Cerita Horor Perjalanan Supir Travel Lintas Sumatra, Dapat Penumpang Misterius dari Bakauheni Lampung

- 24 Juli 2022, 22:21 WIB
Cerita Horor Perjalan Supir Travel Lintas Sumatra
Cerita Horor Perjalan Supir Travel Lintas Sumatra /YouTube/Ghibah Horor


JURNAL MEDAN - Menjadi seorang supir lintas Sumatra bukan lah hal yang mudah, banyak rintangan dan hambatan yang sewaktu-waktu terjadi saat berada di perjalanan.

Baik itu berupa kejahatan oleh para preman, kecelakaan akibat pengendara lain, kantuk yang sangat menggangu, kondisi jalan yang tidak bagus.

Bahkan kejadian-kejadian mistis yang tanpa diduga dengan berbagai bentuk yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Hal horo inilah yang dialami oleh seorang sopir travel trayek Sumatera Lampung .

Kisah horor supir travel tersebut di kutip jurnalmedan.com dari aku youtube Ghiban HoRor. Begini kisahnya:

Kisah ini berawal ketika aku masih berada di Pelabuhan Bakauheni Lampung percakapan dengan iman rekan sejawat sejenak membuyarkan Lamunan.

Ya begitu sudah menuju tengah malam tetapi aku belum dapat memenuhi quiet setoran setengahnya pun belum makanya aku memaksa untuk bekerja sampai larut malam seperti ini.

Padahal sebelum-sebelumnya paling malam jam 09.00 sudah selesai, sudah nyaris 10 tahun bekerja sebagai sopir travel dengan trayek bakauhuni Bandarlampung, sudah terbilang banyak makan asam garam merasakan pahit getirnya pekerjaan ini.

Baca Juga: CERITA HOROR! Wanita Ini Diganggu Makhluk Halus, Diikuti Hantu Pantai Selatan Ketika Liburan di Jogja

Entah kenapa beberapa hari belakangan penumpang sungguh sepi bisa dihitung dengan jari ketika mobilku terisi penuh yaitu 12 penumpang dapat lima penumpang saja sudah bagus.

Malahan malam ini baru hanya ada satu penumpang yang aku dapat ini dia sudah duduk, Lisa menunggu di mobil sudah cukup lama bersabar menungguku mencari penumpang lain.

Angin Malam di pelabuhan ini berhembus pelan tapi dinginnya makin terasa menembus kulit, aku yang duduk di tembok memanjang di pinggir Terminal masih terus menunggu dengan sabar datangnya penumpang.

Syukurlah pada pukul 11.11 kira- kira ada kapal merapat yang datang dari pelabuhan Merak, pasti bakal ada calon penumpang untukku, dari jauh aku perhatikan memang banyak penumpang yang turun dari kapal, secercah harapan makin terang ketika kalau diperhatikan banyak yang berjalan ketempat dimana mobilku terparkir.

Masa iya tidak ada yang jadi penumpang ku, tapi satu persatu yang datang hanya lewat saja ada yang ke tempat penjemputan mobil pribadi ada juga yang langsung menuju Terminal Bus Besar belum ada yang datang dan masuk ke mobil travel ku.

Haduh tidak dapat penumpang lagi, sialan bergumam aku sendirian ketika akhirnya tidak ada satupun orang yang masuk kedalam mobilku mengarah pun tidak.

Beberapa menit kemudian jalur keluar penumpang kembali kosong akan ramai lagi kalau ada kapal yang merapat, itu yang terus jadi perputaran nasib dan rezeki buatku dan teman-teman seprofesi.
Baca Juga: Cerita Horor Kisah Chelsea Islan Bertemu dengan Hantu Pramugari di Pesawat

Tapi di tengah kegalauan dari jauh aku melihat ada penumpang yang datang sendirian menyusuri jalur penumpang datang dari pintu keluar, penumpang ini sangat menarik perhatian karena biasanya akan ada sopir atau kenek travel yang mendekati Tapi kali ini tidak sama sekali tidak ada orang yang menawarkan angkutan yang akan mengantar ke tempat tujuan.

Ia terus berjalan sendirian dengan tas kecil ditangannya Padangan terus mengikuti pergerakannya yang bergerak terus menuju tempat parkir kendaraan Travel, Aku Makin penasaran remang redup lampu area parkir ini sedikit banyak membuat aku harus berusaha keras menajamkan mata untuk terus memperhatikan.

Hah loh kok dia berhenti disitu aku bergumam sendiri ketika akhirnya si penumpang menghentikan langkah tepat disamping mobilku dia berhenti diam, melihat itu aku langsung mematikan rokok lalu buru-buru berdiri kemudian berjalan menghampiri.

Mau kemana pak tanyaku ketika akhirnya sudah ada dihadapannya, lelaki 40-an berperawakan tinggi kurus mengenakan kemeja berwarna gelap dan celana kain layaknya karyawan baru pulang kantor.

Kesini bisa dia menjawab sambil tangannya menyodorkan secarik kertas, aku lalu mengambilnya memperhatikan sebentar ternyata di dalamnya ada beberapa baris tulisan tangan yang nyaris tidak bisa terbaca dengan jelas ini apa Pak tanyaku agak kebingungan.

Alamat bisa antar saya ke sana Jawab bapak itu lagi, sekali lagi aku perhatikan kertas ini ternyata benar itu adalah barisan kata yang bentuk alamat tujuan alamatnya tidak tertulis lengkap hanya nama desa dan beberapa patokan yang harus dilewati.

Baca Juga: Kisah Cerita Horor Sewu Dino Satu Keluarga Kena Santet 1000 Hari, ART Jadi Tumbal

Kalau ingin menuju kesana alamatnya kurang lengkap Pak, tapi bapak tahu jalan ke sana kan Tanyaku lagi, Iya tahu nanti saya Pandu bisa antar saya ke sana?

Bisa pak bisa, aku menyanggupi lumayanlah daripada hanya dapat satu menumpang kan lebih baik dapat 2 lagi pula tujuan yang dia maksud aku perkirakan letaknya tidak jauh dari Jalan Besar Jalan Lintas Sumatera yang sudah biasa aku lalui.

Tapi nanti beberapa teman saya yang akan ikut mereka menunggu di jalan yang mengarah ke sana tidak apa-apa bapak itu bilang begitu, oh tidak apa-apa Pak Bagus malahan.

Ya tentu saja aku senang mendengarnya jadinya nanti akan ada tambahan penumpang lagi lumayan, saking senangnya aku jadi tidak menanyakan lagi berapa jumlah teman yang akan ikut nanti biar sajalah makin banyak makin bagus, Baik Pak Bapak Silakan masuk kita berangkat sebentar lagi.

Bapak itu langsung masuk lewat pintu samping sementara penumpang yang satu lagi aku lihat sudah dalam posisi tidur di kursi tengah, ya Sudah aku langsung bergegas menuju kursi pengemudi lalu menyalakan mesin.

Malam mulai larut mendekati tengah malam udara bergerak membentuk semilir angin berhembus menerpa apapun dihadapannya suasana khas pelabuhan di ujung timur Sumatera sekali lagi aku melirik jam tangan angkanya menunjukkan kepukul 11.45 saat itulah aku mulai menjalankan kendaraan keluar Pelabuhan mengantarkan penumpang ke tujuan.

Baca Juga: Cerita Horor Panjang Pemuda Asal Bandung 3 Tahun Kerja di Pabrik Berhantu Jepang

Gelap pekat awal Jalan Lintas Sumatera aku tembus dengan kecepatan sedang jendela terbuka setengahnya berhembuslah angin malam masuk ke kendaraan, ia melirik kaca spion beberapa detik aku memperhatikan penumpang di belakang.

Penumpang yang pertama masuk masih tertidur dengan kepala bersandar ke kaca jendela sementara penumpang yang satu lagi yang masuk belakangan masih duduk tegak tanpa bersandar di kursi Tengah paling depan.

Dengan begitu aku bisa melihatnya dengan jelas, beberapa belas Km Pertama jalanan selepas Pelabuhan menanjak dan menurun dengan banyak tikungan yang menantang penerangan juga seadanya Kalau tidak mau dibilang gelap hanya mengandalkan cahaya lampu kendaraan saja ditambah jalanan juga bisa dibilang sepi lebih sepi dari biasanya.

Ini memang ini bukan akhir pekan atau masa liburan tapi ini terhitung sangat sepi kendaraan yang melintas hanya segelintir yang searah denganku ataupun yang berlawanan sangat sepi benar-benar sepi.

Sudah biasa seperti ini sudah seringkali menyusuri jalanan sepi tengah malam aku hanya harus tetap fokus dan berkonsentrasi, Bang aku berhenti di depan aja di Kalianda tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara salah satu penumpang.

Sontak aku langsung melirik ke spion untuk melihat kebelakang ternyata yang bilang begitu adalah penumpang yang sejak tadi tertidur penumpang pertama bukannya Motul di Rajabasa Pak Tanyaku memastikan.

Baca Juga: Cerita Horor Misteri Dibalik Pesona Air Terjun Jagir Banyuwangi, Dijaga Dua Putri Cantik Jelita

Kalo tidak salah kali aja ia langsung menjawab seperti itu sambil sekilas aku lihat ada raut ingin bergegas diwajahnya Ya sudah aku akan ikuti tidak mungkin juga memaksakan sampai ke Rajabasa karena diawal naik tadi dia bilang Tujuannya ke sana.

Kalianda masih berjarak beberapa menit lagi tapi lagi-lagi penumpang ini bersuara Bang Stop bang aku tuh di sini aja dia bilang begitu di Kalianda masih di depan lo Pak sebentar lagi Timpal ku, Oh iya nggak apa-apa aku turun di sini aja Stop Stop bang bersikeras bapak itu Ingin turun.

Y sudah tidak bisa memaksanya seketika itu juga aku menepi dan menghentikan mobil hanya kira-kira beberapa menit lagi dari Kalianda untungnya kami berhenti persis di depan restoran besar yang terlihat masih ada kegiatan walaupun sepi.

Ketika mobil sudah benar-benar berhenti Bapak ini langsung turun lalu berjalan ke pintu depan dan membukanya, kalau bisa Jalan Cut perjalanan Bang istirahat saja di restoran ini lanjut besok pagi aja setengah berbisik dia bilang begitu.

Memangnya ada apa Pak ini masih ada satu penumpang lagi yang harus diantar belum bisa istirahat jawabku kebingungan, Oh ya sudah yang penting aku sudah mengingatkan hati-hati Bang.

Setelah bilang begitu si bapak langsung menutup pintu dan buru-buru berjalan menuju restoran dalam perjalanan menjauh sesekali dia menengok lagi ke belakang melihat kendaraan, ada apa sih kenapa dia tadi ngomong gitu.

Ah bawah aku tidak tahu dan belum mau tahu, beberapa menit kemudian aku lalu injak gas lagi melanjutkan perjalanan masih ada satu penumpang lagi yang harus diantar.

Malam semakin larut gelap menyelimuti satu bagian kecil panas Sumatera sedang aku susuri dalam detik dan menit yang berurut suara mesin kendaraan hanya satu-satunya yang terdengar selebihnya sepi mengemuka.

Angin makin dingin aku tutup sedikit kaca jendela melirik spion penumpang di belakang masih saja duduk tanpa bersandar menjadikan posisinya Cukup jelas kelihatan Oh iya aku hampir lupa kan katanya ada teman-teman penumpang ini yang akan ikut naik ditengah-tengah perjalanan.

Halo Pak maaf teman-temannya naik dari mana ya Sambil melirik spion aku bilang begitu, di depan nanti saya kasih tahu jawabnya datar.

Baiklah aku ikuti saja beritanya sambil terus memperhatikan jalan yang makin sepi saja, kalau aku tidak salah kira alamat yang dituju oleh penumpang ini adalah satu daerah yang agak pedalaman keluar dari jalan utama yang sedang aku susuri ini belokannya pun aku mengira-ngira saja sudah sekitar 15 menit kami melewati kali Anda seharusnya pertimbangannya sudah dekat menurut perkiraanku.

Halo Pak maaf belokannya dimana ya Saya takut salah Tanyaku lagi sebentar lagi nanti saya kasih tahu penumpang ini masih menjawab datar lagi-lagi aku harus diam dan terus melajukan kendaraan roda roda terus menggelinding menyusuri aspal dingin malam.

Suaranya berdesakan dengan mesin yang menderu pelan melaju dengan kecepatan sedang desir angin dingin yang masuk lewat celah jendela menerpa wajah yang sejak tadi mulai terasa kaku dan sedikit mengantuk

Suara dari belakang membuyarkan lamunanku Baik Pak Benar di kejauhan aku melihat jalan masuk menuju sisi kanan jalan terpaan cahaya lampu sorot membuat aku bisa melihatnya walau samar.

