Imam Al-Alusi berkata bahwa yang dimaksud dengan negeri di sini adalah Negeri Syam. Pensifatan barokah untuk negeri Syam ini bersifat umum karena sebagian besar Nabi ‘alaihimus salam diutus di dalamnya dan syariatnya menyebar di dunia ini yang merupakan prinsip-prinsip kesempurnaan dan kebaikan dunia dan akhirat.
Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-Qashash: 30,
فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ مِنْ شَاطِئِ الْوَادِ الْأَيْمَنِ فِي الْبُقْعَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ الشَّجَرَةِ أَنْ يَا مُوسَىٰ إِنِّي أَنَا اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: “Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam.
Sebab barokahnya tempat tersebut adalah terjadinya perkara agama di dalamnya yaitu Allah berbicara kepada Musa ‘alaihissalam dan menampakkan mukjizat kepadanya. Sedangkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim, Nabi ﷺ berdoa,
اللَّهُمَّ اجْعَلْ بِاْلمَدِيْنَةِ ضِعْفَيْ مَا جَعَلْتَهُ بِمَكَّةَ مِنَ اْلبَرَكَةِ
“Ya Allah! jadikanlah keberkahan Madinah dua kali lipat keberkahan yang telah Engkau berikan pada kota Makkah.”
2. Waktu
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memberkahi sebagian waktu dan menjadikannya sebagai waktu yang diberkahi seperti lailatul qadr.
Allah Ta’ala berfirman dalam surat Ad-Dukhan: 3
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