Gimmick Politik Makin Asyik, Perkumpulan Indonesia Muda: Itu Tanda Politisi dan Parpol Miskin Visi Misi

31 Desember 2021, 10:52 WIB
Gimmick Politik Makin Asyik, Perkumpulan Indonesia Muda: Itu Tanda Politisi dan Parpol Miskin Visi Misi /Pexels/Екатерина Шумских/

JURNAL MEDAN - Ketua Perkumpulan Indonesia Muda (PIM), Yhodhisman Soratha menilai gimmick politik di Indonesia semakin asyik yang menandakan para politikus dan parpol miskin visi misi.

Menurut dia, politik Indonesia masih didominasi serangkaian gimmick yang ditampilkan para politisi, termasuk mereka yang digadang-gadang menjadi bakal kandidat kuat di Pilpres 2024.

Tidak terlihat ide dan gagasan serta pemikiran yang ditawarkan oleh para politikus dan parpol.

Baca Juga: Nggak Hati-Hati Pegang Baby Igun, Ivan Gunawan Ancam Boy William: Gue Tonjok Lu Ya!

“Political gimmick ini demikian mendominasi dan merefleksikan bahwa para politisi dan partai politik memang miskin visi-misi, tak memiliki konsep yang jelas dan solid tentang  mau dibawa ke mana Indonesia," kata Yhodhisman Soratha dalam keterangan yang diterima Jurnal Medan, Jumat, 31 Desember 2021.

Diantara gimmick yang muncul misalnya marah-marah saat melihat ketidakbecusan anak buah. Kemudian mengunjungi salah seorang warga yang tertimpa musibah dan sedang disorot media.

Ada juga makan mie ayam gerobak pinggir jalan, menanam padi di tengah guyuran hujan, atau menangis ketika terbongkar skandal asusila seolah-olah bahwa kejadian tersebut merupakan kekhilafan sesaat.

"Kalau hanya itu, siapa pun bisa. Seorang pejabat publik seharusnya menyajikan solusi yang bersifat sistemik dan komprehensif," ujarnya.

Baca Juga: Hebat! Jagdish Pilih Harga Diri Daripada Dicap Pecundang, Lansingh Beri Dukungan: Sinopsis Balika Vadhu ANTV

Odis, sapaan akrab Yhodhisman Sorata, mengatakan kondisi Indonesia sekarang masih jauh dari ideal sebagai sebuah negara-bangsa. Masih banyak upaya yang harus dikerjakan.

"Di sisi lain, para aktor politik tak kunjung memperlihatkan kecakapan teknokratis dalam menjawab persoalan rakyat, terutama ketika pandemi Covid-19 belum juga menunjukkan bakal segera berakhir," lanjut Odis.  

Pada 2022 sampai Pileg dan Pilpres 2024, menurut Odis, seharusnya ruang publik dibanjiri dengan ide atau gagasan para politisi.

"Indonesia terlalu berharga jika hanya diisi gimmick- gimmick tak berkesudahan. Hal ini juga yang membuat banyak kalangan jenuh, bahkan muak, dengan politik. Para politisi bisa mengembalikan kepercayaan publik  jika mulai bicara substansi," jelasnya. 

Baca Juga: Link Nonton Bad and Crazy Episode 5, Preview: Lee Dong Wook Terlibat Pengusutan Jaringan Narkoba

Odis menegaskan, politik semestinya menjadi arena untuk memajukan kehidupan bangsa, kekuasaan bukan tujuan utama melainkan hanya sarana. Untuk itu, gagasan mutlak diperlukan.

"Siapapun tokoh yang akan berlaga dalam kontestasi kepemimpinan nasional ke depan, seharusnya sejak saat ini sudah memperlihatkan secara nyata investasi sosial kepada masyarakat melalui ide-ide dan kontribusi yang konkret dalam penyelesaian permasalahan-permasalahan publik yang kian kompleks," tutup Odis. ***

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler