Apakah Hari Kartini Tanggal Merah dan Libur Nasional? Ini Sejarah Singkat R.A Kartini yang Wajib Diketahui

21 April 2022, 04:33 WIB
Berikut Ini Penjelasan Sejarah Hari Kartini yang Wajib Diketahui /twibbonize.com

JURNAL MEDAN - Banyak masyarakat saat ini mempertanyakan, apakah Hari Kartini yang jatuh pada hari Kamis, 21 April 2022 masuk ke dalam libur nasional atau tanggal merah?

Di dalam artikel ini, kami juga akan memberikan sejarah singkat tentang perjuangan Raden Ajeng Kartini (R.A Kartini), yang dikenal sebagai Pahlawan Nasional dari kalangan perempuan.

Tiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia akan memperingati dan mengenang jasa Pahlawan Nasional yakni R.A Kartini.

Baca Juga: Tanggal 21 April 2022 Hari Apa? Ini 16 Link Twibbon Hari Kartini yang Cocok Digunakan di Bulan Suci Ramadhan

Di Hari Kartini, biasanya tiap sekolah khususnya Sekolah Dasar (SD) akan memperingatinya dengan mengadakan kegiatan aktif seperi lomba menulis atau menggambar.

Lantas, apakah Hari Kartini yang jatuh pada hari Kamis, 21 April 2022, termasuk libur nasional?

Jika melihat dari Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga Menteri No. 963 Tahun 2021, No. 3 Tahun 2021, No. 4 Tahun 2021 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2022, Hari Kartini 21 April 2022 bukanlah hari libur nasional.

Pada bulan April 2022 ini, hanya ada satu hari libur nasional pada 15 April 2022, yakni memperingati wafat Isa Almasih.

Baca Juga: 10 Ucapan Hari Kartini Kekinian, Kalimat Singkat Namun Penuh Makna dan Inspirasi

Sejarah Singkat R.A Kartini

Berdasarkan buku sejarah, Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi atau emansipasi wanita.

Atas jasa besarnya untuk perempuan, R.A Kartini diabadikan sebagai seorang tokoh asal Jawa serta dijadikan Pahlawan Nasional Indonesia.

Diketahui, Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara, yang saat itu wilayah tersebut masih bernamakan Hindia Belanda.

Baca Juga: 30 Link Twibbon Hari Kartini 2022. Pilihan Desain Bingkai dan Font Kekinian. Habis Gelap Terbitlah Terang

Kartini merupakan putri dari pasangan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang patih yang diangkat menjadi bupati Jepara.

Dan, sang ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara.

Kartini adalah anak perempuan pertama, sekaligus anak ke-5 dari 11 bersaudara.

Selama zaman kolonial Belanda, budaya patriarki masih kental di Jawa sehingga membuat kaum perempuan tidak mendapatkan pendidikan yang layak.

Baca Juga: Jadwal Acara Indosiar Hari Ini Kamis 21 April 2022: Saksikan Festival Ramadhan 2022 dan Asmara 2 Dunia

Karena hal itu, diusia 12 tahun, Kartini harus berhenti bersekolah karena tradisi yang mengharuskannya dipingit.

Berbekal mampu berbahasa Belanda, Kartini kemudian mulai belajar dunia pendidika secara mandiri.

Kemudian, Kartini menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya.

Kartini diketaui, sangat gemar membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo Hari Ini Kamis 21 April 2022: Dirimu Banyak Masalah, Tenangkan Dengan Cara Ini

Tak hanya itu, Kartini juga selalu menerima paket majalah langganan, di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie.

Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa.

Keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi saat itu pun timbul. Kartini kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie.

Dalam tulisannya, Kartini banyak menyoroti soal perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Taurus Hari Ini Kamis 21 April 2022: Kamu Butuh Ruang Untuk Menenangkan Diri

Selanjutnya, Kartini di jodohkan dengan Bupati Rembang K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, dan menikah pada tanggal 12 November 1903.

Untuk meneruskan perjuangannya, Kartini mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.

RA Kartini meninggal pada 17 September 1904 di usia 25 tahun, setelah melahirkan anak satu-satunya, Soesalit Djojoadhiningrat pada 13 September 1904.

Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

Baca Juga: Jadwal Acara GTV Hari Ini Kamis 21 April 2022: Ada Anak Jalanan A New Beginning, IPA VS IPS dan Syair Ramadhan

Berkat kegigihannya, didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya.

Pada 2 Mei 1964, Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

Selain itu, Soekarno juga menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.***

Editor: Ahmad Fiqi Purba

Tags

Terkini

Terpopuler