JURNAL MEDAN - Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 di Indonesia ternyata masih dianggap masyarakat sebagai konspirasi dan rekayasa.
Hal ini terungkap dalam hasil survei yang dilakukan oleh Parameter Politik. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno dalam keterangannya di Jakarta, Senin 22 Februari 2021 mengatakan sebanyak 20,3 persen responden menganggap bahwa Covid-19 adalah konspirasi dan 28,7 persen menyebut sebagai hasil rekayasa.
"Setelah hampir satu tahun COVID-19 masuk Indonesia, ternyata masih cukup banyak orang yang menganggap COVID-19 adalah konspirasi (20,3 persen) dan merupakan hasil rekayasa manusia (28,7 persen)," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno seperti dikutip dari ANTARA.
Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT
Baca Juga: Video Detik-detik Tim SAR Evakuasi Korban Banjir Sungai Citarum
Adi mengatakan dari saat responden ditanyakan terkait apakan Covid-19 terbentuk secara alami atau reyakasa buatan manusia, mayoritas menjawab terbentuk secara alami.
"Sebanyak 48,9 persen responden menilai COVID-19 terbentuk secara alami, 28,7 persen buatan manusia, dan tidak menjawab sebesar 22,4 persen," ujarnya.
Masih banyaknya masyarakat yang percaya bahwa Covid-19 sebagai konspirasi dan rekayasa pemerintah, membuat pemerintah harus lebih mengintensifkan edukasi ke masyarakat.