Sesungguhnya, muhasabah atau evaluasi bagi seorang muslim tak perlu menunggu pergantian tahun. Demikian pula resolusi.
Pentingnya Muhasabah
Jamaah Jum’at a’zzakumullah,
Muhasabah adalah keniscayaan bagi orang-orang yang beriman. Dalam berbagai kesempatan. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr: 18)
Melalui ayat ini, Allah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk bermuhasabah. Waltandhur nafsum maa qoddamat lighad. Hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah ia perbuat untuk hari esok.
Seluruh ulama mufassirin sepakat bahwa ghad pada ayat ini maksudnya adalah akhirat. Sehingga muhasabah kita yang paling utama adalah terkait dengan apa yang sudah kita lakukan untuk akhirat nanti. Apa yang kita persiapkan untuk hidup setelah mati.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan, muslim yang cerdas adalah muslim yang paling sering melakukan muhasabah. Tentang apa yang akan ia siapkan menghadapi hidup setelah mati.
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ
Orang yang cerdas adalah orang yang menyiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)