KISAH NYATA Cerita Horor Panjang! Jenazah Gentayangan Minta Makam Dibongkar untuk di Islamkan

- 24 Juli 2022, 16:22 WIB
Ilustrasi Gentayangan Minta Makam Dibongkar untuk di Islamkan
Ilustrasi Gentayangan Minta Makam Dibongkar untuk di Islamkan /youtube/Lentera Malam

 

JURNAL MEDAN - Berikut ini adalah kisah nyata cerita horor tentang jenazah gentayangan minta untuk dimakamkan secara Islam.

Kisah nyata cerita horor ini dialami oleh pemuda asal Bandung, Jawa Barat bernama Herdian.

Herdian mengungkapkan kisah nyata cerita horor yang dia alami lewat podcast di chanel YouTube Lentera Malam.

Di podcast itu Herdian mengatakan bahwa kejadian nyata cerita horor yang dia alami terjadi pada tahun 2014 silam.

"Kejadiannya tahun 2014 diantara bulan Agustus sampai Oktober," kata Herdian.

Herdian lebih lanjut menjelaskan bahwa sosok yang ingin dimakamkan secara Islam ini teman dekatnya bernama Ken 

"Itu tuh temen deket banget gitu, nongkrong ke mana-mana suka bareng," ujarnya.

Baca Juga: Cerita Horor Panjang Pemuda Asal Bandung 3 Tahun Kerja di Pabrik Berhantu Jepang

Herdian mengatakan dirinya dan Ken jadi makin sering nongkrong setelah gagal masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

"Karena kita gagal masuk PTN waktu itu akhirnya mutusin buat cuti aja tanpa aktivitas kuliah atau kerja," ujarnya.

Dikatakan Herdian saat tidak ada aktivitas itu mereka sering nongkrong bareng dengan geng motor.

"Ikutan geng motor juga, waktu itu sering banget ribut lah, pernah waktu itu ribut ya sama-sama babak belur gitu sampai akhirnya besoknya si Ken tu ngomong ngajak ke Banten Katanya punya kenalan Ustadz, dia pengen ngisi badannya biar kebal katanya," ujarnya.

Ken waktu itu kata Herdian terus membujuk dirinya untuk bareng mengisi ilmu kebal, namun ia menolaknya.

"Dia (Ken) membujuk terus sampai akhirnya nyerah buat ngebujuk, akhirnya aku cuma ngantar ke sana (tempat orang pintar di Banten)," katanya.

Disitu Herdian mengatakan dirinya merasa aneh, karena Ken mengaku punya kenalan Ustadz sementara dia adalah non muslim.

"Akhirnya, okelah kalau nganter aja aku mau gitu, berangkatlah aku ke sana. Di sana tuh udah ketemu sama yang katanya ustadnya itu namanya pak Yus," katanya.

Baca Juga: Cerita Horor Misteri Dibalik Pesona Air Terjun Jagir Banyuwangi, Dijaga Dua Putri Cantik Jelita

Setiba di tempak Yus, Ken katanya dikasih persyaratan oleh Pak Yus.

"Di sana tuh dikasih persyaratan ini itunya tuh cuma ke si Ken, jadi aku tanya persyaratannya apa aja enggak dikasih tahu karena enggak berminat gitu soalnya persyaratan buat orang itu beda-beda katanya," ujarnya.

Pada saat itu Ken kata Herdian ditahan oleh Pak Yus selama 2 minggu di kediamannya untuk menuntaskan ilmu kekebalan tubuh yang dipelajarinya.

"Dari situ kan kata si Pak yus, Ken harus di sini selama 2 Minggu, kan aku nggak mungkin di sana nemenin sampai dua minggu beres gitu akhirnya aku pulang lah duluan ke Bandung," ujarnya.

Singkat cerita, Ken kata Herdian sudah kembali ke Bandung dan langsung menyamperinnya ke kediamannya.

"Tapi di sana tuh nggak ada apa ya, nggak ada aneh-aneh sih biasa aja gitu, tapi Ken malah jadi lebih pendiam, jadi lebih kalem," ujarnya.

Pada saat itu, Herdian mengaku dirinya penasaran apakah Ken benar-benar sudah kebal. Akan tetapi setelah mengisi ilmu kebal keributan pun jarang terjadi.

Baca Juga: Cerita Mistis Nyata! Perempuan Ini Bertemu Genderuwo Ketika Mandi Saat Magrib

"Tapi selama 2 minggu setelah si Ken ngisi badan tuh, hampir enggak ada keributan sama sekali yang biasanya tiap malam minggu ketemulah gitu sama geng motor yang beda gitu tapi dari yang biasanya bentrok terus jadi enggak di situ," ujarnya.

Akhirnya kata Herdian sampai sekitar 2 bulan setelah itu di bulan Oktober, Ken mengajak dirinya untuk jalan-jalan.

"Bosen nih pengen jalan-jalan yang jauh katanya, ke mana ya katanya akhirnya tuh dia tuh nyebutin pengen ke pantai Santolo katanya ke Garut," ujarnya.

Pada waktu Ken mengaja jalan-jalan itu lanjut Herdian ada dua temannya yang lain yang mendengar.

"Nah itu posisi di situ lagi ada aku temen yang lain ada si Anggi sama si Reza sama si Ken jadi berempat itu di tempat nongkrong bukan di rumah, akhirnya setelah ngobrolin rencana buat ke pantai Santolo semua pada pulang pada nginep di rumah si Ken ini biar besok berangkatnya bareng gampang gitu tinggal saling Bangunin," ujarnya.

Mereka kata Herdian akhirnya berangkat menuju pantai Santolo pada pukul 8.00 WIB.

"Nah di situ berangkat sampai Garut Kota tuh sekitar jam setengah 11, padahal itu bawa motor nyantai banget sih enggak ngebut-ngebut," katanya.

Begitu masuk jalan berkelok-kelok area pegunungan garut, Ken yang berada di depan memacu kencang motornya.

Baca Juga: Cerita Mistis Nyata Mudik Bersama Teman yang Ternyata Sudah Meninggal, Begini Kisahnya!

"Nah begitu memasuki area pegunungan kan jalannya berkelok-kelok, terus orang-orang yang senang naik motor itu kan kalau ketemu jalan kayak gitu tuh malah sengaja malah ngebut gitu dibelokkan belokan kayak gitu," katanya.

Ken posisinya kata Herdian saat posisinya di depan sendirian tanpa boncengan.

"Ken posisinya paling depan, otomatis yang belakang harus bisa ngejarkan gitu jadi harus ikut ngebut juga gitu, nah setelah agak masuk lagi ke daerah yang lebih ke hutannya lagi kan itu jalan tuh licin bekas hujan gitu, Si Ken kepeleset di depannya itu ada truk gede truknya sih pelan soalnya posisi dari posisi truk itu nanjak, dari posisi lawan arah Ken turun,"

"Nah dari sisi kepeleset kepalanya itu kena bemper mobil gede itu, yang kayak bemper tambahan yang besi gitu yang benar itu cuma kepalanya doang paling yang nyentuh mobil itu sebenarnya," katanya.

Herdian mengatakan karena kejadian itu mereka panik dan langsung membanting motor mereka untuk buru-buru menolong Ken.

"Dari situ yang di belakang otomatis panik, aku langsung ke pinggir, motor dibanting udah gak inget di standarin dulu atau apa langsung nyamperin, di situ posisi si Ken itu setengah telungkup balik ke kanan," ujarnya.

Herdian mengatakan dirinya pada saat itu mencoba untuk mendudukkan Ken.

Baca Juga: Cerita Mistis Nyata: Mahasiswi Ini Kaget Bukan Main Lihat Kepala Buntung di Sebuah Kos-Kosan di Daerah Depok

"Jadi pas aku angkat buat didudukin yang aku pegang tuh kepala ini kepala ini sama badannya perutnya biar di posisiin duduk dulu, ternyata ininya pecah, jadi yang dari tulang ini tulang dari mata ke lubang kuping ini tuh pecah gitu, jadi lembek kayak megang pipi itu, terus si bola mata kanannya sudah pecah juga, bola matanya yang kanan ini," ujarnya.

Pada saat dicoba didudukkan, Ken kata Herdian batuk dua kali dan mengeluarkan dari mulut juga telinga.

