Khutbah Jumat Edisi 23 Desember 2022 Singkat. Kewajiban Memahami Alquran dan Hadist Serta Mengagungkannya

- 21 Desember 2022, 10:58 WIB
Khutbah Jumat Edisi 23 Desember 2022 Singkat. Kewajiban Memahami Alquran dan Hadist Serta Mengagungkannya
Khutbah Jumat Edisi 23 Desember 2022 Singkat. Kewajiban Memahami Alquran dan Hadist Serta Mengagungkannya /Pixabay

Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk mengikuti Alquran dan sunnah yang shahih tanpa harus membeda-bedakan antara keduanya.

عِبَادَ اللَّهِ: أَقُولُ مَا تَسْمَعُونَ، وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الْجَلِيل فَاسْتَغفِرُوه إنَّه هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Khutbah Kedua:

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وبعد,

Ibadallah, Sesungguhnya mewujudkan konsekuensi syahadat “Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah” adalah dengan cara seseorang mengagungkan yang datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. mengamalkan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarangnya. Membenarkan semua yang datang dari Rasulullah tanpa terkecuali. Dan beribadah kepada Allah hanya dengan cara yang sesuai dengan petunjuknya. Kemudia waspadailah sikap menyelisihi dan sikap meragukan yang datang dari beliau. Allah Azza wa Jalla berfirman,

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” [Quran An-Nur: 51]

Demikian juga dengan firman Allah,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” [Quran An-Nisa: 59].

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Umat Islam sepakat bahwa mengembalikan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah dengan menyerahkan urusan pada beliau di saat beliau masih hidup. Dan merujuk kepada sunnah beliau setelah beliau wafat. Dan mereka bersepakat bahwa kewajiban ini tidak gugur setelah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat.”

Dalam Shahih al-Bukhari terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى. رواه البخارى
“Semua umatku akan masuk surga kecuali yang enggan. Para sahabat bertanya: siapa yang enggan ya Rasulullah? Rasul menjawab: Barang siapa yang mentaatiku maka ia masuk surga, dan barang siapa yang mendurhakaiku berarti dialah yang enggan.”

Ibadallah, Wajib bagi kita semua menganggunkan sunnah beliau di hati kita. Mempraktikannya sepanjang kehidupan kita. Karena sunnah Nabi adalah perahu keselamatan dan jalan petunjuk. Jangan sampai kita lebih mendahulukan ucapan orang lain dibanding ucapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena keterangan yang datang melalui sunnah sama kedudukannya dengan keterangan yang datang dari Alquran.

Halaman:

Editor: Ade Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah