Perspektif Lain Tentang Dokter Lois dari Dahlan Iskan

- 13 Juli 2021, 09:18 WIB
Perspektif Lain Tentang Dokter Lois dari Dahlan Iskan
Perspektif Lain Tentang Dokter Lois dari Dahlan Iskan /Dok. Humas Polri/

JURNAL MEDAN - Nama dokter Lois Owien kini jadi perbincangan publik. Lois Owien diperbincangkan karena memberikan pernyataan kontroversial tentang Covid-19 atau virus Corona. Kini, dokter Lois Owien telah diringkus oleh pihak kepolisian karena dianggap menyebarkan berita bohong di media sosial.

Berikut ini, artikel tentang perspektif lain tentang dokter Lois dari Dahlan Iskan.

Penangkapan dan proses pemeriksan dokter Lois Owien tersebut lantas ditanggapi oleh Dahlan Iskan, mantan Menteri BUMN RI.

Dahlan Iskan membayangkan, bagaimana jalannya pemeriksaan polisi atas dokter Lois Owien tersebut. Pasti penuh dengan istilah kedokteran, obat, virus, jenis penyakit, dan seterusnya.

Hal ini, membuat berkas pemeriksaannya juga lama, yakni harus menyebut nama-nama obat yang ejaannya harus benar. Juga mengenai kegunaan obat-obat tersebut. Lalu kombinasinya.

Baca Juga: Terungkap, dokter Louis Owien Diduga Kelainan Jiwa dan Tak Terdaftar di IDI

“Belum lagi polisi, yang memeriksa itu, menganggap dr Lois sebagai orang apa: sebagai orang yang menderita gangguan jiwa atau sebagai ilmuwan waras,” kata Dahlan Iskan.

Menurut Dahlan Iskan, dokter Lois adalah orang pintar. Dokter Louis juga terlihat sebagai orang yang haus belajar. Hal ini terlihat dari podcast terbarunya, dia terkesan mengikuti banyak jurnal kedokteran internasional.

Namun, kata Dahlan Iskan, dokter Lois juga terlihat merasa sering diremehkan, hal itu mungkin ikut mengganggu kejiwaannyi. Misalnya karena dokter Louis belum punya keahlian sebagai dokter spesialis.

“Dia (Lois) memang memilih mendalami spesialisasi yang dianggap bukan bagian dari ilmu kedokteran: masalah hormon anti penuaan,” kata Dahlan.

Lebih lanjut, Dahlan menuturkan, dari podcast terbarunya, dengan Prassalli, menunjukkan tidak ada sisa-sisa sebagai penderita kejiwaan, penjelasannya yang runtut dan juga sikapnya yang terkendali.

Dahlan mengatakan, podcast dengan Prassalli itu kelihatannya dilakukan setelah podcast dengan Babeh Aldo, yang dibredel oleh YouTube itu. Podcastnya dengan Prassalli aman-aman saja. Mungkin karena judulnya tidak provokatif. Isinya juga lebih dingin. Tapi Lois tetap menyebutkan pandemi ini sebagai plandemi yang direncanakan.

Prassalli singkatan dari nama aslinya, Prassetya Alliyus. Dulu penyiar radio Mustang. Alumni fakultas teknik arsitektur Universitas Bung Hatta Padang. Ia dapat nomor telepon dr Lois dari temannya. Ketika di-WA langsung membalas. Sabtu rekaman. Minggu diunggah ke YouTube. Berarti sehari setelah podcast dengan Babeh Aldo.

Dahlan Iskan mengatakan, dokter Lois terlihat sangat ''sadar cantik''. Wajahnya terlihat sangat dirawat. Rambutnya tertata cantik sesuai dengan umurnya.

Dahlan mengatakn, sejak masih praktik sebagai dokter umum di Tarakan dokter Louis memang sudah tertarik pada soal kecantikan.

“Saya pun minta tolong wartawan Radar Tarakan Yedidah Nakondo, untuk mencari ibunda Lois. Yang masih tinggal di Tarakan. Yedidah hanya menemukan rumah yang dalam keadaan tertutup di Kampung Bugis. Rumah itu cukup bagus dibanding rumah-rumah sekitarnya. letaknya di sebuah jalan masuk dari sebuah jalan utama di Tarakan.

Di depan rumah itu masih ada papan nama dokter Lois. Dari papan nama itu jelas namanya Lois. Bukan Louis. Dokter umum. Praktik tiap hari, pukul 17.00 sampai 20.00,"ujar Dahlan.

Papan nama itu, kata Dahlan, sudah kusam,menandakan sudah lama ditinggalkan. Hurufnya masih bisa dibaca tapi ada yang sudah mulai kabur. Dulu, di sebelah tempat praktiknya itu dibuka klinik kecantikan. Namanya d'Lois. Klinik itu juga pernah ada di jalan utama di kota itu.

Dokter Lois tamatan SMA Katolik Don Bosco Tarakan. Lalu kuliah di fakultas kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta. Angkatan lulus tahun 2009.

Tugas pertamanya sebagai dokter PTT: di pulau Sebatik, kecamatan paling utara di Kalimantan Utara. Pulau itu separonya wilayah Indonesia, separonya lagi Sabah, Malaysia Timur. Tiga tahun dokter Lois di situ. Lalu pindah ke kota Tarakan, kota terbesar di Kaltara.

Ayah dokter Lois sudah meninggal. Sang ayah adalah orang terkenal di kampungnya: Krayan. Itu sebuah kecamatan paling terpencil di provinsi Kalimantan Utara. Letaknya di perbatasan dengan Malaysia Timur. Tidak ada jalan darat menuju ke Krayan. Yang ada justru jalan darat dari Krayan ke Serawak. Separo wilayah Krayan memang berbatasan dengan Serawak. Separonya  lagi berbatasan dengan Sabah.

Ayah dokter Lois seorang mantri kesehatan di Krayan. Lalu dipindah ke dinas kesehatan di Tarakan. “Sejak saya masih di Kaltim dulu Krayan terkenal dengan produk berasnya –karena enaknya. Harus naik pesawat kecil untuk ke sana,” kata Dahlan.

Berarti, lanjutnya, dokter Lois termasuk warga suku Dayak Lundayeh. Yang umumnya memang hidup di Krayan dan sekitarnya. Termasuk banyak tinggal di pedalaman Serawak dan Sabah. Pun suku Dayak Lundayah ini sampai ada di Brunai.

Ia menjelaskan, sebenarnya dokter Lois tidak pernah dipecat dari IDI setempat. Dokter Lois hanya pergi dari Tarakan tanpa mengurus kepindahan keanggotaannya. Dia juga tidak memperpanjang lagi izin praktik dokternya. Dia lebih tepat disebut dicoret dari daftar karena tidak mengurus administrasinya.

“Saya kembali membayangkan sikap apa yang diambil oleh dr Lois di depan polisi. Sebagai penderita gangguan jiwa –dan karena itu tidak bisa dihukum? Atau sebagai ilmuwan sehat dengan segala risikonya?” ujar Dahlan.

"Rasanya beliau bahagia di sana," ujar Babeh Aldo yang ditanya Dahlan kemarin petang. “Memang itulah rasanya yang beliau cari. Agar bisa mengungkapkan kebenaran yang beliau yakini," katanya.

Aldo, nama aslinya Mohamad Ali Ridlo, kata Dahlan ingin sekali bisa ikut membela dokter Lois. "Guru-guru saya mengajarkan berteman itu harus jangan hanya di kala senang," katanya.

Dahan menambhakan, fenomena seperti dokter Lois tidak hanya di Indonesia. Di Amerika pun biasa saja. Bahkan, dua hari lalu, Gubernur Negara Bagian South Dakota Kristi Noem, jadi bintang di pertemuan besar pendukung Partai Republik.

Dokter Lois juga sangat pede dengan pendiriannya. Dia tidak takut siapa-siapa. Hanya takut pada Tuhan.

“Maka saya ingin sekali melihat kelanjutan bagaimana polisi menangani dokter yang satu ini,” tutup Dahlan Iskan.***

Editor: Marzuki Manurung


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x