"Habis dari situ udah langsung meninggal di tempat di situ, udah gak ada nafas lagi," katanya.

Pada saat memeluk Ken, Herdian merasakan ada yang janggal. Menurutnya ada seperti tepukan dari tubuh Ken ke arah badanna.

 

"Pas coba didudukin gini akhirnya nafas terakhirnya keluar, tiba-tiba kayak ada angin dari arah tubuh Ken ke sini ke badanku gitu, kerasa banget gede gitu terus ada tepukan di sini nepuk ke pundak kiri, terus ada bisikan di sini nih kalau dari bahasa Sundanya tuh bilang Itu pang lepaskeun artinya tolong lepasin," ujarnya.

Setelah mengalami kejadian aneh itu, Herdian mengaku belum mengerti apa maksud dari kejadian itu.

"Dari situ belum ngeh sih maksudnya apa gitu, terus di situasi masih panik itu ya boro-boro mikir," ujarnya.

Tak lama berselang, warga akhirnya datang membantu untuk menolong meminggirkan jenazah Ken.

Baca Juga: Kisah Horor Pabrik Gula di Cirebon, Bekas Pesugihan, Tempat Ngumpul Jin yang Banyak Cerita Mistis

"Sekitar 50 meter dari lokasi kejadian ada warung lah ya, ada warga juga di situ pada datang nolongin, sampai ada satu mobil berhenti, terus dia lihat kondisi si Ken nanya-nanya mau gimana ini, kata orang pakai mobil itu, ini mau dikemanain katanya kalau udah meninggal di tempat itu Rumah Sakit ngapain katanya gitu," ujarnya.

Tapi akhirnya jenazah Ken kata Herdian tetap dibawa ke rumah sakit dengan tujuan agar dibersihakan lukanya dan bisa dapat pinjaman mobil ambulan.

"Tapi akhirnya tetap dibawa ke rumah sakit karena biar nanti bisa minjem mobil jenazah, karena jaraknya cukup jauh nih dari tempat kejadian sampai ke rumahnya di Bandung," katanya.

Setelah itu, teman Herdian Anggi dan Reze mencoba menelefon keluarga Ken untuk memberitahau kabar tersebut.

"Di situ si Anggi sama si Reza juga kan jadi ngabarin orang tuanya, terus dari situ berangkat sampai-sampai di Bandung tuh sekitar jam 5 sore," ujarnya.

Dalam perjalanan ke Bandung itu, Herdian mengatakan dirinya ikut dalam mobil ambulan pengangkut jenazah Ken.

 

"Nyampe sana tuh udah udah rame, udah ya kursi udah ditata gitu ya rame sih teman-teman sebetulnya banyak tuh soalnya kalau keluarga dia Tuh kebanyakan di Kalimantan terus di situ juga cuma ada Mamanya sama kakaknya Bapaknya si Ken ini kan di Kalimantan gitu dia kerja di pertambangan sih," ujarnya.

Baca Juga: Cerita Mistis, 3 Sungai Paling Berbahaya dan Mengerikan di Dunia, Ada yang Memakan 200 Korban Setiap Tahun

Setelah bantu-bantu mengurus jenazah Ken, sekitar jam 10 malam kata Herdian dia memutuskan untuk pulang.

"Akhirnya bantu ngurus-ngurus di sana jam 10 malam pulang dulu deh mau istirahat gitu sambil bersih-bersih soal itu masih pakai baju banyak banget darah si Ken, Apalagi kan pakai baju warna abu muda waktu itu Kelihatan banget itu darah tuh," ujarnya.

Ketika menuju pulang, Herdian mulai merasakan kejadian aneh lagi. "Pas di perjalanan pulang tuh ya ada yang janggal lagi tiba-tiba si motor tuh kayak ada yang naik gitu tapi bukan nggak nggak kerasanya tuh langsung kayak yang loncat ke jok belakang tuh," katanya.

"Dari sebelumnya karena nggak pernah ngalamin hal mistis terus disitu ngalamin itu ya langsung ngeh, oh mungkin ini sih kan mau coba beraniin aja ya udah pulang makin ngebut gitu sampai sana," sambungnya.

Ketika sampai di rumah, orang tua Herdian sedang berada di luar kota, jadi dia benar-benar sendiran di rumah.

"Pas begitu sampai rumah, kan nyokap nggak ada lagi di Jakarta, jadi benar-benar sendiri lah di rumah tuh aku ke kamar buka baju buka celana mandi gitu bersih-bersih," ujarnya.

"Setelah itu langsung ke kasur gitu ketiduran lah pas setelah ketiduran itu tuh jam 3 dan azan awal kebangun ya karena adzan awal itu posisi kamar digelapin tapi masih ada sedikit cahaya dari luar gitu," katanya menambahkan.

Baca Juga: 5 Rumah Terkenal Angker di Indonesia, Bandung Paling Juara dengan Kisah Horor dan Cerita Mistis

Pada momen itu, Ken kata Herdian mendatanginya, "Pas dilihat ada ada si Ken posisinya munggungin dia berdiri tepat di samping keranjang baju kotor yang ada darahnya itu, nah dari situ posisi punggungnya gitu kelihatan itu tapi pas setelah ngedip hilang lagi terus nggak lama dari situ ada bisikan lagi tolong lepasin yang ada di punggung," ujarnya.

Dari kejadian itu, Herdian mengaku baru ngeh tentang bisikan tolong lepasin itu adalah ilmu kebal yang pernah dituntut Ken.

"Dari situ kan langsung ngeh mungkin yang dimaksud isian badannya itu akhirnya aku jam 03.30 ke air ambil wudhu berangkat ke masjid Karena aku tahu ada satu orang bisa bantu gitu di masjid ada Pak Agus namanya, dia tuh ya Marbot lah tapi terkenal dengan orang pintar juga gitu," katanya.

"Aku nanyain ceritain temen meninggal Ada banyak bisikan minta dilepasin di punggung, Dia langsung ngerti ngisi ya katanya iya ngisi mau minta tolong dilepasin," tambahnya.

Akhirya Pak Agus kata Herdian bersedia membantu dirinya. "Akhirnya Pak Agus ini bersedia bantu gitu tapi paling jam 8 pagi katanya karena ada urusan dulu jam 8 pagi itu udah ditungguin udah tinggal berangkat ke sana ke rumah si Ken itu awalnya pakai sarung baju koko peci pak Agusnya tuh,"

"Aku suruh ganti dulu lah setelannya Soalnya kan ini kristen, takutnya jadi omongan apa-apa gitu akhirnya si pak agus ganti baju Berangkat lah dari situ, nah pas nyampe sana si Ken abis baru mau didandanin baru mau didandanin sebelum dimasukin dalam peti gitu ya di rias dulu rias dulu,"

Baca Juga: SERAM, Cerita Mistis Pocong Sukowati di Temanggung yang Meneror Warga untuk Mencari Keadilan

"Pas datang kesana kebetulan di sekitar peti mati itu cuma ada tukang riasnya doang, aku nyamperin ke sana Mbak boleh ditinggal dulu minta waktu sebentar, terus si pak Agus ini langsung baca-bacain doa lah ke si Ken teh Nunggu apa megangin tubuh-tubuhnya kayak nyari gitu,"

"Sampai akhirnya tangannya itu ke sini nyari sampai ke punggung ketemu katanya Oh ini di sebelah sini dia baca doa lagi baca doa lagi begitu beres pas ngeluarin ternyata ada kayak mutiara segede biji beras warna biru," ujarnya.

Pada saat momen itu, jenazah ken kata Herdian menyengram tangannya, "Nah ini ini udah dikeluarin, nah pas di situ tuh aku megang tangan si Ken tapi ada dua jarinya tuh nyengkram. Dari situ langsung ngajak dulu pulanglah ke si Pak Agus kan udah dicabut itu terus aku tanyain ini harus digimanain ininya katanya harus dikubur di sekitar lokasi kejadian," katanya.

Pada hari yang sama, Herdian langsung ke lokasi tempat Ken kecelkaan untuk mengubur mutiara tersebut.

"Di hari yang sama di hari itu langsung ke sana lagi, aku sama si Anggi berdua, ya ngebut banget itu sih kesana karena cuma buat nguburin itu doang gitu berangkat dari jam 10.00 nyampe ke lokasi sana jam satuan terus balik lagi ke Bandung itu sekitar jam 4-an lah," ujarnya.

Keesokan harinya, Herdian datang kembali ke rumah Ken, ternyata bapakya sudah ada di rumah duka.

 

"bapaknya baru nyampe jam 11.00 dimakamin Jam 11.00 siang dari situ ya beres lah setelah dimakami, ya pulang lagi di rumah tuh masih kepikiran gitu ya masih sedih lah biasa gitu. nah sampai akhirnya sekitar 2 atau 3 hari kemudian karena memang setelah itu aku nggak jarang banget keluar rumah gitu ya karena ada trauma juga waktu itu,"

"Waktu itu beli rokok ke warung ketemu sama Pak Agus dia itu bilang kamu Banyakin ibadahnya ya Doain biar Ken dia selamat katanya dia butuh doa kamu ya pak, Nyoba nggak ninggalin sholat lagi lah yang di hari-hari itu juga langsung mandi wajib lah bersihin tubuh gitu terus sholat dzuhur," katanya.

Ketika hendak menunaikan sholat dzuhur, Herdian mengatakan pundaknya kembali ditepuk oleh sosok mistis.

"Nah kalau salat zuhur itu kan nggak harus bersuara ya tapi sebelum itu juga ada kejadiannya sih pas mau salat dzuhur itu baru baca Niat terus Iftitah Ada yang nepuk lagi, itu salat di rumah padahal sendiri di rumah sendiri, kan itu seperti isyarat untuk minta jadi makmum ya pas baca Iftitah itu sudah terbuka itu langsung diam dulu sih sebetulnya tapi akhirnya lebih lanjut dan pas setelah baca al-fatihah dia tuh nyaut kan setelah baca al-fatihah makmum pasti bilang Amin iya jelas banget itu suara Ken banget," ujarnya.

Mendapatkan peristiwa horor itu, besoknya Herdian langsung ke malam Ken. "Besoknya aku ke makamnya lagi ya kayak pengen ngobrol lah kamu butuh apa lagi gitu apalagi yang bisa aku bantu gitu kan, Nah di situ tuh bukan lewat bisikan sih kayak ada jawabannya tapi tiba-tiba di sini aja ada terdengar di otak gitu ya, kayak kepikiran lagi, pindahin aku dari sini katanya Ini bukan tempatku katanya gitu," ujarnya.

Herdian semakin bingung dengan apa yang dialami, "Aku mikir-mikir tuh pindah kemana gitu kan apa pengen di kota mana atau apa gitu akhirnya dari situ ya pulang lagi nah dimulai dari situ udah mulai banget tiap hari nongol," ujarnya.

Sepulang dari makam, Herdian langsung pulang ke rumah dan melaksanakan sholat, "Setelah salat tiduran gitu di kamarku ini posisinya kamarnya itu kayak tiga kali empat tapi di si pintu keluar masuk tuh sudut sebelah sana Nah yang si kasus itu sudut sebelah sininya banget gitu Jadi kalau tiduran pasti ngadep ke pintu kelihatan ke pintu,"

"Nah kalau dari posisi dalam kamar kiblatnya itu ngadap ke pintu di situ jam 8an itu ada lagi Muncul lagi sosok si Ken tuh posisi shalat tangannya gini terus kepalanya nunduk itu kayak ngadep sajadah bekas Aku pakai yang belum dilipat gitu kan, Itu posisi lampu nyala begitu muncul aku perhatiin gitu dilihatin gini terus nggak ilang-ilang tapi pas ngedip hilang," ujarnya.

 

"Pas setelah hilang lagi tuh, si Ken selalu Ngadep ke kiri ketembok kiri, tututpin bantal bantal. Nah jadi dari Kalau dari situ kan ngeliat udah nggak mungkin tapi ngebisik, dia ngomong lagi, ngomong gitu sama Kayaknya di makam itu," katanya.

Karena sering didatangi, Herdian pun mulai bia memberanikan diri melihat soso berpakaian putih yang diyakininya itu adalah Ken.

 

Namun demikian, Herdian terus berusaha untuk melakukan hal agar dirinya tidak didatangi lagi oleh Ken.

