Network
JURNAL MEDAN - Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen atau yang lebih dikenal Gus Nadir ikut komentari aksi Mensos Tri Rismaharini memaksa tunarungu bicara.
Melalui akun Twitter pribadinya, Gus Nadir mengungkapkan kekecewaanya terhadap Mensos Tri Rismaharini.
Gus Nadir mengaku dirinya heran dengan tindakan Risma yang memaksa pria tunarungu supaya bisa mengeluarkan suranya.
"Ibu itu menteri, bukan terapis bicara yangg melatih orang kesulitan bicara di publik," kata Gus Nadir dikutip jurnalmedan dari akun Twitter pribadinya @na_dirs, Sabtu 4 Desember 2021.
Gus Nadir meminta Risma lebih bijak lagi di depan publik dengan menyuarakan kebutuhan mereka dibandingkan memaksa di luar batas kemampuannya.
"Ibu itu menteri, bukan memaksa orang di luar batas kemampuan yg Allah beri," katanya.
Baca Juga: Biodata Terbaru Reza Rahardian, Pemain Series Layangan Putus yang Sukses Curi Perhatian
Warganet juga menyayangkan seorang menteri sosial memperlakukan disabilitas seperti itu,seperti yang diunggah oleh akun Youtube 'Nareswari Learning network' memberikan komentar
"Bu Risma, saya sedih dan kecewa sekali karena statement ibu, sebagai Menteri Sosial seperti ibu harus belajar banyak tentang budaya tulis dan sekaligus belajar bahasa isyarat Indonesia lebih dulu," komentarnya.
Warganet juga banyak yang menyayangkan apa yang dilakukan oleh Risma tidak etis.
Baca Juga: Mantan Pebulutangkis Denmark Kritik BWF Terkait Atlet Walk Over dari Ajang BWF World Final 2021
"Bu jangan menganggap orang yang meyandang cerebral palsy hanya tiduran saja. Banyak Disabilitas yang mampu membuat kerajinan tangan," ujar akun Nery L.ksi Menteri Sosial Tri Rismaharini memaksa disabilitas tuna rungu berbicara di depan publik menuai sorotan.
Video saat Risma berusaha keras untuk menyuruh seorang penyandang disabilitas untuk bicara pun viral di media sosial.
Di hari disabilitas 2021, seorang pemuda disabilitas rungu wicara dan autisme bernama Anfield Wibowo naik ke atas panggung memberikan hadiah lukisan untuk Risma.
Anfield tampak memegang kertas dan mencoba berbicara. Seorang juru bicara bahasa isyarat membantu memperjelas hal yang ingin dikatakan Anfield.
"Selamat siang, Ibu dan Bapak, hadirin sekalian di sini. Semoga Ibu Menteri suka dengan lukisan Anfield. Terima kasih," kata Anfield melalui juru bicara bahasa isyarat di Kemensos.
Kemudian Risma mengajak seorang penyandang disabilitas tunarungu wicara lain bernama Aldi ke atas panggung.
Baca Juga: Tak Perlu Daftar Gelombang 23, Ini 7 Kriteria yang Dapat KUR Kartu Prakerja Rp10 Juta
"Aldi, ini Ibu. Kamu sekarang harus bicara, kamu bisa bicara. Ibu paksa kamu untuk bicara. Ibu nanam... eh melukis, tadi melukis pohon, ini pohon kehidupan. Aldi ini pohon kehidupan. Ibu lukis hanya sedikit tadi dilanjutkan oleh temanmu, Anfield. Nah, Aldi, yang Ibu ingin sampaikan, kamu punya di dalam, apa namanya, pikiranmu, kamu harus sampaikan ke Ibu, apa pikiranmu," ucap Risma.***
