Alasan dirinya melakukan aksi tersebut dikarenakan banyak orang Indonesia yang menghubunginya tentang permasalahan dan situasi yang sedang terjadi di kehidupan mereka di Indonesia.
Data-data yang berhasil didapatkan Si Bocah meliputi informasi pribadi kredensial pegawai Polri dan orang-orang yang terlibat didalamnya seperti nama, tempat tanggal lahir, satuan kerja, pangkat, status nikah, jabatan, alamat, email, dan nomor handphone.
Pakar keamanan siber Pratama Persadha melihat kasus peretasan lembaga negara di Indonesia sebagai persoalan fundamental keamanan dan kedaulatan siber RI.
Ia menegaskan bahwa anggaran dan tata manajemen yang mengelola sistem informasi tidak mendapatkan perhatian besar di berbagai lembaga pemerintah. Belum lagi soal ekosistem yang salah satunya soal regulasi.
"[...] upaya peningkatan SDM, infrastruktur dan tata kelola manajemen sistem informasi lebih baik lagi, sehingga bisa mengurangi kebocoran data," ujar Pratama Persadha dalam keterangannya, Kamis 18 November 2021. ***