Naskah Singkat Khutbah Jumat Terbaru 10 Februari 2023. Buah dari kejujuran, Hebat di Dunia dan Akhirat

- 6 Februari 2023, 19:27 WIB
Naskah Singkat Khutbah Jumat Terbaru 10 Februari 2023. Buah dari kejujuran, Hebat di Dunia dan Akhirat
Naskah Singkat Khutbah Jumat Terbaru 10 Februari 2023. Buah dari kejujuran, Hebat di Dunia dan Akhirat /

Diwajibkan atas kalian untuk jujur, karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan. Dan keabikan itu akan membawa masuk surga. Senantiasa seseorang itu jujur dan benar-benar berusaha untuk salalu jujur, sehingga ia dicatatat di sisi Allah sebagai orang yang paling jujur. Dan jauhilah oleh kalian sifat dusta, karena dusta akan membawa untuk berbuat keji. Dan perbuatan keji itu akan membawa ke dalam neraka. Senantiasa seseorang itu suka berdusta, dan berusaha untuk selalu berdusta, sehingga ia dicatat di sisi Allah sebagai orang yang paling dusta. (Muttafaq ‘alaih)

Dalam hadits ini, Rasul kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam secara jelas dan tegas memerintahkan umatnya untuk berlaku jujur dalam segala hal. Kejujuran tersebut akan membuat pelakunya meraih berbagai kebaikan dalam hidupnya. Bukan sebaliknya sebagaimana yang sering kita dengar dari orang yang jauh dari ilmu agama mengatakan: “bila jujur akan hancur”. Ungkapan tersebut sangat bertolak belakang dengan kandungan hadits di atas.

Dalam sepanjang sejarah umat manusia belum pernah Allah Azza wa Jalla memberikan kehancuran terhadap orang-orang yang jujur. Akan tetapi kehancuran itu adalah bagi orang-orang yang jauh dari kejujuran. Bahkan kejujuran itu merupakan salah satu jalan yang dapat mengantarkan pelakunya ke dalam surga yang begitu mewah dan indah. Bagaimana bisa dikatakan: jujur adalah hancur? Hadits di atas juga menjelaskan bahwa untuk memiliki sifat jujur perlu perjuangan dan pengendalian diri yang serius, sehingga ia benar-benar terlatih untuk senantiasa jujur dalam segala hal. Dengan usahanya yang maksimal untuk selalu memiliki sifat jujur, akhirnya Allah akan memberikan predikat jujur tersebut kepada seorang hambanya.

Berikutnya Rasul kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan umatnya agar mereka menjauhi sifat dusta. Karena dusta akan menggiring pelakunya untuk berbuat berbagai tindakan kriminal dan kejahatan. Yang pada akhirnya perlaku dusta akan terhina saat di dunia dan di akhirat kelak akan tersiksa dan sensara dalam nerka yang panas membara.

Amat banyak kita dapatkan dalam kenyataan sehari-hari berbagai bentuk kejahatan kriminal diawali oleh sikap ketidak jujuran dalam berkata dan berbuat. Bermacam perselihan dan pertengkaran yang berujung pada pembunuhan diawali dengan ketidak jujuran para korban dan pelaku. Seorang anak terlibat pergaulan bebas, mengkonsumsi obat-obat terlarang atau kejahatan sejenis pada mulanya diawali ketika sang anak mulai berdusta pada orang tua mereka. Begitu pula kecekcokan dalam rumah tangga biasanya sering dipicu oleh ketidak jujuran salah satu dari anggota keluarga. Hal serupa juga melanda berbagai perkumpulan dan lembaga-lembaga masyarakat maupun pemerintah.

Perlu kiranya kita ketahui bahwa bila seseorang berdusta satu kali maka dusta pertama tadi akan membuatnya harus berdusta yang kedua untuk menutupi dusta yang pertama, selanjutnya ia terpaksa harus membuat dusta ketiga untuk menutupi dusta pertama dan kedua, begitulah seterusnya. Sehingga kadang kala ia terpaksa harus melakukan pembunuhan untuk menutup kedustaan yang semakin hari ditakuti bila diketahui orang lain, perasaan tersebut semakin menghantui dirinya setiap saat. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, yang artinya, “bahwa perbuatan dusta itu akan membawa untuk berbuat keji“. Ketika seseorang berbuat keji maka tempat yang layak baginya di akhirat kelak adalah di neraka yang penuh dengan siksa angkara.

Prilaku dusta yang sudah menjadi kebiasaan seseorang maka sifat tersebut amat sangat sulit untuk bisa ia tinggalkan. Maka terbuktilah apa yang disebutkan dalam hadits di atas “Senantiasa seseorang itu suka berdusta, dan berusaha untuk selalu berdusta, sehingga ia dicatat di sisi Allah sebagai orang yang paling dusta”. Sungguh amat terhinalah seorang hamba yang sudah dicap di sisi Allah Azza wa Jalla sebagai seorang pendusta. Bila Allah Azza wa Jalla telah mencatat ia sebagai seorang pendusta, siapakah yang dapat mengembali nama baiknya dan membuang catatan tersebut dari dirinya? Siapakah yang bisa menyelamatkannya dari adzab Allah? Maka tidak ada pilihan lagi bagi seorang hamba untuk menyelamatkan dirinya kecuali dengan bertaubat dengan sebenar-benarnya kepada Allah Azza wa Jalla.

Sebagaimana Allah Azza wa Jalla gambarkan balasan orang-orang jujur dalam firman-Nya:

قَالَ اللَّهُ هَٰذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ ۚ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Allah berkata: Pada hari ini kejujuran akan bermamfaat bagi orang-orang yang jujur, bagi mereka adalah surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, Allah redha ke(ada mereka, merekapun ridha kepada Allah, itulah keberuntungan yang mat besar.” (Al-Maidah/5:119)

Halaman:

Editor: Ade Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x