukan ‘politisasi agama’.
Lihatlah, bagaimana mereka yang sekuler dan ada yang terlibat korupsi, zalim terhadap rakyat, tiba-tiba memakai sarung, baju koko, dan peci. Tiba-tiba berjilbab dan berkerudung. Tiba-tiba rajin ke pesantren. Tiba-tiba ibadahnya diviralkan?