Jalan masuk yang ditandai oleh gapura lusuh terbuat dari kayu setelah sudah sampai persis di depannya aku memutar stir mobil ke kanan yang tadinya sudah sepi dan gelap makin menjadi ketika kendaraan sudah berbelok kanan masuk ke jalan yang tidak selebar Jalan Utama namun masih tetap beraspal.

Itu teman-teman saya baru beberapa belas meter melewati gapura penumpang di belakang bilang begitu Aku tidak menjawab Malah memicingkan mata coba melihat kejauhan sampai batas jauh lampu kendaraan benar aku melihat ada yang sedang berdiri di pinggir jalan.

Aku menebaknya ada sekitar empat atau lima orang Mereka berdiri dalam gelap, ini orangnya Pak tanyaku lagi.

Iya itu, aku mengurangi lagi kecepatan yang memang sudah pelan sejak belok tadi beberapa saat kemudian aku hentikan kendaraan tepat didepan orang-orang ini menghitungnya, lagi benar ada empat orang tiga laki-laki dan satu perempuan Semuanya setengah baya.

Aku langsung turun lalu berjalan menuju pintu penumpang untuk membukakan pintu satu persatu mereka masuk lalu menduduki kursi kosong tapi tidak ada satupun yang duduk di depan.

Senang rasanya melihat isi mobil yang hampir penuh setelah dari titik keberangkatan Tadi hanya terisi dua kemudian tinggal satu penumpang tujuannya Masih sama.

Pak Tanyaku sambil melirik spion, masih jawab sih Bapak pendek Ya sudah aku lalu mulai menginjak gas lagi perlahan jalanan yang sedang kami lalui ini bukan Jalan Utama sudah bukan termasuk Jalan Lintas Sumatera jadi ada beberapa perbedaan lebih sempit aspal yang tidak terlalu bagus dan tentu saja lebih gelap bisa dibilang merupakan Jalan Kampung.

Pemandangan kanan kiri hanya pepohonan rapat dengan sesekali ada Perumahan penduduk yang jaraknya tidak berdekatan di luar tidak ada angin terlihat dari pepohonan yang nyaris semuanya tidak ada pergerakan tapi udaranya dingin cukup untuk merasuk menembus kulit.

Kemudian jendela aku tutup sedikit lagi hanya menyisakan ruang kecil agar asap rokok bisa keluar alam yang sedang dituju ini Seharusnya aku sudah tahu karena ingat kalau entah kapan aku pernah masuk ke jalan ini juga mengantar penumpang Tapi waktu itu masih ada matahari.

Kali ini situasinya sangat beda malam hari dan juga tujuan penumpang ini malah lebih jauh lagi terus masuk pedalaman tapi walaupun begitu jalanannya masih bisa untuk dilewati ini masih jauh ya Pak, tanyaku.

Ketika sudah mulai ada pertanyaan dalam kepala, masih Nanti saya kasih tahu, ada keanehan lain di belakang sama sekali tidak ada percakapan saling diam satu sama lain padahal katanya Mereka semua berteman tapi lama kelamaan aku tidak terlalu memikirkan itu lebih memilih untuk fokus memperhatikan jalan.

Karena makin lama jadi mulai menyeramkan ditambah Jalan aspal sudah berganti dengan jalan Tanah sejak beberapa menit yang lalu yang tadinya masih ada rumah penduduk walau jarang sekarang sama sekali tidak ada rumah atau bangunan lainnya.

Hanya banyak pepohonan dan semak belukar yang jadi pemandangan di kanan dan kiri Hanya gelap Jangan ditanya lagi penerangan hanya berasal dari sinar lampu mobilku saja aku yakin kalau saja lampu mobilku mati gelapnya akan sangat total seram.

Lalu mau kemana sebenarnya kami ini desa terakhir yang sudah pernah aku kunjungi sebelumnya sudah terlewati beberapa menit yang lalu setelah itu sama sekali aku tidak mengenal daerah ini sama sekali.

Belum pernah kesini sebelumnya saya Hai belok kanan ya suara penumpang belakang memecah sepi Suaranya pelan tapi cukup membuat Aku kaget tidak menjawab apa-apa.

Aku ikuti omongannya berbelok kekanan roda mobil terus berputar menelusuri jalan sepi ini menembus malam sekitar 50 meter setelah belokan tadi aku melihat ada gapura lagi sangat samar karena bentuknya sudah kusam dan sepertinya berlumut tidak jelas karena gelap.

Karena sambil jalan aku jadi tidak bisa membaca tulisan yang ada di gapura ini terus menginjak gas plant aku perlahan melewati gapura Yang sepertinya merupakan batas suatu desa entah desa apa.

Berhenti tiba-tiba salah satu penumpang bilang begitu dan aku langsung menginjak rem, di sini pak Tanyaku Iya padahal kanan dan kiri jalan sama sekali tidak ada rumah atau bangunan tapi kok ada satu penumpang yang turun disini.

Aku memutuskan untuk tetap duduk di balik kemudi tidak mau turun agak ngeri tempatnya makanya aku hanya menunggu menumpang untuk turun sendiri.

Berpatokan dengan suara pintu terbuka dan tertutup tapi tanpa melihat ke belakang Aku sama sekali tidak mendengar ada suara pintu Hening saja padahal aku sudah berhenti agak lama .

Halo Pak jadi turut tidak ya Tanyaku beberapa saat kemudian ketika menyadari kalau tidak ada pergerakan tapi tidak ada jawaban, Hening dan sepi saja karena itulah Akhirnya Aku menoleh kebelakang.

Pak jadi turun tidak tanyaku lagi sambil melihat para penumpang, mereka semua diam karena gelapnya ruang aku jadi sama sekali tidak bisa melihat wajah mereka satu persatu dengan jelas .

Gelap hanya seluler hitam bayangan yang tertangkap mata, halo Pak Sekali lagi aku bertanya masih tidak ada jawaban, tapi aku akhirnya menemukan ada keanehan yang mendadak membuatku merinding.

Tidak sengaja aku menghitung penumpang itu 1234, hanya ada empat penumpang harusnya ada lima penumpang kan kemarin yang satu lagi sudah turun kapan?

Karena sebelumnya sama sekali aku belum berhenti menurunkan penumpang kemana dia sudah turun, Baru saja dalam gelap salah satu memang aku tidak tahu yang mana Bilang begitu sudah turun kok.

Aku tidak mendengar pintu terbuka apalagi melihat orangnya turun mulai timbul kecemasan siapakah yang jadi penumpang ku ini sebenarnya, cuma satu yang turun Pak Tanyaku.

Iya ada yang jawab lagi-lagi aku tidak tahu yang mana, aku kemudian kembali menginjak pedal gas kendaraan melaju sangat pelan, sengaja seperti itu.

Beberapa belas meter setelah mobil bergerak, aku akhirnya melihat ada bangunan di sebelah kanan jalan. Bangunan yang sepertinya merupakan rumah penduduk tapi lagi-lagi karena gelap aku hanya bisa melihatnya dalam bentuk hitam.

Setelah rumah pertama beberapa menit berikutnya aku melihat ada rumah lagi dengan bentuk yang nyaris sama, lagi-lagi aku melihatnya dalam bentuk siluet hitam.

Nah ketika sudah masuk ke desa ini tadi entah kebetulan atau tidak bulan memancarkan sinarnya cukup, jadinya aku agak bisa melihat sekitar agak jelas tapi walaupun begitu aku melihat rumah-rumah di sini tetap saja tidak terlalu jelas hanya hitam.

Di depan berhenti, salah satu penumpang bilang begitu, Hah di sini pak Tanyaku memastikan, Iya jawabnya di belakang lagi.

Aku perlahan menginjak rem menghentikan kendaraan kali ini aku melirik spion coba memperhatikan pergerakan di belakang dan menajamkan pendengaran supaya bisa mendengar suara pintu kalau dibuka dan ditutup.

Gelap tapi aku masih bisa melihat belakang pergerakannya terlihat salah satu penumpang memang bergerak menuju ke pintu Tapi beberapa belas detik kemudian yang Padahal aku menunggu suara pintu terbuka ternyata tidak ada sama sekali.

Tidak ada suara pintu tiba-tiba sudah Pak, Nah apalagi nih sontak Aku menoleh kebelakang nyata benar hanya tinggal tiga penumpang, bagaimana caranya penumpang tadi turun karena pintu sama sekali tidak terbuka.

Di sini aku mulai makin ketakutan aku makin merasa kalau ini ada yang aneh, tidak menunggu perintah lagi, aku langsung menginjak gas kali ini agak cepat masih sama kanan kiri masih sangat sepi dengan rumah-rumah hitam terlihat beberapa kali di kanan dan kiri.

Sungguh merupakan desa yang sangat aneh seram karena aku baru sadar kalau dari awal tadi sama sekali tidak ada lampu yang menyala kelelep semuanya,di tengah-tengah memperhatikan keanehan di luar aku terkejut ketika ada tangan dingin yang megang pundak ku.

Saya berhenti di depan ya begitu kata sang pemilik tangan, kali ini ada yang berbeda karena aku mencium aroma wangi menyerbak sangat wangi wangi bunga, yang aku tidak tahu bunga apa.

Kemudian aku berhenti persis di depan satu rumah yang lagi-lagi aku melihatnya sangat gelap masih berbentuk siluet , ketika masih fokus memperhatikan rumah itu tiba-tiba perhatianku berpindah ada sesuatu yang bergerak ternyata ada sosok berbentuk manusia yang sedang berjalan mendekat menuju kerumah.

Sosok itu berjalan terus dan terus sampai akhirnya aku melihatnya masuk ke dalam rumah tanpa membuka pintunya, Oh iya berjalan menembus dinding depan tersentak Aku kaget melihatnya benar dugaanku ini ada yang tidak beres.

Kemudian aku perlahan menoleh kebelakang yang aku takutkan terjadi dugaanku Benar kalau penumpang sudah berkurang satu lagi Sekarang hanya tinggal dua sosok di belakang.

Kemudian lanjut lagi tidak perlahan aku memacu kendaraan lebih cepat mulai sangat ketakutan penumpang yang aku bawa ternyata bukan sosok penumpang biasa.

AHalo berhenti lagi-lagi salah satu penumpang bilang begitu penasaran mengalahkan rasa takut setelah mobil berhenti aku langsung menoleh kebelakang Aku ingin tahu bagaimana caranya mereka ini turun.

Kendaraan aku memperhatikan dua sosok ini dan benar salah satunya kemudian bangkit dari duduk lalu mendekati pintu tahu apa yang aku lihat?

ternyata penumpang ini turun kendaraan dengan cara menembus pintu tanpa membukanya sama sekali, ya Tuhan aku sungguh ketakutan ternyata penumpang ku bukan manusia penumpang yang turun kali ini juga sama.

Ia langsung berjalan menuju salah satu rumah yang ada di sebelah kiri lalu masuk dengan menembus pintu, tinggal ada satu penumpang, injak pedal gas cukup cepat memacu kendaraan bergerak menembus gelapnya Desa.

Mengerikan ini tujuannya kemana aku tidak tahu aku cuma mau keluar dari Desa ini secepatnya walau tidak tentu arah tapi masih ada satu sosok lagi di belakang sosok penumpang terakhir ketika aku masih berkonsentrasi memperhatikan jalan dalam kecemasan.

tiba-tiba tercium bau yang sangat wangi lagi-lagi seperti itu mencium ini aku langsung reflek mencari tahu sumbernya alangkah kagetnya aku ternyata ketika melirik kursi sebelah kiri sudah ada yang sedang duduk di situ duduk disebelahku persis.

sosok perempuan penumpang ini yang benar tadi aku melihatnya ketika naik namun kali ini beda wajahnya tersenyum tanpa ekspresi memandang kedepan.

Rambutnya panjang terurai Aku gemetar ketakutan baik-baik doa melintas dalam hati meminta pertolongannya beberapa belas detik kemudian tangannya mulai bergerak sampai akhirnya aku mengerti maksudnya.

Telunjuk tangan kanannya menunjuk ke satu arah ke salah satu rumah aku langsung membawa mobilku menuju rumah itu rumah biasa dan lagi-lagi berbentuk siluet hitam.

Aku menghentikan kendaraan persis didepannya ada pemandangan menyeramkan aku melihat sosok seram ini turun dengan menembus pintu mobil sangat mengerikan karena kejadiannya hanya berjarak kurang dari satu meter dihadapanku.

Setelah turun kemudian dia berjalan mendekat ke rumah tadi terus berjalan sampai akhirnya masuk secara lagi-lagi menembus pintu.

Beberapa saat Lamanya aku Terkesima seperti terhipnotis sampai akhirnya seperti ada yang menyadarkan lalu bergerak untuk membawa kendaraan cepat-cepat pergi dari tempat ini.

Setelah para penumpang tadi turun aku sangat cemas kalau nantinya tidak menemukan jalan keluar Desa jalan menuju Jalan Utama tapi ternyata tidak begitu seperti ada yang menuntun sekitar setengah jam kemudian aku sudah sampai di Jalan Utama Jalan Lintas Sumatera.

Sekian Kisah nya, Terimakasih***

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah