JURNAL MEDAN - Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin merasa bingung terhadap kabar yang menyebutkan Universitas Pertahanan Republik Indonesia (UNHAN RI) akan memberikan gelar 'Guru Besar' tidak tetap kepada Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Ujang Komarudin mengatakan, untuk bisa mendapatkan gelar tersebut sangat tidak mudah. Bahkan yang mengejutkan, ungkap Pria 39 tahun ini, dalam tes dan syarat mendapatkan gelar 'Guru Besar' biasanya justru dipersulit.
Oleh sebab itu, ia mengaku bingung seorang Megawati Soekarnoputri mampu dengan mudah mendapatkan gelar yang hingga kini dikejar oleh para akademisi.
"Syarat untuk jadi GB (Guru Besar) untuk seorang dosen yang berpengalaman saja, itu lumayan rumit. Dan bahkan cenderung dipersulit. Bagaimana tidak, karena harus melalui jenjang jabatan akademik 4 kali. (1) Asisten Ahli (2) Lektor (3) Lektor Kepala dan (4) Guru Besar (GB). Dan mesti memenuhi atau mencapai 850 KUM (angka kredit dosen)," ujar Ujang saat berbincang dengan Jurnal Medan, Sabtu 8 Mei 2021.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Kang Ujang itu menuturkan, seorang dosen yang sudah menempuh dunia akademisi selama 10 tahun belum tentu berhasil mendapatkan gelar tersebut.
"Minimal (syaratnya) itu sejak dianggat menjadi dosen tetap. Belum lagi ada syarat-syarat lain yang njelimet dan ruwet," kata Ujang.
Oleh sebab itu, Ujang menyayangkan gelar Guru Besar justru dijadikan ajang untuk kepentingam politik.
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 8 Mei 2021: Kehamilan Andin dan Niat Jahat Elsa yang Ingin Mencelakai Aldebaran