"Eggak lama beberapa hari dari situ aku tuh baru ingat baju ngaruh mungkin ya masih ada darah si Ken itu, emang udah dicuci sebetulnya itu tapi Setelah kalian ini jemur ada lagi ada lagi. Jadi kayak gak bisa luntur, Padahal pas sebelum dijemur udah bersih benar-benar bersih kelihatan nggak pakai mesin pakai tangan di dia kan bisa lebih bersih ya kalau pakai gitu, pas dijemur masih basah udah bersih nggak kelihatan darah apa-apa, tapi pas kering Muncul lagi darahnya,"

"Aku takutnya kan ngaruh dari situ akhirnya dibuang si kaos itu tapi ternyata enggak ngaruh tetep aja," katanya.

Sampai akhirnya udah sekitar hampir sebulan setelah si Ken kubur, Herdian mengaku mulai capek dan kesal.

"Kesel gitu jadinya tuh ngapain sih gimana gitu bingung, nah akhirnya di situ tuh nyari pak Agus mau nanya lagi gitu, Ini aku didatangin terus tiap hari tapi enggak ketemu-ketemu sama si Pak Agusnya, di rumahnya Enggak ada di masjid enggak ada, ya kata tetangganya masih lagi pergi udah beberapa hari katanya," ujarnya.

Setelah setelah nyari pak Agus tidak ketemu, Herdian pun memutuskan untuk kembali pulang.

"Ya akhirnya Ya udahlah pulang, ya biasa lagi itu jam malamnya jam 8-an lagi biasa Tidurlah di kasur emang jarang ngapa-ngapain lagi sih selain Main HP sama baca-baca di kasur Itu, nah muncul lagi si Ken itu posisi berdiri masih sama di tempat salat lah ya, Tapi kali ini dia muter badan kan sebelumnya nggak pernah sama sekali, dengan kepalanya yang penyok terus darahnya kelihatan lah gini terus nangis," katanya.

Pada saat itu bisikan dari Ken semakin jelas, "dari situ barulah kepikiran si Pak Yus yang di Banten ini barangkali dia tahu gitu, akhirnya besoknya ke sana lu ke Banten ke Banten sendiri untung masih inget jalannya karena lu yang nganterin si Ken itu ke tempatnya si Pak Yus itu," 

"Nyampe sana cerita dan ternyata si Pak Yus ini Nggak tahu Nggak tahu kalau udah meninggal. Dia nanyain di situ dia nanya dulu isian badannya Gimana udah dikeluarin Pak udah dikubur di dekat lokasi kejadian, Alhamdulillah katanya karena emang harus kayak gitu katanya Caranya emang harus digituin,"

"Nah dari situ aku ceritain lagi ke si pak Yus ini Pak saya didatangi terus setiap hari dengan dia bilang ngebisik tolong pindahin makam katanya, di situ tuh diam saja akhirnya ceritalah kalau ternyata si Ken ini udah Islam. Dia mualaf 8 bulan sebelumnya, berarti di bulan Februari Februari," katanya.

Jadi kata Herdian, pak Yus adalah orang yang telah membimbing Ken untuk masuk Islam. "Jadi sebelum si Ken ngisi badan itu emang udah kenal udah kenal lama sama Pak Yus itu. Ternyata Pak Yus yang membimbing dia untuk masuk Islam. Aku bengong jadinya, tapi masih agak Percaya nggak percayaan saksinya pacarnya katanya," katanya.

"Jadi waktu itu mualaf itu di depan pacarnya ketika dia syahadat itu di depan pacarnya, berarti kan udah ketahuan nih maksudnya apa ya yang datengin minta dipindah itu ya berarti si kayaknya pengen dikubur secara Islam gitu," tambahnya.

Herdian pun pulang dan mulai berpikir bagaimana cara untuk memberitahukan hal itu kepada kedua orangtua Ken.

 

"Akhirnya dari situ sehari dua hari tiga hari belum ada omongan apa-apa orang tuanya. Nah itu cuma 3 hari juga masih masih dilihatin lagi kayak gitu tapi sekali doang sih yang muter badan tetap yang pas hari itu aja,"

"Selama 3 hari itu saking belum ke kumpulnya berani buat ngomong terus aja di pendam masih dipendam ah bodo amat lah diliatin terus gitu, sampai akhirnya ya kesel lagi capek lagi nyoba lah datang ke rumahnya pas disana ada kakaknya mamahnya bapaknya juga masih di sana belum balik lagi ke Kalimantan, awal datang ke sana ya biasa masih salam, Maafin Ken ya kalau punya dosa sama kamu masih ngomong gitu lah," katanya.

Herdian pun langsung memberanikan diri untuk terang-tarangan bahwa dirinya selalu didatangi oleh Ken.

"Setiap hari aku didatangi Ken, dia minta dipindahin makamnya," katanya.

Mendengar perkataan itu, Herdian pun ditampar oleh bapaknya Ken, "Disitu udah berisik lah mamanya bapaknya udah teriak-teriak tapi bapaknya sampai main tangan, keluar kakaknya dari kamar, akhirnya dibawa aku dibawa keluar sama kakaknya terus di ajak ngobrol dan ternyata sama kakaknya didatengin juga," ujarnya.

Herdian mengatakan Ken mendatangi kakaknya juga menyampaikan hal yang sama.

"Iya gitu dari situ juga sama ternyata dibikinnya tuh kata-katanya sama terus dia juga dari yang tadinya penakut jadi ya udahlah jadi ngerasa biasa juga gitu kakaknya sih ken. Sampai akhirnya beberapa minggu digangguin kakak si Ken ini Coba nanya tapi diucapinnya tuh di dalam hati gitu apa yang dipindahin ke mana katanya Ya terus sama kedengar dia tuh kayak di otak itu aku juga katanya tuh ada jawaban Bang gua udah mualaf gue pengen dikubur secara Islam," ujarnya.

"Jadi sebenarnya lebih duluan tahu si kakaknya si Ken daripada aku sebetulnya, cuma dia kan ya mau ngomong gimana lagi kalau orang tuanya dia aja nggak berani gitu kakaknya tuh, baru bilang di hantuin aja udah digamparin Kenapa lagi bilang si Ken udah mualaf itu udah Islam masih lebih parah lagi,"

"Makanya di situ dipendam terus sampai akhirnya aku datang ke sana dan saling bagi cerita gitu karena ternyata Ada kesamaan gitu diganggunya kayak gimana," katanya.

Singkat cerita, Herdian dan kakakny Ken kepikiran kepada Indri yang merupakan pacarnya Ken.

"Kakaknya si Ken ini tahu banget si indri itu disayang banget sama orang tuanya sih kan jadi orang tuanya si Ken ini pengin punya anak cewek tapi yang ya dapatnya cowok dua gitu, nah terus kan karena si Indri ini udah lama banget karena teman gereja gitu waktu itu di dia dari kecil sampai akhirnya pacaran gitu," ujarnya.

Akhirnya kakak Ken dan Herdian mendatangi Indri dan meminta tolong kepadanya agar memberitahu bahwa Ken telah muallaf.

"Di hari yang sama berangkatlah akhirnya ke rumah si Indri, pas kita ke dalam rumah itu yang keluar tuh mamahnya awalnya tuh ya Mamanya kenal sama kakaknya si Ken, diajak ngobrol dulu di teras nah mamahnya si Indri ini nyerita kalau tensi Indri dulu depresi banget lah depresi dua minggu enggak mau makan enggak mau keluar rumah gitu," ujarnya.

Pada saat itu, Herdian pun mengetahaui bahwa sebelum berangkat jalan jalan Indri dan Ken sedang ribut.

"Jadi kan waktu itu yang dari si Indri ya ceritanya si Indri lagi ribut lah sama si Ken sebelum di malam Minggu sebelum kita Besoknya berangkat itu, ya karena lagi ribut itu si Indri ini males ngaktifin HP mati aja HP itu dimatiin aja gitu, nah pas hari H si Ken meninggal dia tuh enak hati Katanya nggak tau kenapa ya penasaran aja pengen buka HP jam 3 dibuka, si ken kan meninggal setengah 12, jam 3 dia buka HP ternyata dia ada kabar dari mamanya si Ken,"

"nah di situ langsung berangkat sebetulnya sih langsung otw ke rumah si Ken meskipun biasanya kan belum nyampe waktu itu, tapi dia lihat si Ken ada di gerbang, setelannya ya sama putih-putih tapi nganggap Mukanya biasa sih bersih," katanya.

"Dari situ ya si Indri nggak jadi nggak jadi masuk pulang lagi antara takut sedih dan lain-lain lah campur katanya campur aduk banget, pulang lagi begitu nyampe rumah nah di situlah mulai juga sama dihantuin Terus kalau si indri sama di hari yang di hari pertama udah diganggu gitu," tambahnya.

 

Pada saat itu, Herdian pun menanyakan perihal Ken muallaf, "Nah dari situ aku tanya si Ken ini mualaf bener ya dia sempat ngeliatin fotonya sih sebetulnya foto pas lagi syahadat itu, aku ceritain ini aku sama kakaknya sih Kan tadi datangin terus dari situ kalau minta tolong sih bantu ngomong ke orang tuanya, nah kebetulan di situ sih udah agak enakan sebetulnya si indri itu ya ngobrol bareng Mamanya juga di situ udah bisa dibawa ngobrol enak lah,"

"Akhirnya Ya dengan senang hati Lah katanya Ya udah nanti aku ngomong ke orang tuanya si Ken, lusanya sih nyampe apa si indri ini datang ke rumah sakit itu lusa jangan ngobrol bertiga Bertiga doang jadi kakaknya si ikan juga enggak ada di rumah jadi enggak dengan omongannya apa-apa aku juga enggak ikut," 

"Nah besoknya dapat kabar Udah diijinin ternyata di sini untuk diijinin nggak tau ngomongnya gimana sih pokoknya bisa sebegitu dipercayalah si Indri di mata orang tua, besoknya udah dikabarin sama si Indri udah boleh dipindahin," katanya.

Dari situ, Herdian langsung menelepon pak Yus untuk mebantu proses pemindahan makam Ken dari makam non muslim ke muslim.

"4 hari setelah diijinin baru bisa ke sini Pak Yus, dia di sana ketemu dulu sama orang tuanya ngobrol-ngobrol dia ceritain kalau dia pembimbing si Ken itu buat masuk muslim, sempet nanya orang tanya si Ken ini kok bisa dia masuk muslim gitu ya kan sebelum saya ada juga sih kan pasti cerita dulu ke Pak Yus ini, kenapa bisa sampai masuk Islam gitu Kenapa pengen masuk Islam," katanya.

Awalnya Ken memilih jadi mualaf karena dari mimpi, terus mendalami Islam dengan belajar membaca buku-buku.

"Jadi awalnya dari mimpi sih sebetulnya mah dari mimpi nyoba baca-baca sana-sini sampai akhirnya niatnya bulat gitu udah masuk Islam, jadi ceritanya enggak mimpi apa sih kayak gitu Enggak sih enggak nyeritain Pak Yus," katanya.

Akhirnya pak Yus datang langsung menuju ke pemakaman, di sana sudah ada Herdian kakaknya Ken dan orangtuanya dan juga Kuncen makam, terus ada satu RT.

"Akhirnya di gali lagi masih pakai peti Matikan ya kalau Kristen pas diangkat tuh masih sepertinya udah ada sebagian sih yang udah habis, tapi untungnya belum sampai dalam gitu jadi sekian masih utuh lah, dari situ diangkat terus dibawa ke mushola dimandiin lagi diganti jadi pakai kain kafan Terus disalatin,"

"setelah disalatin langsunglah dikubur di seberang ini jadi makam non muslim dan Chinese itu berseberangan banget sama makam umum makam muslim gitu masih dijalanin sama cuma berseberangan gitu jadi di bawah nyeberang aja, setelah si jasadnya masuk lagi tutup pakai papan papan papan semakin kafan doang tanpa peti mati terus aku adzanin," katanya.

Setelah itu, Ken datang lagi tapi kali ini kata Herdian lewat mimpi, "Minta terima kasihnya lewat mimpi setelah itu, lagi gimana tuh dia bilang kamu nggak tahu bakal kayak gini Makasih sebelumnya lebih keterima kasih terima kasih, sambil peluk aja sambil bilang makasih," pungkasnya.***

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x