Referensi Khutbah Jumat Singkat Padat 24 Februari 2023, Kenapa Doa Kita Tidak Terkabul? Ini Hikmah Dibaliknya

- 22 Februari 2023, 22:29 WIB
Referensi Khutbah Jumat Singkat Padat 24 Februari 2023, Kenapa Doa Kita Tidak Terkabul? Ini Hikmah Dibaliknya
Referensi Khutbah Jumat Singkat Padat 24 Februari 2023, Kenapa Doa Kita Tidak Terkabul? Ini Hikmah Dibaliknya /Pixabay

Ada kelemahan dalam doa tersebut karena melampaui batas atau karena adab yang buruk dalam berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Yang dimaksud dengan melampaui batas adalah memohon kepada Allah ‘Azza wa Jalla sesuatu yang tidak boleh untuk diminta.

Misalnya, seseorang memohon agar kekal di dunia atau berdoa untuk hal dosa atau haram atau mendoakan kematian untuk dirinya sendiri dan seterusnya.

Rasulullah ﷺ bersabda,
لا يَزَالُ يُسْتَجَابُ للعبدِ ما لم يَدْعُ بإِثْمٍ أو قَطِيعَةِ رَحِمٍ
”Seorang hamba akan senantiasa dikabulkan (doanya) selama dia tidak berdoa dengan suatu dosa atau memutus silaturrahim..” [Hadits riwayat Muslim]

Orang yang berdoa dalam keadaan lemah karena kelemahan hatinya dalam menghadap kepada Allah Ta’ala.
Adapun bersikap buruk dalam adab berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla misalnya meninggikan suara saat berdoa.

Atau berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan cara berdoa seperti orang yang tidak butuh kepada Allah, yang berpaling dari-Nya, atau orang yang memaksakan diri bersajak dalam lafazh doa, sibuk dengan hal itu dan mengabaikan makna.

Atau memaksakan diri untuk menangis atau berteriak atau berlebihan dalam hal tersebut.

Terjerumus ke dalam hal-hal yang diharamkan oleh Allah seperti harta haram baik berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan kendaraan dan penghasilan dari pekerjaan – pekerjaan yang haram, selain itu juga noda-noda maksiat dalam hati, bid’ah dalam agama dan kelalaian yang mendominasi hati.
Memakan makanan yang haram. Ini merupakan penghalang terbesar dikabulkannya doa.
Hal ini sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,’Rasulullah ﷺ bersabda,

إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبَاً وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ: (يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحاً) (المؤمنون: الآية 51) ، وَقَالَ: (يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) (البقرة: الآية 172)،ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
”Sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kaum mukminin dengan sesuatu yang Allah perintahkan kepada para rasul.

Allah berfirman: ”Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal shalih.” Dan Allah berfirman: ”Wahai orang-orang yang beriman, makanlah kalian dari rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepada kalian.”

Kemudian Nabi ﷺ menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan panjang, berambut kusut dan berdebu, dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa: ”Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku,”

Halaman:

Editor: Ade Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah