Duh, 90 Persen Keuntungan Nikel Indonesia Diambil Cina, Penjelasan Faisal Basri Jadi Bukti

- 28 Juli 2021, 14:04 WIB
Pakar ekonomi Faisal Basri
Pakar ekonomi Faisal Basri /YouTube/Refly Harun

JURNAL MEDAN - Pakar ekonomi Faisal Basri mengatakan 90 persen keuntungan nikel Indonesia telah diambil oleh Cina. Sementera Indonesia sendiri hanya mendapat bagian sebesar 10 persen.

Hal tersebut diungkapkan oleh Faisal Basri dalam kanal YouTube Refly Harun yang juga merupakan seorang Pakar Hukum dan Tata Negara (PHTN).

Dalam konten DiCeCaR (Dialog Cerdas Cara Refly) itu, Faisal Basri mengatakan, kalkulasi perhitungan keuntungan untuk Indonesia dari hasil tambang Nikel hanya 10 persen.

Baca Juga: Jatim Memanas! Bentrok Tak Terhindarkan Saat Massa Ambil Paksa Jenazah Covid-19, Ini Faktanya

"Ini ada (kalkulasinya), tapi saya nggak inget kalau berupa angka. Tapi kira-kira dari seluruh nilai yang diciptakan dari biji (Nikel) sampai produk smelter maksimal yang tinggal (keuntungan) di Indonesia 10 persen. Dan 90 persen (untuk Cina)," kata Faisal dalam kanal YouTube Refly Harun dikutip Jurnal Medan, Rabu, 28 Juli 2021.

"Jadi Indonesia dijadikan ekstensi dari Cina untuk mendukung industrialiasi di Cina," sambungnya.

Faisal Basri mengungkapkan, Cina di Indonesia bisa mendapatkan Nikel dengan harga miring atau jatuh.

"Dan yang mereka (Cina) lakukan adalah mengolah biji timah menjadi sebagian besar NPI (Nikel Piq Iron) yang sudah diolah 20-25 persen. Nah itu Nikel Pig Iron di ekspor sebagian besar ke Cina untuk diolah lebih lanjut di Cina," ujar Faisal Basri.

Baca Juga: Heboh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Resmikan Agama Baru, Begini Fakta Sebenarnya!

Halaman:

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah